Perjalanan Dimulai
Hari berikutnya, Luke menggedor pintu pondok Nova pagi-pagi. Gadis itu bangun kesiangan gara-gara semalam tidak bisa tidur karena terlalu bersemangat. Alhasil Luke terpaksa membangunkannya setelah menunggu lama dan Nova tak kunjung muncul.
Setelah berhasil membangunkan Nova, Luke yang kesal hanya bicara dua patah kata. "Cepat bersiap!", lalu meninggalkan Nova untuk membereskan barang-barang bawaannya. Setelah ini ketua pondoknya itu pasti akan mendiamkannya dan bersikap dingin selama beberapa hari ke depan. Sungguh pertengkaran yang sia-sia.
Nova mengutuk kecerobohannya sembari mengenakan seragam perjalanan: jubah hitam dengan pinggiran ungu. Gadis itu mandi secepat kilat dan sudah memakai blouse putih dipasangkan dengan kulot ungu muda yang sewarna dengan rambut ras Asteri. Luke sudah memberikan seragam itu padanya kemarin. Beruntung Nova juga sudah mengemas barang-barang kebutuhan perjalanannya tempo hari. Semua perbekalan seperti makanan, baju ganti, obat-obatan dan beberapa barang penting lainnya sudah masuk dalam ruang dimensi Nova, tempat gadis itu menyimpan senjatanya sehari-hari. Tak lupa buku agenda sihir dari Mark juga sudah aman di dalam sana.
Lima belas menit kemudian, Nova pun keluar dari pondok dan menghampiri Luke yang berwajah seram. Luke tidak mengajaknya bicara bahkan tidak membalas sapaan Nova. Pemuda itu berjalan lurus menuju tempat pertemuan dengan rombongan dari pondok-pondok yang lain. Nova hanya bisa bersabar menghadapi kemarahan Luke. Gadis itu merefleksikan kesalahannya sembari berjalan di belakang sang Ketua Pondok
Keduanya berjalan ke halaman rumah utama tempat para perwakilan pondok lain berkumpul sebelum berangkat. Semua orang sudah tiba terlebih dahulu, sementara Luke dan Nova datang belakangan.
Seperti biasa, sikap ramah Luke lantas muncul. Pemuda itu mulai menyapa ketua-ketua pondok lainnya beserta anak yang menjadi perwakilan. Nova mengenali mereka semua meski tidak pernah akrab selama ini. Streya dan Caelum dari Pondok Support, keduanya berdiri berdampingan dengan tenang. Caelum yang berpawakan tinggi dan besar tampak lebih menyerupai hero fighter ketimbang penyembuh. Pemuda itu hanya membalas sapaan Nova sekadarnya.
Leonardust dan Seiza dari Pondok Asasin terlihat semakin misterius dengan jubah hitam mereka. Meski begitu Leon – panggilan akrab Leonardust – tetap bersikap ramah dan baik, sesuai dengan reputasinya yang tidak pernah melanggar peraturan. Luke lantas beralih pada Lucian dan Luminous. Keduanya tidak banyak bicara. Meski begitu Nova menangkap kesan bahwa Lucian sudah mengalami banyak hal berliku sebelum sampai di sini.
Vahorn Aries, si anak usil yang terkenal sebagai pembuat onar, cengar-cengir saat Luke dan Nova menghampiri mereka. Entah ide jahil apa lagi yang dia rencanakan selama perjalanan nanti. Bella, ketua Pondok Fighter yang berangkat bersama Vahorn sepertinya harus menahan banyak kesabaran. Sebisa mungkin Nova ingin menghindari kekacauan yang dibuat Vahorn sang perwakilan dari pondok Fighter itu.
"Haruskah kau menyapa mereka satu per satu, Luke?" keluh Nova yang sudah lelah hanya karena interaksi sosial yang baru sebentar itu.
"Gara-gara kau bangun siang, kita jadi terlambat datang. Sudah sewajarnya kita menyapa mereka yang sudah tiba lebih dulu," sahut Luke sedikit memarahi Nova.
Nova mendesis kesal. "Apa hubungannya dengan jam tidurku."
Luke tidak menjawab lagi karena mereka kini sudah berada di hadapan Nina Gemini dan Feng Yue Cynus. Dua murid dari Pondok Mage. Nina tersenyum tipis pada mereka sementara Feng Yue mengangguk sopan.
"Kalian sudah berlatih keras. Kudengar kau menggunakan lapangan tarung sepanjang minggu," kata Luke pada Nina.
"Aku hanya ingin memastikan, Mage yang terpilih tidak akan mengecewakan," sahut Nina serius.
Luke tersenyum menanggapi lalu beralih pada anak perempuan pemalu yang menjadi perwakilan dari Pondok Mage. "Selamat karena sudah terpilih. Semoga perjalanan kalian meyenangkan," ucap pemuda itu dengan senyum ramah.
"Terima kasih," gumam Feng Yue pelan.
Luke lantas melirik pada Nova, mengindikasikan bahwa gadis itu juga harus memberi salam.
"Selamat, Feng Yue. Kau mage yang hebat. Tidak heran kau yang terpilih. Semoga perjalanan kalian lancar," kata Nova tersenyum ringan.
Wajah mage bermata emas itu memerah. Ia tampak malu-malu sambil membalas ucapan Nova. "Kamu juga."
"Selamat juga untukmu. Jangan lengah dan berhati-hatilah." Giliran Nina Gemini yang memberi ucapan pada Nova. Gadis itu pun mengangguk yakin tanpa menjawab apa-apa lagi.
Setelah ucapan salam-salam yang terasa tidak ada habisnya itu, akhirnya Nona Alie dan Aluta datang untuk melepas kepergian para pekemah. Nona Alie lantas memulai pidatonya sebelum perjalanan mereka dimulai. Keduabelas anak itu berdiri di hadapan sang Ketua Perkemahan dan mendengar nasehat serta wejangan sebelum berangkat. Aluta berdiri di sebelah Nona Alie dengan kucing hitamnya di punggung.
"Selamat pagi, Semua," ucap Nona Alie mengawali pidato. "Aku berterimakasih atas partisipasi kalian selama berada di perkemahan. Hari ini adalah hari di mana aku mengirim kalian ke acara penting di Autumnland. Aku sangat berharap, kalian sebagai perwakilan dari pondok masing-masing bisa menaati setiap peraturan dan menjaga etika selama berada di sana. Jika kalian melanggar atau melarikan diri, akan ada detensi yang diberikan setelah kalian kembali. Turquistez tidak akan menerima alasan dalam bentuk apa pun!"
Nova benar-benar merasa bersemangat. Ia nyaris tidak memerhatikan kata-kata Nona Alie karena pikirannya terus terarah pada jembatan pelangi. Rasanya tidak sabar untuk segera meluncur turun dan memulai petualangan.
"Setelah ini, izinkan aku mengantar kalian untuk mengawali perjalanan di Autumnland," lanjut Nona Alie. Dia memberi isyarat pada Aluta sebelum akhirnya pemuda itu mengangguk menimpali. Setelahnya, Alie mempersilakan seluruh perwakilan untuk mengikutinya menuju jembatan pelangi yang berada di belakang pulau atau lebih tepatnya ujung tempurung Turquistez.
Perjalanan cukup panjang hingga rombongan mereka tiba di tempat yang dituju. Begitu sampai di ujung jembatan pelangi, kekacauan terjadi. Di depan Nova, Feng Yue dan Vahorn meluncur lebih dulu dengan penuh keributan. Sepertinya salah satu dari mereka terseret atau sengaja diseret. Nova hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan heboh bocah Aries dari Pondok Fighter tersebut.
Sisa peserta perjalanan pun meluncur dengan lebih tenang setelahnya. Beruntung Luke masih bersedia menunggu Nova meski dalam keadaan kesal. Meski begitu Nova tetap meluncur dengan penuh antusias melalui jembatan pelangi aneka warna yang indah.
Sesampainya di ujung jembatan, Feng Yue tampak bersimpuh penuh luka di wajah. Ia sepertinya mendarat dengan kepala lebih dulu. Sementara Vahorn tertawa-tawa, Caelum membantu merawat luka Feng Yue. Remaja besar tersebut menyodorkan sesuatu pada gadis itu. Nova hanya melirik sekilas dan berjalan melewati rombongan yang berisik itu.
Atensinya tersedot pada pemandangan pulau Amalona yang indah. Pesisir pantainya berkilauan membuat Nova tertegun selama beberapa waktu. Tiba-tiba sosok pemuda kekar sudah menghampirinya.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya pemuda itu. Nova menoleh dan mendapati Caelum berdiri di sebelahnya.
Nova mendengkus pendek. "Memangnya aku terlihat tidak baik-baik saja?" sahutnya.
Caelum tersenyum tipis. "Pantai yang indah bukan?" tanyanya mengalihkan topik.
"Yah ... lumayan," jawab Nova yang tidak mengerti kenapa anak dari Pondok Support itu tiba-tiba mengajaknya bicara.
"Apa kau pernah ke Autumnland sebelumnya?" tanya Caelum tampak berusaha keras mengajak Nova mengobrol.
"Belum." Nova menjawab pendek.
"Semoga perjalananmu menyenangkan kalau begitu," tukas pemuda kekar yang sepertinya sudah menyerah mengakrabkan diri.
Nova mengangguk sekilas lantas Caelum pun meninggalkannya sembari melambai.
"Kau memang punya masalah kepribadian yang serius." Sekonyong-konyong Luke mengajaknya bicara.
"Kau sudah tidak marah padaku?" sahut Nova bertanya.
Luke melirik Nova dengan sadis tanpa menjawab apa-apa.
"Baiklah. Maafkan aku soal tadi pagi. Sekarang apa lagi masalahnya?" tanya Nova kemudian.
"Anak itu mengajakmu bicara tapi kau menjawab dengan ketus seperti itu. Itu sikap yang buruk, Nova," kata Luke kemudian.
Nova menarik napas panjang. Saat Luke sedang marah begitu sebaiknya Nova mengalah. "Aku akan mengingatnya," jawab Nova menahan diri untuk tidak membantah.
Luke tampak tidak puas, tetapi tidak berkata apa-apa lagi. Keduanya lantas berjalan menyusuri pulau tempat transit para remaja Asteri sebelum ke Autumnland. Bersama rombongan lainnya, Nova dan Luke melangkah menuju pelabuhan. Sebuah kapal bajak laut besar tertambat di tepi pelabuhan tersebut. Kapal yang dikenal dengan nama The Ocean itu memiliki tiga tiang layar megah berbentuk persegi. Melihat wujudnya saja Nova bisa langsung mengenali tipe kapal Square Rigger tersebut.
Di kejauhan, keributan Vahorn masih tampak tak terhentikan. Pemuda itu membuat banyak lelucon dan kejahilan yang tidak ada habisnya. Nova memilih menghindar dan berniat untuk bersembunyi di buritan kapal setelah ini. Ia harus menggunakan Eye of Lightnya baik-baik dan menghidari Vahorn sepanjang perjalanan nanti.
Begitu rombongan berada cukup dekat dengan kapal, seorang pria berpenampilan bajak laut muncul. Dialah sang kapten kapal, Lucas Cepheus yang menyambut kedatangan mereka.
"Halo, Semuanya! Selamat datang di The Ocean, kapal bajak laut yang akan membawa kalian mengarungi lautan!" seru Lucas dengan penutup mata di sisi kiri wajahnya. "Silakan naik dan nikmati perjalanan kalian ke Blue Harbour, Autumnland!" lanjutnya diikuti cuitan burung nuri hijau yang bertengger di bahu sang Kapten.
Senyuman Nova terkembang. Akhirnya petualangan serunya pun akan segera dimulai.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top