Usaha Manda

Pria ini sudah membuat garis, pokoknya agar tanaman mereka rapi, setelah digaris dia pun menancapkan ujung kayu ke tanah yang empuk ini. "Kamu mulai menanam, ya!"

Amanda pun memasukkan kentang dulu ke lubang yang Senja buat, dia tutup dengan tanah di sekitarnya lalu nanti jika semuanya sudah barulah mereka siram dengan air.

"Saking semangatnya, gadis ini begitu cepat dan rapi sekali menanam benih sayuran mereka, Senja yang baru membuat lubang media tanam pun sudah bisa Amanda salip.

"Au ...." Gadis ini berteriak kesakitan lantaran Senja mau menancapkan tongkatnya dua kali tapi sudah keburu gadis ini isi dengan benih yang dia pegang.

"Sabar jangan terburu-buru, Amanda!" Efek terlalu bersemangat dan gerak cepat jadinya begini. Senja belum beres buat lubang malah sudah diisi duluan.

"Sakit Senja!" Gadis ini menatap tangannya yang merah kena pukulan tongkat Senja, untungnya tidak terlalu keras, mungkin nanti akan memar dan bengkak.

"Maaf, ya! Apa tanganmu masih bisa digunakan? Jika tidak bisa biar aku saja yang gantikan posisimu." Pria ini tak mau Amanda memaksakan diri melanjutkan pertandingan sesi pertama ini.

Amanda mengatur napasnya yang memburu dan dia tatap tangan kanannya yang terluka, masih ada tangan kiri kok, lalu dia bisa menahan rasa ini lebih lama lagi demi menang. "Tidak apa-apa. Aku bisa menahannya kok, ayo kita lakukan lagi, kamu yang cepat bikin lobangnya."

"Sabar, Manda. Sabar. Kita kan harus teliti juga. Ingat jangan lihat lawan lain sedang apa, bikin salah fokus." Senja jagonya menenangkan, Amanda jagonya kepanikan.

Senja raih tangan Amanda dan mengusapnya. "Tidak terlalu merah." Dia meniup dan mengusapnya. "Yang kuat ya tangan, ini baru permulaan, nanti bakal ada lagi yang lebih menantang.

Melihat Senja yang mengkhawatirkan tangannya bahkan mengajak tangan itu berbicara, pipi Amanda memerah.

"A- ayo lanjutkan!" Daripada lebih lama lagi tangannya di pegang Senja, lebih baik segera mulai tugas mereka lagi.

Gadis ini lebih sabar dan lebih teliti lagi, dia juga lebih berhati-hati. Hasilnya sungguh mengagumkan, ternyata mereka rapi juga menanam sayuran ini. Mereka menemukan juga tanaman kacang dan menariknya agar bisa mengambil kacang tanah itu. "Lumayan ini buat direbus!" Senja terlihat senang bak menemukan harta karun.

"Hei kita belum selesai. Ayo siram semuanya!" Kebetulan tempat mereka ini dekat ke sumber air, ada sungai kecil yang dijadikan jalan air tawar yang akan mengalir ke laut bercampur dengan air garam.

"Aku ambil air dulu." Senja bersiap mengambil ember yang sudah disediakan.

"Tidak. Kita!" jawab Amanda sambil menggenggam tangannya, ternyata panas-panasan bercocok tanam seru juga, bercocok tanam beneran ya benih sayuran bukan benih anak.

"Ah sepertinya aku punya ide!" Amanda melihat peluang untuk memudahkan tugas mereka nantinya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top