#2 × Salam dari Yokohama

Warn: Mengandung bumbu kegoblokan, ooc, dan sejumput manga spoiler

Sekarang lagi jam istirahat, Soukoku bersama Trio DoA lagi nongkrong di pohon beringin di belakang sekolah.

"Fedya, liat nih. Dia bisa mukulin pohon pisang sampe tumbang." ujar Nikolai sambil menunjukkan layar hp nya ke Fyodor.

"Wih, dia petinju kah?" ujar Fyodor.

"Oh salam dari Binjai toh" ujar Dazai.

"Halah gitu doang mah gue juga bisa." ujar Chuuya.

"Firasat gue gak enak nih..." batin Sigma.

"Yang dibawah mohon jangan berisik, gue mau tidur."

"Eh siapa tuh!?" Dazai yang kaget langsung melihat ke atas dan mendapati ada manusia(?) yang sedang cosplay Kukang.

"Loh... Bram?" Fyodor langsung mengenali sosok makhluk yang lagi rebahan santuy di dahan pohon beringin yaitu Bram Stoker yang merupakan anak kelas sebelah.

"*gasp* OEMJI BRAM PUNYA TANGAN DAN KAKI!? UDAH DIBALIKIN SAMA PAK FUKUCHI YA!?" Nikolai sok kaget.

"BEDA UNIVERSE WOI" Sigma yang kesal langsung menggeplak Nikolai.

"Bram? Saha eta?" Chuuya menaikkan sebelah alisnya.

"Siapa suruh gak muncul di manga selama bertahun-tahun =^=" Dazai menyenggol lengan Chuuya.

"Gais stop." Sigma lelah, begitu juga Bram. Iya, Bram lelah menjadi babu nya Pak Fukuchi. Kalo Sigma sih lelah karena punya temen-temen gak waras.

"Eh, Chuu." panggil Dazai.

"Y?" balas Chuuya singkat.

"Pas Niko nunjukin video salam dari Binjai tadi lu bilang lu juga bisa gitu. Beneran nih?" Dazai memasang tatapan curiga ke Chuuya.

"Iya beneran bisa. Pohon apa aja bisa, bukan cuma pohon pisang. Kalo mau bukti, gue bisa tunjukin sekarang dengan pohon beringin ini sebagai pohon percobaan." balas Chuuya.

"Jangan, ya, nyet. Di atas lagi ada Bram, ntar Pak Fukuchi jadi cari babu baru, dan bisa-bisa targetnya gue. Juga, ini pohon paling gede di sekolah ini, jangan lu apa-apain." jelas Fyodor sambil memberi tatapan tajam ke Chuuya.

"Daripada jadi babu nya Pak Fukuchi, lu mau gak jadi babu gue?" tanya Dazai ke Fyodor dengan tampang kek minta ditabok.

"OGAH" balas Fyodor ngegas.

"Chuuya! Mending coba ke pohon yang di deket gedung kelas kita, deh." usul Nikolai ke Chuuya.

"Wah, boleh juga. Itu pohonnya bagus, kan?" ujar Dazai.

"Eh, jangan lah woi. Itu salah satu tempat favorit gue. Lagian kalo beneran tumbang terus kena gedung kelas kita gimana?" Fyodor ikutan.

Sementara manusia-manusia tadi mendiskusikan tentang pohon mana yang sebaiknya dijadikan percobaan, Sigma hanya bisa berdoa dalam hati, berharap bahwa dirinya tidak akan ikutan kena masalah.

"Oke, gimana kalo pohon yang ada di deket pos satpam?" saran Nikolai.

"Heh, goblok. Lu mau diamuk sama Pak Andre?" balas Chuuya.

"Pohon yang di deket UKS?" tanya Dazai.

"Jangan di situ lah." balas Fyodor.

"Oke, pohon yang di deket aula?" saran Nikolai lagi.

"Mending jangan, deh. Gimana kalo pohon yang di deket lapangan?" ujar Dazai.

"Lokasinya cukup strategis. Menurut gue cocoknya juga disitu." Fyodor setuju dengan saran Dazai.

"Hm, iya juga, ya. Oke, gue setuju! Chuuya?" ujar Nikolai lalu menoleh ke Chuuya.

"Boleh juga." balas Chuuya dengan seringai khasnya.

"Ah shit, here we go again." batin Sigma pasrah.

"Yosh! Otw lapangan!!" seru Nikolai sambil menyeret Sigma yang ada di sebelahnya, lalu Fyodor dan Soukoku mengekor di belakangnya.

"Kenapa gue harus ikut?" batin Sigma dengan air mata imajiner.

Ada satu hal yang mereka lupakan. Yaitu...

Ruang BK terletak di dekat lapangan, dan saat ini Bu Kouyou, Pak Fukuzawa, Pak Mori, dan Pak Fukuchi lagi di sana.

- Di ruang BK -

"Saudara-saudara sekalian, firasat saya mengatakan nak Dazai, nak Nakahara, nak Dostoevsky, nak Gogol, dan nak Sigma akan membuat 'masalah' lagi." ujar Pak Fukuzawa dengan penekanan khusus pada kata "masalah".

"Yah, jangan dibilangin lah, ntar kejadian beneran gimana?" ujar Pak Fukuchi.

"Pak, masalah yang mereka perbuat itu kan selalu gak terduga, saya sendiri bahkan gak bisa memprediksi nya." ujar Pak Mori.

"Bener itu, pak. Buktinya, lihat keluar. Kali ini ulah mereka sepertinya bakal melibatkan sebuah pohon." ujar Bu Kouyou sambil mengamati luar jendela yang memperlihatkan lima manusia yang dibicarakan tadi sedang mempersiapkan sesuatu di kejauhan.

Sementara itu di pohon dekat lapangan...

"Firasat gue gak enak sumpah..." batin Sigma begitu Chuuya bersiap untuk mempraktekkan trend salam dari Binjai itu pada pohon di depannya. Sigma terlihat cemas, sedangkan yang lain terlihat santai seolah gak ada beban hidup.

"Chuu, cepetan! Lama amat..." seru Dazai.

"Gue pemanasan dulu woi." balas Chuuya.

Lima manusia tersebut tidak menyadari bahwa beberapa siswa yang memperhatikan mereka dari kejauhan sedang ghibah tentang mereka.

"Waduh, mereka mau ngapain kali ini?"

"Kek nya mereka mau masuk ruang BK lagi deh."

"Mereka itu otaknya aja yang bagus, tapi sikapnya nggak."

"Habis ini Pak Fukuchi sama Bu Kouyou langsung muncul. Liat aja."

"Mereka kapan tobat nya sih?"

Yak kira-kira begitulah isi ghibah siswa lain yang sedang memperhatikan Soukoku dan Trio DoA dari kejauhan.

Kembali ke lima manusia tersebut...

Chuuya sudah menyelesaikan pemanasan nya dan akan mulai memulai aksinya.

"Salam... dari Yokohama."

GEDUBRAAAKK

Hanya dengan sekali tendangan, Chuuya berhasil membuat pohon tersebut tumbang. Reaksi orang-orang yang melihat termasuk Dazai dan Trio DoA? Guru-guru yang menyaksikan dari ruang BK? Uuiiihhh... benar-benar tidak dapat dijelaskan.

"Gimana?" dengan santai Chuuya berbalik badan lalu menghampiri Dazai dan Trio DoA. Tapi yang ditanya cuma diem doang, bisa dibilang mereka bener-bener speechless. Hingga...

"DAZAI!! NAKAHARA!! DOSTOEVSKY!! GOGOL!! SIGMA!!"

"EH KABUR WOE KABUR"

"KOLYA JANGAN TARIK-TARIK GUE OI"

"PLIS KENAPA GUE HARUS KENA JUGA!?"

"CHUU TUNGGUIN DONG CHUU"

"BERISIK MAKAREL SIALAN"

Yak, benar kata salah satu siswa tadi, Pak Fukuchi sama Bu Kouyou langsung memunculkan diri. Akhirnya, Soukoku dan Trio DoA pun dikejar-kejar oleh Pak Fukuchi.

Sementara itu, manusia-manusia di suatu kelas sedang menyaksikan pengejaran tersebut dari balkon kelas mereka.

"Edgar, kembaran mu berulah lagi tuh." ujar Ranpo.

"Bomat, capek gue punya saudara gila." balas Edgar.

"Kali ini mereka ngapain woi sampe bikin pohon tumbang." ujar Mushitaro.

"Mbak Agatha, beneran gak papa punya doi kek Mas Fyo?" tanya Kyuusaku ke Agatha dengan muka tak berdosa, sedangkan yang ditanya cuma bisa pasang muka datar.

"Kuni, yang sabar, ya..." Yosano menepuk pundak Kunikida.

"Gak bisa, Mbak. Kesabaran ku habis." balas Kunikida yang sudah lelah.

~~~

Eyo wassap minna-san //plak

Saking viral nya Salam dari Binjai author jadi sampe kepikiran buat bikin versi Bsd lmao :v

Yak see you next chapter 🗿🙏🏻

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top