DUA-BYAKTA FAMILY

Sambil nunggu cerita ini direvisi, jika berkenan, yuk baca cerita baru aku. Judulnya Loading.

Dua

"Ini huruf a, jadi bacanya apa?"

Ochi mengerucutkan bibirnya karena kesal, dia tidak tau, tetapi Ojwala terus memaksanya untuk belajar membaca. Ochi sudah lelah dan ingin menangis karena kakaknya itu terus memaksa.

"Yamuk!" jawab Ochi kesal.

"Kok yamuk? Ini ada huruf n di depan. Bacanya apa?"

"N Yamuk!"

"Ochi," kesal Ojwala.

Dia jadi kesal sendiri karena mengajarkan adiknya itu membaca, seharusnya bacaannya itu nyamuk, kenapa jadi N Yamuk!

Ogya yang sedang menyusun puzzle-nya ngakak sendiri melihat interaksi abang dan kembarannya itu, ada-ada saja ulah mereka.

"Ini nyamuk," celutuk Ogya yang kini sudah berpindah tempat ke samping kembarannya lalu merangkul Ochi.

"Nah, bener, Ogya udah jago bacanya," puji Ojwala pada adik laki-lakinya itu.

Ogya menggeleng karena tidak setuju dengan ucapan Ojwala. "Ini di sebelahnya ada gambar nyamuk," ucap Ogya sambil menunjuk gambar nyamuk di sebelah tulisan itu.

Wajah Ojwala langsung masam mendengar ucapan Ogya, ternyata mereka berdua sama saja. Sama-sama malas membaca.

"Abang kenapa marah?" tanya Meesam yang baru datang ke tempat anak-anaknya berada.

"Ogya sama Ochi belum bisa baca," jawab Ojwala dengan kesal.

Ochi manyun mendengar ucapan abangnya lalu melepas rangkulan Ogya dan naik ke pangkuan Meesam, mencoba mencari perlindungan di sana.

"Sabar, sayang, pelan-pelan ngajarinnya."

Bukan tanpa alasan Ojwala mau mengajar adik-adiknya membaca, Meesam pernah bilang kalau adik-adiknya lancar membaca karena belajar darinya, maka Meesam akan memberikan hadiah untuknya, Ojwala yang memang menyukai hadiah langsung menerima tawaran papinya tanpa pikir panjang. Ternyata hal itu malah membuatnya pusing karena adik-adiknya tidak ada yang serius belajar.

"Nggak ada yang serius belajar, Pi. Mereka main-main terus," adu Ojwala, dia ingin meminta bantuan agar adik-adiknya itu ditegur dan menjadi lebih rajin lagi.

"Kalian jangan gitu, kasian abang."

Sebenarnya anak kembarnya itu sudah bisa membaca walaupun masih belum terlalu lancar dan terkadang mengalami kendala dengan huruf konsonan yang double.

"Ochi belajar di sekolah, masa belajar di rumah juga. Capek."

"Iya, di rumah itu main, belajarnya di sekolah aja." Ogya mendukung ucapan adiknya, dia juga tidak setuju di rumah dan sekolah belajar terus.

"Kalau mau cepat pintar, belajar di rumah sama di sekolah, kalau mau lambat pintar, yaudah belajar sekali aja," celutuk Laqueta yang baru datang diikuti seorang pembantu yang membawa nampan berisi minuman.

"Tapi capek, Mi," keluh Ochi.

"Harus ada perjuangan," sahut Ojwala.

Memang di rumah ini seperti ada dua kubu, satu Laqueta dan Ojwala, dan yang satunya lagi adalah Meesam beserta anak-anak kembarnya.

"Udah-udah, kalian minum dulu susunya," lerai Meesam, karena jika diperpanjang lagi maka masalahnya tidak akan selesai.

Meesam mengambil segelas susu lalu memberikannya kepada Ochi, sedangkan Ogya dan Ojwala mengambil sendiri bagiannya.

"Ochi, sini Mami ajarin baca," ucap Laqueta berbaik hati, terkadang Laqueta juga sedikit kesal karena mereka susah belajar.

"Nggak mau," tolak Ochi, karena dia tau kalau Laqueta yang mengajar, maka sesi belajarnya tidak akan cepat selesai, mamanya itu tidak akan puas jika mereka belum ahli.

"Ogya, sini." Kini Laqueta beralih kepada anak keduanya.

"Nggak mau, Ma." Nah, Ogya juga ikut-ikutan nggak mau, memang kalau belajar itu enaknya sama Ojwala, kalau Meesam juga tidak sebaik kakaknya itu.

"Kalian ini," gerutu Laqueta, padahal dia hanya ingin anak-anaknya itu bisa lancar membaca, malah tidak mau belajar.

Ochi semakin mendekatkan dirinya kepada Meesam untuk jaga-jaga, kalau Laqueta tiba-tiba menghampiri lalu menarik tangannya, Ochi tidak bisa menghindar lagi.

"Dengerin yang dibilang Mami," ucap Meesam membela istrinya.

Ochi dan Ogya tidak menjawab dan meminum susunya, sedangkan Ojwala mengambil beberapa buku yang terletak di atas meja lalu mendekat pada Laqueta. Jika Ochi dan Ogya tidak mau belajar bersama Laqueta, maka lain halnya dengan Ojwala, baginya Laqueta adalah guru terbaiknya. Laqueta selalu mengajarkannya materi yang mudah ataupun sulit, makanya di sekolah Ojwala jarang mengalami kesulitan dalam memahami materi ataupun menjawab soal-soal. Toh Laqueta sudah mengajarkannya terlebih dahulu sebelum gurunya.

"Mami, ajarin yang ini," pinta Meesam seraya menunjuk bab baru dalam bukunya.

"Sini."

Maka mulailah Laqueta mengajarkan Ojwala, keduanya larut dalam materi tersebut, tidak hanya menjelaskan materi, Laqueta juga meminta Ojwala untuk mengerjakan soal-soal yang ada di buku itu untuk menguji pemahamannya.

"Abang belajar terus," celutuk Ogya yang daritadi memperhatikan abang beserta maminya itu.

"Ini seru tau," balas Ojwala.

Tidak hanya satu kubu dengan Laqueta, Ojwala juga memiliki sifat yang sama dengan sang ibu, hobinya belajar dan kurang menyukai suasana yang berisik. Tetapi karena memiliki adik kembar seperti Ochi dan Ogya, Ojwala jadi pasrah karena sudah pasti tidak akan ada suasana yang tenang.

Meesam tertawa pelan mendengar jawaban dari putra sulungnya itu, Ojwala memang sangat menyukai pelajaran.

"Lebih seru main, tau," celutuk Ochi yang tidak sependapat dengan Ojwala.

"Iya, lebih seru main."

Dua lawan satu, sudah jelas Ojwala yang akan kalah, lebih baik diamkan saja kedua adiknya itu, biarkan mereka tetap memiliki pemikiran seperti itu.

"Yang ini kurang tepat, seharusnya kamu balikkan dulu angkanya, baru dikali," ucap Laqueta setelah selesai mengoreksi jawaban Ojwala.

"Oh, iya, lupa, Mi."

"Perbaiki, dulu."

Ojwala kembali sibuk dengan jawabannya yang salah tadi dan Laqueta menatap Ochi yang bermain di lantai.

"Ochi, sini," titah Laqueta.

Ochi merengut mendengar perintah sang ibu, sudah pasti Laqueta akan mengajarnya membaca, Ochi tidak mau belajar, dia pusing jika melihat buku.

"Nggak mau," tolak Ochi lalu mencari perlindungan di pelukan Meesam.

Tetapi Laqueta tidak tinggal diam, dia beranjak dari tempat duduknya lalu duduk di sebelah Meesam yang sedang memangku Ochi, anak kecil itu tidak melihat karena dia menghadap dada Meesam.

Laqueta menjauhkan tangan Meesam yang memeluk Ochi lalu mengambil alih anaknya itu, sontak Ochi memberontak karena tidak mau berpindah tempat. Meesam sih diam saja, lagipula yang dilakukan Laqueta itu tidak salah.

"Hust, Mami cuma mau peluk," ucap Laqueta agar Ochi berhenti memberontak, dan benar saja, Ochi langsung diam dan memeluk tubuh Laqueta.

Laqueta tau bahwa dia tidak boleh memaksa anak-anaknya karena mereka akan memberontak untuk menunjukkan ketidaksetujuannya, dan Laqueta juga tidak mau jika anaknya itu membenci dirinya karena terlalu memaksa.

Ogya yang merasa iri langsung mendekati Laqueta dan memeluk wanita itu dari samping, meskipun tangannya terhimpit oleh Ogya, Ochi tetap tidak protes. Biarkan saja.

Laqueta tersenyum tipis, ketika akan diajarkan mereka kabur, tetapi jika untuk dimanja maka mereka akan mendekat, anak-anaknya lucu sekali.

Laqueta beruntung memiliki mereka.

"Mami, udah selesai."

Laqueta mengulurkan tangan kanannya untuk mengambil buku Ojwala dan kembali memeriksa.

"Udah benar semua, kamu pintar."

Ojwala tersenyum manis mendengar pujian dari Laqueta, walaupun sering dipuji, Ojwala tetap senang ketika mendapatkan hal itu.

Laqueta menggambar sebuah bintang kecil di sudut bawah buku tulis Ojwala, bintang itu akan diberikannya jika Ojwala sudah benar-benar memahami materi tersebut, terkadang untuk materi yang lumayan ribet, Laqueta baru memberikan bintang setelah berhari-hari, tetapi karena materi yang tadi cukup mudah dan Ojwala bisa memahaminya dengan mudah, Laqueta langsung memberikan bintang. Jika sudah mencapai lima bintang, maka Laqueta akan memberikannya hadiah.

Bukan bermaksud untuk terlalu memanjakan Ojwala, Laqueta hanya ingin membuat Ojwala menjadi lebih semangat dalam belajar, lagipula hadiah yang diberikannya tidak selalu mainan.

"Ochi, Ogya, udah, Mami udah gerah."

Laqueta jujur, dia memang sudah merasa gerah dan sedikit sesak karena pelukan keduanya sangat erat. Untung keduanya menurut dan melepaskan pelukannya, kini mereka lanjut bermain dengan Ojwala yang ikut bergabung.

Meesam langsung merangkul Laqueta dan mengecup puncak kepala istrinya itu dengan sayang.

"Makasih, Ta."

🌸🌸🌸

Gimana? Gimana part ini?

Minggu, 8 Agustus 2021
Revisi: Jum'at, 13 Desember 2024

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top