8
"Kamu jangan ngajari Inayah yang nggak-nggak, Ndra, dia gadis suci, jika saat ini kau berpengalaman dalam hal yang satu itu jangan tukarkan pengalaman mengerikanmu pada Inayah, ngerti!" Helena melanjutkan pertanyaannya di kamar Andra. Andra menatap mamanya yang masih terlihat marah.
"Aneh-aneh aja, pake ngomongin celana dalam lagi, ayo jawab celana dalam siapa?"
Andra menghela napas, lalu dengan wajah memelas menatap wajah Helena.
"Nggak usah dibahas lah Ma, itu cuman gurauan, aku juga nggak tau bagaimana awal celana dalam itu kok tiba-tiba saja kami tertawa ngomongin itu."
"Mama sedih bener kamu jadi kayak gini Ndra, hentikan kebiasaanmu dengan wanita-wanita nggak jelas itu, ayolah sekali ini saja kamu patuh sama mama, lebih dekatlah sama Eriska, siapa tahu dia beneran jodoh kamu, sejak dulu mama lihat dari tatapan matanya dia suka sama kamu."
Andra menggeleng dengan keras.
"Nggak Ma, pokoknya nggaaak, mending aku nikahin Inayah dari pada suru nikah sama Medusa kayak dia."
"Kamu ini ya kalo ngomong sembarangan, anak baik-baik disamakan Medusa, masa Eriska kayak gitu? Trus mau nnikah sama Inayah? Haduuuh nggak lah Ndraaa anak baik-baik kayak gitu carinya pasti juga yang baik-baik bukan modelan kamu yang kayak gini ini."
Andra tertawa lalu menghentikan tawanya dan menghela napas lagi.
"Aku masih terus menyelidiki kematian Luna, Ma, nggak mungkin dia tiba-tiba punya keinginan bunuh diri kalo nggak karena depresi, hidup dia penuh kebahagiaan sampai akhir-akhir menjelang hari naas itu aku ketemu dia seperti orang resah dan tersiksa, aku merasa berdosa karena tak tanggap dan nggak peka, kan yang bikin aneh bagaimana mungkin dia tenggelam di kolam renang sementara dia jago renangnya, banyak kejadian aneh yang setelah aku ingat-ingat lagi memang janggal, jika kematian Luna dibuka lagi dan akan diselidiki secara terbuka aku kasihan sama papa dan mamanya yang saat ini memilih tinggal di Melbourne, jadi aku akan menyelidiki sendiri dengan orang yang aku percaya."
Helena duduk di samping Andra, menatap penuh selidik pada Andra.
"Mama nggak tahu harus ngomong apa Ndra, tapi menuduh Eriska juga tidak benar, kamu tidak punya bukti dan dasar yang kuat."
"Iya Ma aku tahu, hanya maksudku selama ini Eriska dan aku yang paling sering berada di dekat Luna, paling sering ke mana-mana, nggak pernah Luna keluar rumah selain dengan orang yang itu-itu saja, Luna terbiasa menginap di rumah Eriska, bisa kan saat seperti itu ia dijebak atau bagaimana."
"Kamu kok nuduhnya Eriska terus sih? Apa dasar kamu Ndra?"
"Terakhir yang kapan hari dia ke kantor ada kalimat yang bikin aku mikir terus Ma, dia bilang Luna ngerebut aku dari dia, kan memang sejak kecil aku sering dijodoh-jodohin sama Eriska kan Ma, sama mama ya sama mama Dini kan sering guyonnya gitu, sampai mama benar-benar berniat menjodohkan kami setelah kami benar-benar siap, tapi ternyata aku jatuh cinta sama Luna sejak awal Eriska bawa Luna ke rumah, Luna kan nggak tahu kalo kami dijodohkan, dan saat dia tahu dari Eriska sempat merasa bersalah tapi aku berhasil meyakinkan dia jika kami tidak benar-benar dijodohkan hanya gu-rau-an sa-jaaaa, iya kan Ma?"
Helena mengangguk.
"Nah di kantorku itu kelihatan banget bangaimana dia marah pada Luna, dia merendahkan Luna dan mengatakan Luna telah merebut aku darinya, nggak salah kan kalo aku curiga? Sekarang tinggal nyari siapa laki-laki yang telah menghamili dia, ini kalo ketahuan akan aku proses secara pidana, biar mereka kapok."
"Kayaknya nggak akan mudah Ndra."
"Bukan berarti tidak bisa kan Ma?"
.
"Iya mama tahu, tapi menemukan buktinya yang sulit."
"Aku akan tetap berusaha Ma, sekalipun memakan waktu yang cukup lama, aku hanya ingin Luna tenang."
"Iyaaa tapi mama kok mikir kayaknya nggak mungkin deh kalo Eriska sampai tega melakukan itu sama Luna hanya karena sakit hati gara-gara dianggap merebut kamu, mereka bersahabat lama masa tega kayak gitu."
"Tapi juga nggak masuk akal kan Ma, Luna tiba-tiba ngapung di kolam, lalu diketahui hamil, selama ini loh dia nggak ke mana-mana, itu yang bikin mamanya histeris, mama ingat ucapan Tante Mila saat Luna hendak dikubur?"
"Yang mana ya?"
"Kan Tante Mila bilang, mama nggak ikhlas Nak mama nggak ikhlas kamu disakiti kayak gini, nah aku kok baru mikir sekarang, artinya beliau sudah menduga-duga apa penyebab kematian anaknya, nggak masuk akal pokoknya Ma."
Helena mengembuskan napas berulang, banyak hal yang rasanya tidak masuk akal, banyak hal yang rasanya jika dinalar tidak mungkin, tapi menuduh Eriska tanpa bukti juga tidak benar.
"Sudahlah Ma nggak usah terus dipikir, kalo dipikir malah bikin pusing, yang penting kita cari bukti dan cari tersangkanya karena aku yakin kebenaran akan datang meski menguji kesabaran."
"Ya kamu juga gitu Ndraaa, brenti gitu-gitu sama wanita-wanita gak jelas."
Andra mengangguk pelan.
"Iya Ma, kayaknya aku mulai berpikir untuk mulai mengurangi yang kayak gitu."
"Lah mengurangi, brenti Ndraaa brenti."
"Pengennya gitu tapi ..."
"Heeyyyysss nggak tahu lah."
.
.
.
Gimana?
Ok dah Pak, saya diterima kerja di sini, gak papa Pak sebagai OB lebih enak, lebih bebas bergerak
Sip, ntar kalo ada apa-apa, laporkan
Siap Pak, saya sudah tahu sasaran saya
Hati-hati
Beres Pak
Andra meletakan ponsel di mejanya, wajah cantik dan sabar Luna terbayang lagi di matanya. Tak lama kemudian Andra di kagetkan dengan suara ponselnya yang berdering. Ia raih dan terlihat malas saat melihat nama yang ada di layar ponselnya.
Ya Gaby
Kapan kita ketemu lagi Sayang
Suamimu akan datang loh dalam waktu dekat, aku nggak mau semuanya kacau gara-gara aku
Kita cari tempat lain
Kita atur lagi kapan Gab
Aku pingiiiin kita segera bertemu ayooo kapaaan
Gini aja, kamu cari villa di puncak, kita datang dan pulang sendiri-sendiri
Ok deh aku atur semuanya
Andra mengembuskan napas berat, sulit baginya mencari alasan menjauh dari Gaby. Ia tak ingin mengganggu rumah tangga Gaby yang baik-baik saja. Entah mengapa tiba-tiba saja Andra ingin segera menjauh sebelum Gaby semakin terikat padanya.
"Aku harus mencari akal, bagaimana caranya agar Gaby tak menggangguku lagi, apalagi badanku kurang vit rasanya tak ingin benar-benar melayani napsu Gaby yang seolah tiada lelah jika bersamaku, ah aku punya cara."
Andra meraih ponselnya dan mencari nomor mamanya. Tak lama kemudian ia menunggu mamanya menjawab.
Maaaa
Ya Allah sampe teriak, assalamualaikuuum
Wa Alaikum salam, Ma minta nomor hp Inayah dong
Hah buat apaaa
Ck ayolaaah
Iyaaa tapi buat apaaa
Ada laaah biar jagain aku dari dosa dan maksiaat
Alaaah tumben, awas loh ya Inayah kamu apa-apakan, iya bentar mama cari dulu
💖💖
5 Juli 2021 (14.41)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top