4


"Nikahi wanita itu!"

"A ... apa Pa? Tidak aku tidak pernah berpikir menikahi wanita itu Pa, Ma, sudah aku bilang kami sama-sama mau, kami melakukannya karena sama-sama terbawa suasana dan ah Pa, papa jangan terlalu naif, itu hal biasa dalam lobi sebuah tender proyek, kami terbiasa dengan hal seperti itu, dan aku tidak mau menikah dengan wanita yang tak aku cintai."

"Tapi kau sudah tidur dengannya."

"Bukankah itu hal yang biasa Pa, kami juga perlu kebutuhan biologis."

"Menikahlah! Jangan bilang itu hal  biasa! Kami, papa dan mamamu mengajarimu dengan pengetahuan agama yang cukup, zina bukan hal biasa bagi kami! Camkan itu!"

Anggoro terlihat kecewa pada Andra dan meninggalkan ruang tamu dengan wajah marah.

Helena menatap wajah anaknya dengan kecewa.

"Mama sungguh tak menyangka jika kau banyak berubah setelah kembali Sayang, dulu kau memegang teguh semua yang kami tanamkan padamu, tapi setelah kejadian besar itu seolah kau jadi hancur lebur dan semakin tak terjangkau."

Andra berpindah duduk di dekat mamanya.

"Ma, aku tahu telah membuat mama dan papa kecewa tapi satu hal yang harus mama tahu bahwa di jaman seperti sekarang ini hal seperti itu sudah biasa Ma, kami melakukan karena sama-sama suka, kami juga butuh hal seperti itu karena tingkat stres pekerjaan kami yang sangat tinggi."

Helena menatap wajah anaknya, ia menggeleng sedih.

"Jadi begitu kebiasaan anak muda jaman sekarang? Tidur berdua tanpa ikatan adalah hal biasa? Sungguh tak masuk akal, di mana akal sehat mereka? Jika mereka mau berpikir bukankan lebih baik menikah dan melakukan berulang dengan istrinya karena memang sudah sah?"

"Kami belum siap memasuki gerbang pernikahan Ma, maka itu jalan keluarnya."

Helena bangkit, mengusap rambut lebat Andra.

"Mama kecewa padamu Ndra, kau ikut terbawa arus, tak ingatkah semua ajaran agama yang telah kau pahami sejak kecil?"

Helena melangkah meninggalkan Andra sendirian yang sekali lagi merasa marah pada Inayah yang telah mengacaukan segalanya. Papa dan mamanya yang berniat tiga hari di villa sampai segera pulang hanya gara-gara Inayah memberi tahu jika ada tamu di rumah ini.

"Benar-benar bikin penyakit tuh anak."

.
.
.

"Kamu jangan jadi pengacau di rumah ini, kau tahu jika aku baru saja kembali, mama dan papa menaruh harapan besar padaku agar perusahaan kami menjadi lebih besar, aku melakukan hal itu agar mereka bangga padaku, agar mereka melihat bagaimana aku bisa mengembangkan perusahaan yang telah mereka bangun sejak lama, tapi kau sudah mengacaukan segalanya."

Andra menatap mata Inayah yang menunduk, ia tarik tangan Inayah saat gadis itu hendak berbelanja, meski sempat menarik dengan segera tangannya dari genggaman Andra tapi Inayah yang tak terbiasa disentuh lawan jenis menjadi kaget, menepis tangan Andra yang terus mencengkeramnya yang akhirnya melepaskan tangan Inayah.

"Maaf jika saya lancang, tak masalah Bapak mengatakan saya pengacau, saya hanya menjaga amanah orang yang telah tulus membesarkan saya, maaf jika saya kuno tapi cara yang Bapak lakukan tak masuk akal, memuluskan jalan Bapak untuk jalan deal Mega proyek tapi dengan menjual tubuh Bapak pada wanita itu, bukankah sama saja Bapak dengan melacurkan harga diri Bapak?"

Mata Andra terbelalak, ia kaget dengan mulut lancang Inayah.

"Dimana-mana orang tahunya wanita yang melacurkan diri, ini Bapak loh, laki-laki terhormat dari keluarga kaya dan terkenal, apa Bapak tidak merasa jika harga diri Bapak jatuh? Apa Bapak tidak merasa jika Bapak telah merendahkan nama besar keluarga Bapak?"

Wajah Andra memerah, ia menahan marah, tangannya menggenggam erat.

"Inayaaah ... eh Ibu pikir kamu sudah berangkat, ngapain masih di teras samping, sudah berangkat saja dulu Ina."

Inayah tersenyum sambil mengangguk dan melangkah menuju pagar depan meninggalkan Andra yang masih menahan marah.

"Kau keliru jika menyalahkan dia, dia tak melaporkan hal aneh pada kami, mama yang meneleponnya usai subuh, mama hanya bertanya, ada tamu nggak Ina? Dia jawab iya, tamu Pak Andra, mama tanya lagi laki-laki apa wanita? Dia jawab wanita, mama tanya pulang jam berapa, dia jawab belum pulang, ya jelas mama kaget artinya kan wanita itu nginap di sini? Kan nggak mungkin ada tamu datang usai subuh? Ingat Sayang, papa dan mama tidak mudah membesarkan perusahaan yang kamu pegang sekarang, kami membesarkannya dengan cara kami, kuno tapi dengan cara yang benar, mama papa titipkan padamu besarkan dengan cara yang sama, ingat kami tak menuntut kau harus sekarang juga mengubahnya menjadi perusahaan yang lebih besar lagi tidak, kau jaga jangan sampai ambruk itu sudah sangat bangus karena ada banyak orang yang bergantung pada perusahaan kita, berterima kasihlah pada Inayah yang masih mengingatkanmu pada jalan yang benar, ia lugu tapi bisa membedakan jalan lurus dan jalan terjal berliku, berangkatlah ke kantor, nanti terlambat Sayang."

Helena meninggalkan Andra yang hanya diam dengan wajah datar.

Sambil berjalan menuju mobilnya Andra terlihat menelepon seseorang.

Gaby maafkan aku tentang kejadian yang ...

Nggak papa Sayang

Tapi jadi kan kerja samanya

Jadi dooong tapi kita ketemuan lagi yuk aku kangen pingin lagi

Ok, kapan dimana?

Nanti malam yah aku tunggu di rumah aku aja

Ada papa mama kamu jangan ah

Bukaaan rumah aku pribadi laaah enak kan lebih privacy kita bisa lebih lama sesuka kita

Ok nanti kirim alamatnya ya

Ok Sayang

Andra tersenyum lebar, ia yakin Gaby telah terjerat dengan pesonanya, terbayang dalam pikiran Andra proyek besar yang akan ia dapatkan.

"Yes! Masih rejekiku!"

Andra masuk ke dalam mobil dan segera melajukan dengan kecepatan sedang.

.
.
.

Halo Tante Helena

Eh Eriska, ada apa Sayang?

Kapan ya Tante kita bisa makan bareng? Saya, mama lalu Tante sama Andra

Wah Tante tanya dulu ya sama Andra karena dia sibuk terus, gimana kalo kalian berdua aja lah kan udah kenal jadi janjian sendiri gitu

Nggak akan bisa Tante

Kenapa?

Andra kayak nolak terus kalo saya sendiri

Oh ya? Apa kamu pernah mencoba?

Sudah Tante yang kapan hari saya ke kantor Andra saat jam istirahat eh malah ngusir saya, padahal dia gak ada kerjaan

Masa sih? Nggak mungkin lah

Tanya aja sama sekretarisnya Andra, pasti tahu, kayaknya Andra belum bisa melupakan Luna Tante

Nggak mungkin, itu sudah tiga tahun lalu

Tapi dia seperti menyalahkan saya karena sebagai sahabat saya tak bisa menjaga Luna

Aaah nanti Tante nasehati dia, makasih Sayang sudah ngasi tahu Tante

Tante kira-kira saya sama Andra bisa bener-bener jadian nggak? Tunangan lalu menikah? Bisa nggak ya Tante?

Itu yang Tante nggak bisa jawab saat ini kan maksud Tante dekat dulu, cari sela kecocokan kalian

Tapi dia kayak nolak terus, saya jadi stres takut dia nggak mau beneran ke saya, bisa nggak Tante yang maksa dia harus mau sama saya?

Kalo harus maksa Tante nggak bisa

💖💖

3 Juli 2021 (06.03)

Happy weekend 💖

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top