Bab 6 Misi Appolove

“Kenapa?” Tanya Kana sambil berjalan pelan ke arah Alby. “Gerah ya?”

Tangannya meraih tas yang ada di tangan kiri Alby. Kana mensejajarkan kepalanya dengan Alby, mereka bertemu pandang, Kana mendekati Alby yang menatapnya dengan horor. Dia membisikkan sesuatu di telinga suaminya lalu berbalik pergi menuju kamar. Langkahnya tampak seksi, Alby tidak bisa mengalihkan tatapannya pada betis putih yang menggoda.

Alby menggelengkan kepalanya. Dia mengikuti langkah Kana dari belakang dengan rasa was-was. Tidak biasanya Kana bersikap seberani itu apalagi sampai membisikkan kalimat keramat begitu. Alby yang tadi tampak gugup mulai memperbaiki raut wajahnya. Dia menatap datar ke arah Kana yang sedang menunggunya di ranjang.

“Apa ini semua Kana?” Tanya Alby dingin. Dia tidak suka melihat Kana seperti wanita murahan yang sedang menjajakan diri.

“Kak, kita sudah menikah selama seminggu dan belum pernah melakukan kewajiban masing-masing. Apa lagi yang kakak tunggu?” Kana bertanya dengan serius. Dia berharap ada jawaban yang memuaskan hatinya.

Alby menghela napas menghadapi Kana yang terlihat menyebalkan di matanya. “Aku belum siap untuk melakukan itu denganmu Kana, mengertilah!”

Kana bangun dari ranjang dan mendekat ke arah Alby. “Kakak nggak akan pernah siap jika belum mencobanya.”

“Kana, hentikan! Aku lelah.” suara Alby berujar tegas.

“Kenapa? Kakak tidak berani melakukannya? Atau kakak memang tidak bisa?” Tanya Kana yang terdengar memojokkan Alby. Jemari lentiknya meraba lengan kekar Alby dengan sensual.

Alby mencengkram kuat pergelangan tangan Kana sampai dia meringis kesakitan. Alby menatapnya tajam. Gurat kemarahan tercipta jelas di sana. “Jadi wanita jangan murahan!”

Kana terkesiap mendengar ucapan suaminya. Dia menatap berani wajah tampan suaminya dengan kilat sedih. “Apa salahnya menjadi wanita murahan pada suami sendiri.”

“Salahnya, aku tidak suka wanita seperti kamu!”

Alby membanting pintu kamar mandi. Kana membeku, air mata jatuh membasahi pipinya. Dia menggeleng dan menguatkan lagi hatinya. “Ini baru awal, masih banyak waktu buat berjuang.”

Kana membersihkan air mata dan tersenyum. Dia kembali ke ranjang dan langsung masuk dalam selimut. Dia mengambil ponsel lalu memutar salah youtube channel milik konten kreator Nadia Omara. Setiap dia sedih atau sedang suntuk, dia akan mendengarkan saluran youtube. Entah kenapa hatinya tenang dan menikmati semua cerita yang dibawakan oleh konten kreator tersebut. Apalagi kalau sudah tayang KHW. Kana memutar KHW episode 126. Kana menutup matanya berharap hatinya bisa melupakan kalimat menyakitkan dari mulut Alby.

Alby keluar dengan tampilan lebih segar. Matanya melihat ke arah Kana yang sudah tenggelam di bawah selimut. Alby memakai baju dan beranjak ke ruang tamu. Dia tidak bisa tidur dan memilih menonton tv secara random. Tiba-tiba bayangan kaki jenjang dan dada Kana berseliweran. Alby mengacak rambut kesal.

“Ya Tuhan, ada apa denganku. Dari sekian banyaknya hal kenapa harus bayangan Kana yang muncul.” Desahnya.

Alby tidak bisa menonton dengan tenang, dia memutuskan kembali ke kamar. Alby melihat ke arah Kana yang masih dengan posisi semula. Alby berdecih kesal. “Bisa-bisanya dia tidur nyenyak setelah membuat kekacauan.”

Alby ikut berbaring disamping istrinya yang tidur sembari membelakangi. Alby menarik pelan selimut yang menutupi tubuh Kana. Dia melihat earphone bluetooth putih bertengger di telinga Kana. Penasaran dengan apa yang sedang didengar Kana, Alby mengambil perlahan benda tersebut dan memasang ke telinganya.

“aaaaaaaa.......!!!!!!!!” teriakan Alby membahana seisi ruangan. Dia sampai terjengkang kebelakang saat mendengar suara mengerikan dari earphone milik Kana. Dia membuang benda tersebut dengan raut ketakutan.

“Kak, kenapa?” Tanya Kana yang juga ikut kaget mendengar suara nyaring suaminya.

“Kamu kenapa mendengar hal begitu sambil tidur.” Hardiknya.

“Mendengar apa?” Kana masih mencoba mencerna ucapan Alby.

“Itu,” Tunjuknya pada earphone Kana yang teronggok mengenaskan di sisi ranjang.

“Loh, kok bisa di sana.”

Alby berdehem. “Pokoknya jangan mendengarkan hal aneh kalau mau tidur. Kamu itu ya ada-ada aja kerjaannya! Bikin orang jantungan.”

Kana mengambil earphonenya. Dia mengambil satu lagi dari telinga kirinya lalu menyimpannya dalam laci. Dia tidak ambil pusing dengan Alby dan memilih melanjutkan tidur. sedangkan Alby yang masih ketakutan hanya mampu berdecak kesal dengan Kana.

“Bisa-bisanya dia kembali tidur, apa telinganya tidak bisa menyaring hal berbau horor.”

Alby menarik selimut, dan berusaha menutup matanya. Namun, suara yang tadi dia dengar terngiang-ngilang di telinganya. Dia mendekatkan diri pada Kana, membuang kasar guling yang menjadi pembatas di antara keduanya.

“Kana! Kana!” Panggilnya.

“Hhmm,” ucap Kana singkat. Pikirannya sudah melayang jauh mengejar mimpi indah yang tadi sempat terpotong gara-gara Alby.

“Aku tidak bisa tidur.”

“Hhmm.”

“Temani aku!” Bisiknya sambil menggoyangkan tubuh Kana.

“Hhmm.”

“Kana!” Decaknya kesal karena sejak tadi Kana hanya menjawab singkat.”

“Kenapa sih Kak? Aku ngantuk.”

“Salah siapa aku tidak bisa tidur sekarang.” Omel Alby masih dengan nada kesalnya.

“Ya udah maunya gimana sekarang. Mau dipeluk?”

“Jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan!” decak Alby memperingati Kana.

“Oke.” Kana melanjutkan tidurnya membuat Alby kelabakan. Dia tidak tahu maunya diapakan sama Kana. Dia masih ketakutan sekarang ini.

“Kana!” panggilnya lagi. “Jangan tidur.”

Kana mendesah kesal dan membuka matanya. Jika bisa menelan manusia mungkin Alby sudah menjadi orang pertama yang dia telan. Tapi menghadapi suami seperti Alby Kana harus memiliki kesabaran setebal dompet Suho EXO. Memasang wajah senyum nakal, dia berbalik menghadap Alby. “Sini!”

“Jangan macam-macam ya.”

“Kalau nggak mau ya sudah.”

“Oke, oke.” Panik Alby dan dia bisa merasakan dekapan hangat istrinya.

Kana membawa tubuh Alby ke dalam pelukannya. Membenamkan kepala Alby pada dadanya. Dia menepuk punggung Alby dengan lembut. Awalnya Alby canggung apalagi kepalanya bisa merasakan benda kenyal dan empuk membelai kepalanya. Dia memejamkan mata dan ajaibnya tidak ada lagi suara mengerikan yang tadi dia dengar menggema di telinganya. Perlahan belaian tangan Kana pada punggungnya membuat mata Alby sayu. Dia tertidur dalam pelukan Kana untuk pertama kalinya.

“Enakkan punya istri kalau tahu fungsinya.” Kekeh Kana, dia juga ikut tidur dan tersenyum manis. Entah apa yang didengar oleh suaminya tapi Kana sangat bersyukur, berkat hal itu dia bisa merasakan berada dalam dekapan hangat suaminya. Ya walau pun dirinya lah yang memeluk Alby tapi tetap sama saja. Sama-sama pelukan.

Pagi menjelang, Kana terbangun dan tersenyum bahagia. Ini adalah pagi terbaiknya karena kini dia berada dalam dekapan Alby. Matanya menelisik rupa suaminya yang begitu tampan. Kana mengecup lembut kening Alby, dia melihat bibir seksi yang begitu berisi seolah bibir itu berkata serang aku, serang aku. Kana jadi gergetan. Tapi sayangnya si pemilik bibir seksi bangun. Mata keduanya saling bertemu, satu detik, dua detik terlewati dengan aman. Hingga detik kelima Alby tersadar, dia bangun refleks dan menatap horor ke arah Kana.

“Apa yang sudah kamu lakukan kepadaku?”

Kana memutar bola mata jengah. Lalu ide nakal tiba-tiba terbersit dalam benaknya untuk mengerjai Alby. “Apa kakak tidak ingat apa yang sudah kita lakukan tadi malam?”

Sontak Alby melihat ke bawah tempat Bang Toyib berada, dia mengelus dada lega setelah mendapati dirinya masih ting-ting. Dia kemudian beralih menatap Kana tajam.

“Jangan coba-coba denganku!” Peringatnya.

“Sayang sekali padahal tadi malam Kakak sangat menikmatinya.”

“Kana!”

🦋🦋🦋🦋

Si ayang Alby bilang suka aja gengsi ya 🐌🐌🐌

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top