Misi Rahasia
Perjalanan laut menuju Blue Harbor di Autumnland dilalui Nova tanpa banyak kendala. Nova harus berterima kasih pada kemampuannya membuat AR Glasses karena berkat benda tersebut, ia bisa mendapat waktu sendiri di kapal.
Luke yang sepertinya masih kesal padanya memilih untuk berbaur dengan para ketua pondok lainnya. Entah apa yang mereka bicarakan. Nova tidak terlalu ingin tahu. Gadis itu hanya memandang laut lepas di buritan kapal sembari menahan antusiasme di hatinya. Pulau indah di depan sana seakan memanggil-manggil Nova. Itu adalah Autumnland. Sebentar lagi kapal itu akan berlabuh di Blue Harbor.
Saat sedang mengkhayalkan petualangan seru ketika bertemu para petinggi Autumnland nanti, tiba-tiba Nova menyadari bahwa ada seseorang yang berjalan ke arahnya. Melalui AR Glassesnya, gadis itu bisa melihat sebuah titik kecil bergerak mendekat dari belakang punggung Nova. Cepat-cepat gadis itu memperbesar titik tersebut dengan pikirannya, dan sebuah nama muncul di bawah: Luke Orion.
Nova mendesah lega. Rupanya sang Ketua Pondok yang menghampirinya. Padahal beberapa menit yang lalu, Nova masih melihat Luke tengah berbicara dengan Nina Gemini di lambung kapal. Mungkin ada yang perlu Luke katakan padanya terkait perjalanan mereka. Hanya itu jawaban masuk akal yang bisa Nova pikirkan, mengingat Luke yang sedang kesal biasanya tidak akan mengajak bicara selama beberapa waktu.
Gadis itu menghela napas pelan. Saat ini mereka berdua sedang melakukan perjalanan bersama. Sebaiknya ia juga berusaha memperbaiki keadaan dan meredakan kemarahan Luke.
"Hai Luke," sapa Nova menyambut kedatangan Luke yang baru muncul dari balik dinding kayu kapal. "Apa ada masalah?" lanjut gadis itu berusaha bersikap ramah.
Luke masih memasang muka masam, tetapi tetap berjalan mendekat. Pemuda itu lantas berdiri di sebelah Nova dan menatap laut lepas sembari bersadar pada pagar kapal layar.
"Ada yang belum kukatakan padamu tentang perjalanan ini," kata Luke membuka percakapan.
Nova menyimak. Ini terdengar seperti masalah serius.
"Sebenarnya, ada misi tersembunyi yang harus kita lakukan. Aku tidak bisa mengatakannya padamu lebih cepat karena orang lain di perkemahan mungkin akan mendengarnya. Misi ini tidak boleh ketahuan oleh siapa pun, terutama Nona Alie," lanjut Luke berubah serius.
Nova terdiam sejenak. Ia tidak pernah menduga kalau Luke rupanya punya agenda lain dalam perjalanan ini. Meski begitu, Nova tidak terlalu terkejut. Ia sudah biasa menghadapi hal-hal di luar dugaan berkat didikan ayahnya yang kerap memberinya bermacam misi.
"Jadi, apa yang akan kita lakukan selain menemui para petinggi Autumnland? " tanya Nova dengan sikap siaga.
Luke menghela napas pelan lantas tersenyum tipis. "Karena inilah aku memilihmu. Kau bisa bersikap tenang meski menghadapi hal yang tidak terduga," ulas pemuda itu kemudian.
Mau tak mau Nova tersenyum simpul, senang karena dipuji. Meski begitu ia tidak terlena. "Terima kasih, Luke. Sekarang katakan saja apa misi kita."
"Kita akan mencari Arnav Ryusan," jawab pemuda bertubuh ramping itu. Perawakan yang sama dengan Nova. Para Marksman yang selalu bergerak gesit biasanya memiliki tubuh yang aerodinamis seperti itu.
"Arnav Ryusan? Kepala Perkemahan yang sebelumnya? Kenapa kita harus mencarinya?" tanya Nova tak mengerti.
Luke kembali memasang ekspresi sadis. Nova lantas menyadari kesalahannya.
"Maaf ... maksudku, tentu saja sangat penting untuk menemukan Kepala Perkemahan yang menghilang. Tapi siapa tahu saja, dia memang sengaja tidak ingin dicari," tukas Nova berkilah.
Luke menghela napas lelah. "Dia bukan kau, Nova Fornax," ucap pemuda itu sambil lalu. Luke lantas mengamati juniornya di perkemahan itu dengan seksama. "Banyak hal yang mengagumkan dari dirimu, terutama saat menghadapi krisis, kau bisa tetap tenang. Kau juga seorang gunner yang hebat. Sayangnya di balik hal-hal baik itu, kau punya kepribadian yang sedikit ... eksentrik," lanjut Luke memilih kata yang paling lembut di antara istilah lain yang lebih tepat: anti sosial.
Nova mendengkus pendek lalu tertawa kecil. "Kuanggap itu pujian," ucapnya pendek.
Luke ikut mendengkus. Suasana hati pemuda itu nampaknya sudah sedikit mencair.
"Intinya, kami para Ketua Pondok telah sepakat untuk melakukan misi tambahan ini secara diam-diam. Ketiadaan Arnav membuat Nona Alie berubah. Beliau menghilang secara misterius dan hingga kini keberadaannya tidak diketahui. Karena itulah kami melihat momen ini sebagai peluang untuk bisa mencari Arnav," terang Luke kemudian.
Nova mengangguk-angguk pelan. Penjelasan Luke memang masuk akal. Meski begitu mereka harus punya rencana. Tidak mungkin keduanya menjelajahi seluru negeri hanya untuk mencari satu orang. Itu bagaikan mencari jarum dalam tumpukan jerami.
"Tenang saja, kita sudah punya petunjuk. Aku akan menjelaskannya sekaligus untuk semua rombongan saat kita tiba di Autumnland nanti. Untuk sekarang, aku hanya ingin memberitahumu lebih dulu sebelumnya. Biar bagaimana juga, aku yang merekomendasikanmu untuk menjadi rekan perjalananku," kata Luke yang sudah mulai bisa tersenyum pada Nova.
Gadis itu balas tersenyum. Ia lalu melempar pandangannya ke arah Blue Harbor yang sudah di depan mata. Kapal mereka akan segera berlabuh.
***
Blue Harbor merupakan pelabuhan utama di Autumnland, sebuah benua yang dikuasai oleh para penyihir. Hiruk pikuk kota pelabuhan itu menyambut kedatangan rombongan dari Starborn. Tidak mengherankan memang, karena tempat ini merupakan akses utama menuju Autumnland. Karena itu berbagai kapal dagang dan kapal-kapal dari Negara lain tampak memenuhi pelabuhan.
Nova berjalan mengikuti Luke dengan tenang. Pasangan dari pondok-pondok lain juga itu berjalan menyeruak keramaian pelabuhan. Tak lama setelahnya dua orang pria yang memperkenalkan diri sebagai Cale Auriga dan Basilia Sagitarius menyambut rombongan mereka. Keduanya adalah Duta Besar dari Asteri yang sudah lebih dulu berada di Maple Island.
Cale yang tampak jauh lebih ramah daripada rekannya, membawa rombongan remaja dari perkemahan itu menuju sebuah restoran makanan laut yang cukup besar.
"Kalian pasti belum makan. Kita akan sarapan dulu di sini," ujar Cale sembari membimbing selusin anak perkemahan itu masuk ke dalam restoran bergaya modern tersebut. Basilia, sementara itu, hanya diam saja sedari tadi. Ekspresinya datar dan tidak menunjukkan ketertarikan sedikitpun.
Setelah semua orang duduk di meja panjang dengan kursi berjajar, Cale pun kembali berseloroh. "Bagaimana perjalanan kalian di laut? Ada yang mabuk?" candanya. "Sebagai rasa terima kasihku atas kedatangan kalian kemari, silakan dinikmati jamuan laut untuk sarapan hari ini!"
Sepanjang sarapan, pikiran Nova melayang ke berbagai tempat. Selain tentang pertemuan dengan para petinggi Autumnland, Nova juga masih memikirkan misi rahasia mereka. Karena begitu tenggelam dalam pikirannya, tanpa terasa sesi sarapan mereka pun berakhir.
Cale dan Basilia lantas membawa rombongan itu ke tempat lain lagi, sebuah ruangan rahasia yang juga ada di dalam restoran tersebut. Setelah melewati tangga berliku yang cukup panjang, mereka pun kini berada di sebuah ruangan dengan tempat duduk melingkar. Sebuah meja bulat besar berdiri di tengah ruangan dan menjadi batas antara masing-masing hadirin yang datang.
Nova menyapukan pandangannya sejenak. Beberapa penyihir dari Autumnland tampak sudah tiba lebih dulu. Cale memimpin rombongannya untuk mengucapkan salam perkenalan kepada para petinggi Autumnland tersebut. Setelah sesi ramah tamah singkat, pembicaraan mereka pun mengarah pada hal-hal yang lebih serius seperti politik dan hubungan diplomatik kedua Negara.
Nova lebih banyak diam dalam pertemuan yang berlangsung selama dua jam itu. Sesekali ia mendengarkan pembicaraan penting yang memuat informasi berguna. Akan tetapi lebih banyak waktunya dihabiskan untuk memikirkan misinya setelah ini. Misi rahasia itu sepertinya lebih menantang daripada momen ini.
Pertemuan itu akhirnya selesai lebih cepat dari yang dibayangkan Nova. Ia mendapat beberapa poin penting yang bisa dipelajari melalui pengalamannya bertemu dengan para petinggi. Nova mencatat baik-baik informasi tersebut dalam buku catatannya.
Setelah Cale dan Basilia serta para petinggi Autumnland pergi meninggalkan mereka, Luke akhirnya bangkit berdiri dari tempat duduknya. Pemuda itu berdeham untuk menarik atensi semua orang di ruangan tersebut. Semua anak di meja bundar itu pun berhenti berceloteh dan mulai memperhatikan Luke.
"Sebelum kalian pergi, aku akan menyampaikan sesuatu, terutama pada para perwakilan pondok," ucap Luke membuka pembicaraannya dengan serius. "Kami, para Ketua Pondok, telah berdiskusi untuk melakukan misi tambahan di perjalanan kita kali ini. Misi itu adalah untuk mencari keberadaan Ketua Perkemahan sebelumnya, Arnav Ryusan. Masing-masing Ketua Pondok akan menjelaskan dengan lebih lengkap pada kalian setelah ini. Hari ini aku hanya akan membagikan vial jejak aura Arnav sebagai pedoman perjalanan kita," terang Luke panjang lebar.
Suara dengung mulai terdengar di ruangan tersebut. Anak-anak saling berbisik dan terkejut dengan pengumuman mendadak Luke. Meski begitu Luke masih melanjutkan kata-kata penutupnya setelah membagikan enam vial kecil beraura ungu di dalamnya.
"Mari kita berusaha sebaik mungkin untuk menemukan Arnav," tutup Luke kemudian.
Nova menerima botol vial kecil itu dari Luke. Sang Ketua Pondok mempercayakan benda tersebut padanya. Setelah selesai berpidato, Luke lantas berbisik pada Nova.
"Keluarlah lebih dulu . Aku harus bicara sebentar dengan seseorang. Setelah ini aku akan mencarimu," ucap Luke pelan.
Nova menurut. Setelah melihat Ketua Pondoknya menghampiri Nina Gemini, gadis itu pun akhirnya pergi meninggalkannya. Di depan restoran, hiruk pikuk kota kembali menyapa. Nova berkeliling sejenak sembari mengamat-amati botol vial yang diberikan oleh Luke. Botol itu awalnya kosong. Namun ketika Nova berjalan mengarah ke barat, mendadak nyala aura ungu muncul dari dalam botol kecil tersebut.
Nova terkesiap sejenak. Ia menatap botol itu sembari terus melangkah ke barat. Nyala ungunya pun semakin terang.
"Ini ... arah ke Red Sand?" tanya gadis itu pada dirinya sendiri.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top