Bianca yang menyebalkan b.


Bianca sungguh berani sekali, tekadnya sungguh besar membenci Amanda, sebesar tubuhnya ini. Bianca termasuk ke dalam golongan haters alias pembenci seorang tokoh.

"Tidak kenal juga." Bagi Amanda jika belum mengenal seseorang secara menyeluruh, luar maupun dalam, jangan menjudge orang itu jahat dan tidak baik, kenali dulu secara rinci, baru menjudge. Ini kenal saja tidak di dunia nyata, hanya mengenalnya lewat online sudah main benci saja. Apa salah Amanda pada Bianca, boro-boro punya salah sudah dibenci.

Senja rasa suasana semakin memanas lantaran Amanda dan Bianca semakin terbawa emosi. Mereka kan sedang dalam menjalankan misi, masa mau terus berdebat, buang-buang waktu saja, nanti kalau kalah bagaimana? Senja tak mau hal ini terjadi, dia harus memenangkan Variety show ini demi kebebasan. "Sudah-sudah, jangan bertengkar bisa tidak?" Kalau tidak ada yang menengahi ya bisa sampai terjadi baku hantam.

"Kita cari petunjuk lain saja," ajak Senja daripada waktu semakin berkurang, berdebat adalah hal yang membuang-buang waktu dan tenaga, tidak ada manfaatnya sama sekali.

Pasangan yang terlihat baik malah menikmati pertunjukan perdebatan Amanda dan Bianca bukannya memisahkan. Senja lah yang sampai turun tangan. Pria ini bahkan sampai mengatai orang yang berdebat pada kondisi seperti ini adalah orang yang egois dan seperti anak kecil, jadi jika tidak ingin dapat hadiah, hubungi panitia dan memilih untuk pulang saja.

Karena mereka malu pada Senja, akhirnya perdebatan selesai. Masing-masing dari mereka berpencar.

Senja berjalan di sekitar area tanah lapang kecil ini, siapa tahu ada petunjuk apa tugas yang harus mereka lakukan. "Ini dia." Dia mengangkat tinggi-tinggi kertas HVS yang tulisannya adalah:

"Tanamlah dengan sepenuh hati. Ini akan jadi bahan makananmu nanti untuk bertahan hidup. Setiap tim punya ladang masing-masing. Siapa cepat menanam dan paling rapi, dia yang akan jadi pemenangnya."

Senja bacakan dengan suara yang kencang agar semuanya bisa dengar. Suara serak-serak ngebas khas miliknya tentu bisa setiap pasangan dengar.

"Menanam sayuran ini, ya? Gampang sekali." Bianca membuka karung isi sayuran yang sebagian sudah ditumbuhi daun.

Amanda buka karung milik mereka. Sayuran ini memang sering dia makan, tapi tak tahu cara masaknya bagaimana dan cara menanamnya seperti apa. Maklum Amanda taunya cara menghabiskan uang saja.

"Bagaimana caranya, Senja? Kamu saja yang lakukan, ya!" Amanda melirik Senja, belum apa-apa dia seperti sudah ingin menyerah. Senja tarik napas dalam-dalam dan hembuskan perlahan, kepalanya pusing dapat pasangan yang manja.

Pria itu keluarkan semua bahan dari karung dan memeriksanya satu persatu, mengamati yang mana yang bisa di tanam dan yang mana yang bisa langsung dimakan.

Bianca melirik Amanda sinis, dia dengar keluhan gadis itu. "Tuh kan anak manja taunya cuma memerintah saja." Kalau Bianca menganggap ini adalah tugas yang enteng. Orang cuma suruh menanam makanan untuk bekal mereka tinggal kok. Btw ini tanaman kan bisa panen 3 bahkan bisa 6 bulanan, berarti durasi mereka akan lama di sini.

"Lakukan sendiri Amanda." Bianca mengucapkan kencang-kencang agar masuk ke telinga Amanda.

"Apa sih lo?" Amarah Amanda mulai tersulut lagi. Kenapa sih si Bianca ini doyan sekali cari masalah. Amanda risih pada orang-orang seperti itu.

"Kenapa? Takut panas? Takut kotor juga megang tanahnya?" Bahkan Bianca memutarkan tubuhnya di bawah sorotan teriknya matahari dan meraih tanah perkebunan yang didominasikan tanah pasir ini.

"Gak bisa?" tanyanya seolah meremehkan. Bisa saja mentang-mentang anak dari pemilik stasiun televisi ini, Amanda jadi seenaknya memerintah Senja, mereka kan tim jadi harus bekerja bersama, bukan mengandalkan satu orang.

"Sana balik jangan ikutan. Paling mau sembunyi di ketek papi, kan?" Kata-kata Bianca terus membuat hati Amanda mendidih.

"Lo mau ngajak gue ribut?" Gadis ini menarik kerah baju Bianca dan mengepalkan tangannya, ingin rasanya dia memukul si gempal ini.

"AMANDA!" teriakan Senja begitu keras, habisnya dua gadis ini dari tadi berdebat saja, tim Marsha sudah mulai duluan lho.

Amanda menoleh pada sumber suara. "Apa sih Senja. Ini orang dari tadi nyolot terus sih." Padahal dia sudah mau mengajak Bianca berkelahi, siapa takut. Dengan uang dia bisa buat Bianca yang malah dibui.

Senja tidak menjawabnya karena sibuk dengan tugas ini.

Bianca melirik Amanda sinis. "Anak manja sana balik. Loe gak akan bisa lakuin ini semua. Lo kan udah biasa serba dibantuin, gak bisa apa-apa. Wle!" Bangke emang si Bianca ini, bisanya merendahkan saja.

"Kata siapa?" Amanda memelototinya.

"Amandaaaaa ....." teriak Senja lagi agar gadis itu menghampirinya. Amanda pun menurut, dia berjongkok di sebelah Senja yang sibuk memilih sayuran.

"Udah berdebatnya?"

Amanda diam, malu karena Senja terlihat emosi.

"Kalau tidak mau di olok-olok ya buktikan kemampuanmu bahwa kau sendiri bisa, bukan diam atau cuma menyuruh orang lain saja." Perkataan Senja ada benarnya juga. Amanda justru jangan berdebat apalagi berkelahi, buktikan sendiri bahwa dia tidak seperti yang disebutkan Bianca.

"Senja. Ajarin gue sekarang!"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top