15. c i n t a p e r t a m a


Besok adalah hari pertunanganku.
Lagi, lagi dengan orang yang tak pernah kucintai.
Sudah dua kali terjadi.
Yang pertama, sepuluh tahun yang lalu.
Ketika aku masih tujuh belas.
Masih mengenakan seragam sekolah.

Dia sudah kuliah.
Semester dua katanya.
Ah, aku tak peduli tentang kebenarannya.
Tapi aku heran,
mengapa aku dijodohkan dengan wanita yang sudah dewasa?
aku tak habis pikir dengan jalan pikiran kedua orang tuaku.
Aku juga heran, mengapa mereka melakukan semua itu.
Padahal aku hanya ingin hidup normal.

Aku ingin bertunangan dan menikah seperti pria pada umumnya.
Jatuh cinta,
pendekatan,
pacaran,
berciuman,
jalan bersama,
bermesraan,
berpegangan tangan,
membangun komitmen,
hingga akhirnya kita menikah.

Indah, bukan?
Aku ingin seperti itu.
Seperti adegan di dalam drama.

"Melamun?"
Ibu menepuk bahuku pelan.
Hingga membuatku kembali pada kenyataan.
Aku menggeleng sebagai jawaban.

Ia tahu aku menyembunyikan sesuatu.
"Ada apa, sayang?"
Aku menghela napas.
Ibu selalu peka.
Tetapi, jika kuutarakan apa yang menjadi kegelisahaanku,
dia tetap tidak akan mengubah pertunangan ini.

"Ibu pasti tahu."
Ia tersenyum lembut.
Ah, cantik sekali.
Bagai malaikat.
Dia adalah satu-satunya wanita yang cantik di mataku.

"Masih belum bisa move on dari wanita itu?
Oh, ayolah, Sayang.
Ini sudah sepuluh tahun berlalu.
Dan sampai hari ini kau masih mengharapkannya lagi
setelah ia memutuskanmu?"

Hampir benar, tapi salah.

"Bukan wanita itu, Ibu!"

Ia menarik kursi di meja belajarku.
Dan mendudukinya.
Tampak tertarik dengan jawabanku.

"Lalu?"

Aku memandang langit-langit kamar.
Menarik ingatanku pada moment itu.
Saat dimana tunanganku meminta putus.
Saat itu juga dia datang.
Mengagetkanku dengan lamarannya.

"Benarkah? Berani sekali gadis itu melamarmu?"
Ibu tampak terkejut.
Namun tak urung, bibirnya mengulum senyum.

"Dia cinta pertamamu?"

"Eh?"

"Sudah kuduga."

"Pantas saja, kau jadi berubah.
Awalnya kau apatis terhadap perusahaan ayahmu.
Tiba-tiba ingin turut ikut kemanapun.
Belajar menjadi pebisnis, kan?
Biar istrimu sejahtera, nanti.
Ah, manisnya."

Gadis kecil itu cinta pertamaku?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top