Bangkai Kadal di Tengah Sawah
***
Sehabis Subuh, Furqon pergi ke sawah seperti biasa. Namun, pemandangan di sana berbeda dengan hari-hari biasa.
Seonggok bangkai kadal seukuran orang dewasa terikat di tengah petak lahan yang ia garap. Kedua kakinya rapat, lengannya dibentangkan. Mirip orang-orangan sawah.
Kadal macam apa ini? batinnya. Tak pernah ia melihat kadal dengan ciri-ciri seperti unggas. Kaki belakangnya panjang, kaki depannya kecil dan berbulu mirip sayap burung. Seakan-akan makhluk itu tidak didesain untuk berjalan merangkak, tetapi berdiri dengan dua kaki.
Furqon menemui Wastro, petani yang lebih dulu tiba. Lalu ia bertanya, "Mas, sampean tahu siapa yang memasang bangkai kadal di situ?"
"Bangkai kadal? Mana ada bangkai?"
"Itu, lho. Yang di tengah sawah saya."
Wastro tertawa. "Sampean mau ngelawak, ya? Itu kan orang-orangan sawah yang sampean pasang kemarin sore."
Furqon tertegun. Petani itu tak bisa melihat bangkai yang dimaksud. Begitu pula ketika ia bertanya ke petani-petani lain. Jawabannya sama. Yang mereka lihat adalah orang-orangan sawah biasa.
Furqon mengambil ponsel dan memotret. Bangkai itu ikut terfoto. Artinya ia masih waras. Ia pulang ke rumah, memperlihatkan foto itu ke istri, anak, dan para kerabat. Ia bilang ada bangkai kadal aneh di tempatnya bekerja. Ia yakin itu pasti kadal siluman, karena cuma dia yang bisa melihat.
Akan tetapi, reaksi orang-orang sekitar tak sesuai harapan. Beberapa tertawa, sisanya takut dan khawatir.
"Mas, kita ini miskin. Kalau Mas gila, siapa yang mau ngurus anak-anak kita?" tanya Tari, istri Furqon.
"Aku nggak gila! Kamu nggak lihat di foto itu ada kadal siluman?" sahut Furqon kesal.
Tari dan anak-anaknya hanya memandang iba.
Furqon tak menyerah. Ia mengunggah foto tersebut ke media sosial. Pasti ada yang bisa melihat, pikirnya.
***
Furqon Scythe [frqn48]
[Guys, kalian tahu nggak ini apa? Nemu di sawah pagi-pagi.]
[gambarkadalsiluman.jpg]
....
Beberapa jam kemudian, Furqon mendapat beberapa balasan.
anon2121
[Itu kadal atau burung?]
anon1234
[Hmm, kayaknya aku pernah lihat dinosaurus yang ciri-cirinya begitu.]
anon9786
[Anatominya sih mirip T-rex. Kakinya besar, tangannya kecil.]
anon4521
[Kalau mengaum, yang lain langsung mundur.]
anon1234
[Etdah, malah nyanyi. Tapi emang sih, itu sejenis teropod macam T-rex, cuma jauh lebih kecil dan punya bulu burung. Mungkin velociraptor? Ah, tapi katanya raptor cuma segede kalkun, nggak sampai segede manusia. Lagian mereka harusnya udah punah sejak puluhan juta tahun yang lalu.]
Furqon Scythe [frqn48]
[Maaf menyela. Intinya kalian bisa lihat, kan? Soalnya waktu kutunjukin ke warga sini, mereka cuma lihat orang-orangan sawah.] [sambungan terputus]
***
Internet Furqon mati. Pada hari yang sama, Pak Lurah datang bersama orang-orang yang mengaku sebagai aparat kepolisian. Ada laporan bahwa ia telah menyebar berita bohong. Ia ditangkap karena dianggap mengganggu keamanan dan ketertiban.
Sepanjang perjalanan, matanya ditutup dengan kain tebal. Tahu-tahu ia tiba di ruang remang-remang bersama dua orang berseragam.
Ini bukan kantor polisi, batinnya. Ia pun yakin ini bukan rumah sakit jiwa. RSJ terdekat ada di pusat kota, puluhan kilometer dari desa. Namun, ia merasa tiba di sini kurang dari lima menit, padahal laju mobil yang membawanya santai-santai saja.
"Di mana ini? Siapa kalian?" tanya Furqon.
"Itu tak penting," ucap pria yang duduk di depannya. Ia menunjukkan secarik foto. "Apa yang Anda lihat?"
"Bangkai kadal, uhh ... dinosaurus? Velo-velo-apalah itu."
Pria di belakang menyeletuk, "Oh, ternyata ada yang masih-"
"Hus!" bentak pria di kursi. "Saya tanya sekali lagi, Pak Furqon. Apa yang Anda lihat?"
"Ah, saya ingat. Velociraptor!"
"Salah!" Pria itu berdiri sambil menggebrak meja. Revolver di atas meja ikut bergetar, moncongnya mengarah ke badan Furqon.
"Terus sampean mau saya bilang apa?" tanya Furqon.
"Matamu picek ya? Jelas-jelas itu orang-orangan sawah!"
"Saya cuma menyampaikan yang saya lihat!" balas Furqon. "Tanya aja warganet. Kalau sampean yakin itu orang-orangan sawah, ya sudah. Nggak usah maksa saya."
"Baik." Pria itu duduk kembali. "Begini saja. Terserah Anda mau percaya apa. Yang penting Anda mau klarifikasi di medsos. Bilang kalau foto itu hoaks. Kalau mau, kami akan melupakan kejadian ini dan Anda bisa beraktivitas seperti biasa."
"Lho, wewenang sampean apa? Saya juga bisa balik menuntut karena sudah diintimidasi," sahut Furqon tak mau kalah. "Apa kelompok sampean juga yang memasang bangkai itu di properti saya?"
"Pak Furqon," ujar pria di belakang, tatapannya tajam. "Kami cuma mau menjaga kedamaian dan keharmonisan desa. Orang dengan pemahaman menyimpang seperti Bapak bisa merusak segalanya. Bapak tidak kasihan dengan anak istri Bapak?"
"Menyimpang? Menyimpang apanya?" Furqon semakin pusing. Mereka benar-benar tidak waras.
"Kami sudah coba minta baik-baik, tapi Anda tetap tidak menunjukkan sikap suportif," sahut pria di kursi. Ia menoleh pada rekannya dan bilang, "Bawa salah satu tahanan kita. Bebas mau pilih siapa."
Rekannya pun bergegas. Hening menyelimuti Furqon dan pria di kursi sampai rekannya kembali. Dua orang berseragam membawa seorang pria berkaus putih dan celana pendek. Wajahnya penuh dengan luka lebam.
Pria di kursi mengambil revolver, lalu mengacungkannya pada sang tahanan. Ia menembak beberapa kali, meninggalkan noda-noda darah di kaus putih korban.
Furqon bergidik, menyaksikan tubuh korban dilepas oleh kedua "pengawal". Sang tahanan terkapar, menggelepar-gelepar bak ikan yang dilempar ke darat hingga kehilangan nyawa.
"Pilihan terakhir, Pak Furqon," ucap pria di kursi. "Klarifikasi, atau keluarga Anda berakhir seperti dia."
Otak Furqon membeku. Ide-idenya berhenti mengalir sejak pria di depannya melepas tembakan. Kandung kemihnya tak pernah terasa sepenuh ini.
"B-B-Boleh saya ke toilet dulu? S-Saya janji akan menjawab setelah itu."
Permintaannya dikabulkan. Ia dikawal dua orang menuju toilet.
Selepas hajat, Furqon mencuci tangan dan muka di wastafel sebelah bilik WC. Ia masih tidak habis pikir. Hanya gara-gara foto kadal, mereka tega mengancam dan membunuh orang?
Ia membasuh muka beberapa kali. Lewat cermin, dua pengawalnya masih setia mengawasi di dekat pintu toilet. Basuhan pertama, ia melihat manusia. Basuhan kedua, ia melihat kadal raptor berbulu unggas. Basuhan ketiga, ia melihat manusia lagi.
Makhluk macam apa mereka? Sejak kapan mereka ada di desaku?
"Sudah selesai? Ayo cepat!" bentak seorang pengawal.
Furqon pun menurut. Tenaganya habis untuk menentang. Ia ingin segera keluar dari tempat tak bernalar ini. Ia mulai berpikir jiwa dan raganya tak lagi di bumi.
Ia mencapai kesepakatan dengan makhluk-makhluk itu. Ia pun dipulangkan dalam kondisi syok. Tak lama kemudian, ia minta maaf pada semua orang. Ia hapus foto yang ia unggah di media sosial, lalu mengklarifikasi bahwa itu cuma editan. Agar lebih meyakinkan, ia tambah alasan bahwa ia ingin viral dan terkenal, sehingga banyak sponsor yang mau datang untuk mengangkat status ekonomi keluarganya.
Sejak peristiwa itu, Furqon sering bermimpi menjadi kadal raptor. Tubuhnya diikat di atas tandu, lalu digotong beramai-ramai oleh raptor-raptor lain menuju persawahan tempatnya bekerja. Di sana, tubuhnya ditancapkan pada tiang salib, mirip orang-orangan sawah. Beberapa algojo regu tembak telah menanti untuk memberinya hukuman mati.
***
1021 kata
[A/N] Dinosaurus. Tema yang cukup membagongkan, tapi sekaligus jadi kesempatanku buat bikin cerpen paranoid thriller lagi. Yang pernah baca cerpenku yang AI See You, atau nonton film-film/novel Philip K Dick, atau anime kayak Serial Experiments Lain, mungkin udah terbiasa dengan keanehan-keanehan khas genre ini.
Thanks juga udah mengikuti perjalananku sejauh ini. Nggak kerasa dah hampir setengah bulan aja. Dah gitu besok pemilu lagi. >o<
Ilustrasi velociraptor dari natgeo
Referensi:
https://www.nationalgeographic.com/science/article/velociraptor
Scarecrow image by cromaconceptovisual from pixabay.com
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top