11. Sifat Manda
Sekarang, Senja bisa melihat sifat asli Amanda lewat pergerakan tidurnya. Perlahan ia bangkit dari posisi terbaring, setelahnya meletakan satu kaki dan satu tangan milik Manda yang nangkring tanpa dosa di atas tubuhnya. Pantas saja sepanjang malam memejamkan mata ia merasa ada beban yang tak dikenalinya. Rupanya ini milik Amanda.
Senja mengembuskan napas, menatap bantal guling yang semalam Amanda jadikan batas antar tubuh keduanya terjatuh mengenaskan di atas lantai. Pose tidur gadis itu tidak terbilang baik, tidurnya royal dan tidak bisa berhenti bergerak. Sepertinya itu yang membuat tidur Senja sama sekali tidak nyenyak. Ini menyebalkan, tetapi ia ingin tertawa melihat cara tertidur Amanda. Rupannya tidak seanggun saat sadar sepenuhnya.
Pergerakan abnormal di sampingnya membuat Senja menoleh. Lantas laki-laki itu menatap Amanda yang kini tengah mengerjapkan mata. Rambut panjang tergerai gadis itu tampak berantakan. Tidak tertata dan mirip seperti rambut singa.
Amanda menguap sebentar, lalu menatap sekeliling sembari berharap ada bibi menyediakan sarapan. Namun harapannya putus tepat bersitubruk dengan mata jelaga milik Senja. Ia tersentak, lalu reflek meyilangkan kedua tangan di depan dada. Mendapati respon itu, Senja langsung mengerutkan dahi bingung.
"Kau! Mengapa dekat-dekat denganku?!" serunya bertanya dengan nada kesal. Amanda menunjuk Senja yang masih menampakkan wajah tenangnya, tidak ada beban yang pria itu perlihatkan. Amanda malah melihat pria itu tertawa kecil beberapa saat.
"Jangan memutar balikkan fakta, Manda. Aku masih di sisi ranjang yang sama, kau yang mendekatiku selama terlelap. Lihatlah seberapa luas sisi ranjang di belakangmu." Senja menunjuk belakang tubuh Amanda dengan dagunya.
Intruksi itu langsung ditanggapi, Amanda menatap ke belakang tubuhnya. Senja benar, ia yang mendekati pria itu. Amanda juga melihat bantal guling yang ia gunakan sebagai batas tubuh antar keduanya tergeletak mengenaskan di atas lantai.
Sial, Amanda merasa malu sekarang, Pipinya bahkan bersemu.
Senja menahan tawa yang siap meledak kapan saja, ia memalingkan wajah, tertawa sebentar sebelum kembali menatap Amanda dengan pandangan netral.
Kini gadis itu meringis sembari menatap ke arahnya, "Aku tidak sengaja, ini terjadi saat aku tidur. Alam bawah sadarku yang melakukannya," papar Amanda memberi alasan. Berharap ucapannya bisa dimaklumi oleh pria di sampingnya.
Senja malah mendengdikkan bahu tak peduli, lalu turun dari ranjang untuk segera membersihkan diri.
Sebelum itu, ia kembali menatap Amanda, "Siapa yang berkata jangan melewati batas guling itu? Kau baru saja memakan perkataanmu sendiri, Manda," goda Senja untuk ke sekian kalinya. Laki-laki itu terbahak, lalu melesat meninggalkan Amanda di atas ranjang untuk masuk ke dalam bilik mandi.
Sepeninggal Senja, tepatnya setelah pintu kamar mandi terkunci, Amanda langsung membanting tubuhnya dengan kesal. Ia meninju udara dengan bantuan kedua kakinya. Ia malu, amat sangat malu.
Setelah ini, bagaimana ia harus menghadap Senja? Pria itu pasti akan mengolok-oloknya.
***
Teman-teman minta tolong kasih vote alias bintang, follow aku dan share cerita ini ya.
Terima kasih buat temen-temen yang kasih vote, semoga rejekinya lancar. Love sekebon buat kalian dari Neng L!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top