Lima: LDKS

"Gila Chan, banyak banget yang mau masuk Osis." Keluh Reynand kala mendapat tugas dari ketua dewan untuk memilah-milah siapa saja orang yang mau dia masukkan ke dalam OSIS.

Pemilihannya melalui sebuah angket yang berisi nama, kelas, bersedia atau tidak dan apa alasannya. Tapi baik Reynand mau pun Chandra gak bisa sembarangan memilih orang, orang yang di pilih harus punya alasan bagus atau kalau paling tidak mereka harus kenal sama orang yang di pilih. Ribet kan? Makanya dari tadi Reynand mengeluh terus.

"Ini Ega Herlis Salsabila Miranda-ebuset panjang amat namanya." Lagi-lagi Reynand mengomentari hal yang tak jelas. Andai saja Reynand bukan manusia, sudah Chandra panggil dukun buat mengusir.

"Oh itu yang komplotan sama Zahra bukan? Kata mas Catur sih itu tiga sekawan masukin aja apapun alasannya. Aneh gak sih?" Chandra bicara sambil menyingkirkan beberapa kertas yang dia rasa tak perlu. Tereliminasi. Tsah.

"Iya ya! Arjuna juga bilang gitu tadi sama gue, katanya Alveeza dan kawan-kawan itu masukin aja semua." Chandra manggut-manggut mendengar Reynand yang kegirangan baru ingat amanat calon ketua dewan mendatang.

"Jadi semua yang sekelas sama Alveeza dimasukin aja nih?"

"Serah lu bobrok!"

Chandra kira Reynand mulai waras hari ini, tapi nyatanya tidak. Tetap lemot 24/7. Andai ada obat penghilang lemot, mungkin Chandra bakal ngantri duluan buat beliin Reynand. Kurang baik apa lagi si Chandra ini?!

"Fernanda Yazid Fahmi. Nah ini temen gue." Chandra langsung memasukkan formulir Nanda ke dalam wadah yang dipilih.

"Alvian Bulan Azhari. Wah alasannya bagus nih Chan. Tapi ini cewek apa cowok? Alvian kek cowok tapi Bulan Azhari kek cewek." Chandra melihat ke arah Reynand yang sedang mengeja nama sambil manggut-manggut gajelas.

Tiba-tiba Chandra ingat sama kejadian di warung mas nugie kemaren.

"Owalah! Itu calon istri lu Rey." Ucap Chandra sambil nahan tawa. Apalagi ngeliat muka bego Reynand, rasanya Chandra mau mati ketawa sekarang.

"Hah? Serius? Dia cewek dong? Cakep gak Chan?" Reynand antusias. Kelewat percaya dengan apa yang diucapin Chandra.

"Dia cowok anjer... Huahaha!!" Chandra tertawa lepas sambil nepuk-nepuk meja osis, dia gak sanggup dia meliat ekspresi bego Reynand seharian. Dan setelah disebutin gender Vian pun Reynand masih gak peka,

"Loh itu namanya kan calon suami Chan."

"BAHAHA BEGO!!"

***

"Nda, gue kok merinding-dang gini ya nunggu pengumuman." Ucap Vian sambil mondar mandir gak karuan di dekat meja. Nanda dari tadi bosan liatnya dan memilih untuk main the sims di smartphone nya, the sims yang gratisan itu loh.

"Gue udah nulis alasan sebagus mungkin loh Nda, kira-kira dipilih gak ya?" ulang Vian lagi. Entah ini sudah yang keberapa kali Vian bicara seperti itu dan Nanda sampai hapal dengan intonasinya.

"Lu kalo merinding ya gak usah mondar-mandir. Sono minta rukiyah sama guru agama." Semprot Nanda dan akhirnya Vian pun langsung duduk di kursinya.

"An, lu serius gitu ya suka sama si Reynand? Gue kok ngerasa dia sekarang makin lolot ya." Nanda ngusap-ngusap dagunya sambil liatin langit-langit kelas yang berdebu.

Mendengar ucapan tadi, Vian langsung pasang wajah cemberut, "Alah lu kalo iri sama kegantengan dia bilang aja."

Salah lagi ya Tuhan. Lelah Nanda diginiin, niatnya mau bicara baik-baik malah dikira iri. Memangnya siapa yang mau iri dengan Reynand, banyak minusnya dari pada plusnya.

Dan setelah Nanda pikir, cocok juga kalau Vian dengan Reynand. Mereka kan sama-sama gak beres, yang satu lemot yang satu gak tau malu, ntar anaknya bakal jadi lemot yang gak tau malu. Eh sumpah horror-Inget Nda, Vian gabisa punya anak plis.

Tiba-tiba kelas X-IPA 1 langsung masuk kelas buru-buru, biasanya sih yang kaya gini kalau guru dateng tapi kan Nanda udah mastiin kalau hari ini Bapak Gais -Guru Kimia mereka, gak bakal masuk apapun kejadiannya.

Eh ternyata yang nongol malah Reynand dan Chandra.

"An an.. Ciee siapa tu-AWH!!" Nanda menjerit keras pas Vian nyubit pinggangnya gak tanggung-tanggung.

Dan pas Nanda mau protes dia langsung dapat plototan mata super horror dari Vian. Kayaknya si Vian malu-malu anjing kalau ada Reynand.

"Jadi yang bakal ikut LDKS dikelas ini adalah bla bla bla bla."

Chandra bacain beberapa nama yang dipilih dari kelas IPA 1. "Fernanda dan Alvian. Oke, untuk info selanjutkan akan di umumkan. Terima kasih." Chandra mengakhiri kata-katanya lalu keluar kelas. Sumpah kayak orang gak minat gitu.

"Nda! Kita dipilih Nda!" Vian langsung meluk Nanda saking senengnya, gak sadar dia kalau Nanda masih ngusap-ngusap pinggang yang kayaknya membiru.

***

"Loh Juna, lu juga kepilih?" ujar Vian antusias. Tapi pas dia manggil yang noleh malah dua orang, kicep dah si Vian.

"Bukan elu kak, tapi gue." si Junet noyor muka cowok yang ikutan noleh pas dipanggil Vian.

"Ini nih resiko nama sama. Hahaha.." cowok tadi cuma ketawa dan setelah Vian lihat lambang dibajunya, tu cowok kelas XI, makin kicep si Vian.

"Elu sih An, kalo manggil nama gue jangan bervariasi dong." Si cewek kemudian narik Vian supaya duduk disebelahnya. Dan didepan Junet ada Ega sama Zahra nyengir-nyengir ke arah Nanda Vian.

Nanda ikutan duduk disamping Vian. Btw, mereka duduknya lesehan dan bahkan ini udah ada yang baring-baring, katanya sih hari pertama LDKS cuma dengerin ocehan gak karuan dari setiap guru yang jadi narasumber.

"Ini Arjuna Prasetya ya? Calon ketua dewan ikutan juga nih?" tanya Nanda setelah baca nama diseragam cowok yang tadi di toyor Junet. "Ikut kok, meski gue males. Tapi disini gue nemenin Junet dan kawan-kawan. Kasian udah kek anak anjing ilang." Jawabnya pakai muka songong.

Nanda ngakak, iya juga sih, ngeliat tiga cabe-cabean ini ikutan LDKS malah nanti berujung celingukan gak jelas. Dari pada malu-maluin mending ada yang jagain.

Dan hari itu sesuai perkiraan, LDKS berjalan dengan sangat lama dikarenakan ceramah guru-guru yang gak putus-putus.

.

TBC

.

Padahal ini udh saya ketik lumayan banyak, tapi kok gak ke post2 ya :)

Senin [17:58]
Kalsel, 1 Januari 2018
Love,
B A B Y O N E

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top