Empat
Setelah selesai melakukan kampanye, siswa diajak untuk melakukan pemilihan. Masing-masing tempat sudah beri sekat untuk memilih pemimpin kesukaan mereka. Benar-benar dibuat seperti pemilihan resmi.
Dan sudah pasti, Vian memilih pasangan nomor urut tiga. Begitu pula dengan Nanda, padahal niatnya Nanda mau golput tapi sudah dijanjiin sama Vian.
"Kalau sampai lu gak milih laki gue, gue botakin lu." Ancem Vian pada Nanda sebelum masuk ke bilik buat pencoblosan.
"Iye An iye, ntar traktir gue mi ayam mas Nugie ya." ujar Nanda dan Vian acungin jempol tanda setuju.
Nanda mah apa, minta duit sama Vian pun jadi. Vian anaknya baik sih, gak pelit lagi, modal dengerin segala ocehan dia doang terus iyain aja apa yang dia omongin, selesai.
Pencoblosan selesai dan sekitar jam 2 siang dua orang siswa dari setiap kelas di kumpulkan dibawah pohon ketapang, biar adem katanya. Mereka duduk di kursi plastik dan didepannya ada whiteboard yang sudah bertuliskan nama-nama kandidat.
Perwakilan dari kelas X IPA-1 ada Nanda sama Alvian, kalau dari kelas IPA-2 ada Junet sama Ega, Zahra juga ada tapi dia bukan jadi perwakilan kelas, cuma buat bolos pelajaran Matematika doang biar bisa ngobrol bareng mas Catur, ketua dewan siswa yang bentar lagi turun jabatan, gebetan Zahra tuh.
"Tiga!" ucap Catur seraya ngangkat tinggi-tinggi kertas yang tadi di coblos sama para siswa. Angka tiga artinya kandidat yang di pilih itu Reynand dan Chandra.
Salah satu panitia pun menulis satu garis di barisan nama pasangan nomor tiga pada whiteboard.
"Tiga!"
"Tiga!"
"Tiga!"
"Dua!"
"Tiga!"
"Satu!"
***
Dan pada akhirnya Reynand dan Chandra terpilih dengan total suara 90%. Ajib, ini membuktikan kalau warga mereka lebih suka sama pemimpin yang polos dan bobrok kayak Reynand.
Dari pada milih yang kebanyakan janji tapi ujung-ujungnya dusta yakan?
"AAAAA!! NANDAAAA~ Laki gue jadi ketua osis Ndaaaaa~" Vian meluk Nanda dan joget-joget depan kelas. Nanda sabar kok punya temen kayak Vian. Ini udah lebih parah daripada cewek, sumpah.
"Gue heran, siapa sih yang milih orang kayak Reynand. Ya selain kita berdua maksudnya." Ujar Nanda sambil geleng-geleng kepala kayak gak terima gitu.
"Yang cewek milih karena kandidat nomor tiga itu sama-sama ganteng. Yang cowok milih karena—yah lu kek gak tau aja cowok itu pikirannya gimana. Mana yang gak beres, itu yang mereka pilih." Sahut Junet sambil nyeruput es degan dihadapanya.
Nanda, Vian, Junet, Zahra sama Ega lagi duduk di warung mi ayamnya mas Nugie. Padahal tadi niatnya Vian mau pergi berdua sama Nanda doang, eh ternyata tiga cabe ini malah denger dan ngekor dibelakang buat makan gratisan.
"Mi ayamnya lima ya? Mau makan sekarang atau nanti?" tanya mas-mas yang ngelayanin mereka.
"Sekarang mas." Jawab Vian sambil senyum kalem.
"Sekarang aja mas, kalau nanti-nanti terus kapan majunya hubungan kita?" Celutuk Junet sambil kedip-kedip najis. Mampus, si masnya jadi syok.
"Eh cabe, lu kurang-kurangin kek." Tegur Nanda yang kini ikut-ikutan Vian manggil Junet dan tiga kawannya dengan sebutan 'Cabe'.
"Btw, kalian ikutan LDKS gak?" tanya Ega pada keempatnya.
"Apaan tuh?" tanya Nanda yang kayaknya udah mulai ketularan Reynand bobroknya.
"Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, buat milih pengurus OSIS sama MPK. Tapi karena disekolah kita udah ada Dewan Siswa yang dipilih sama Guru, jadi MPK gak perlu." Jelas Ega yang emang keliatannya lebih waras dari dua cewek yang lain.
"Oh iya bener, tahun ini rada aneh ya, kata mas Catur biasanya LDKS dulu baru pemilihan ketua osis, lah tahun ini malah dibalik." Sahut Zahra mulai berbincang.
"Bentar bentar, kalau gue jadi pengurus OSIS, ntar gue bakal dibawah naungan kak Reynand yakan?" sahut Vian yang langsung semangat enam sembilan.
"Naungan. Bahasamu Naungan!" ujar Nanda dan noyor kepala Vian.
"Iya An, tapi lu harus bersaing dulu sama ratusan anak lain yang mau jadi pengurus OSIS juga. Di sekolah kita pengurus osisnya ada 60 doang, udah dihitung sama pengurus inti yaitu ketos, waketos, sektos satu, sektos dua, benos satu dan benos dua. Pengurus inti lainnya di pilih sama Reynand dan Chandra selaku ketos dan waketos." Jelas Ega sekali lagi.
Vian manggut-manggut paham. "Gapapa Ga, gue yakin dengan kekuatan cinta ini gue pasti bisa jadi pengurus OSIS dan pedekate sama calon suami." Ujar Vian makin bersemangat.
"Oke, sudah dipastikan kita semua bakal ikutan ldks!" ucap Zahra dan semuanya pun manggut. "Gue ngikut Vian pokoknya!" ujar Nanda menambahkan.
"Ketua Dewan yang baru dari kelasnya kak Reynand juga, kak Arjuna. Lengkapnya sih Arjuna Prasetya. Itu loh kakak ganteng yang tinggi bin tajir. Badboy pinter. Aaahh~" Zahra mulai geliat-geliat gak jelas dan bikin Vian ilfil.
Vian, lu bahkan lebih parah dari Zahra.
"Udah! Pokoknya gue bakal ikutan ldks apapun yang terjadi! Suami gue udah nungguin~" ujar Vian tersenyum selebar dunia ini/?.
"Gue ikut-ikutan Vian." Sahut Nanda.
***
"Gile lu Rey! Untung aja kepilih, coba enggak, udah gue sate lu sekarang juga." Murka Chandra sambil noyor-noyor kepala Reynand berulang kali. Yang jadi korban amukan hanya bisa pasrah, Chandra kalau ngamuk itu serem.
"Ih kampanye gue tadi bagus tau Chan. Sampe gak ada yang nanya saking pahamnya!" bela Reynand. Dia di omeli Chandra gara-gara isi pidato kampanye nya yang luar biasa ajib.
"Bagus pala lu! Itu mereka gak ada yang nanya soalnya udah tau elu nya bobrok!" balas Chandra gamau kalah.
"Tapikan udah menang juga Chan, gapapa dong." Ujar Reynand sok cemberut dan langsung dapat tonjokan lagi di muka oleh tangan mulus Chandra.
"Gapapa your ass! Menang sih menang, tapi gue gatau kudu prihatin apa nangis, ini menang karena yang milih juga pada bobrok semua!"
Dan seperti itulah Chandra ngomel sepanjang jalan menuju parkiran sama Reynand. Hari ini Reynand nebeng sama Chandra, jadi mau gak mau dia harus dengerin ocehan supersonik milik sahabatnya.
"Gue mau mampir di Nugie bentar, mau beli bakso beranak." Ucap Chandra dan hanya disambut acungan jempol oleh Reynand saat mereka sedang berkendara.
"Gausah mepet-mepet. Gue jijik kampret." Sembur Chandra lagi karena Reynand duduknya terlalu kedepan.
"Lah nanti jatoh Chan."
"Lu gausah kayak anak perawan gobs!"
Chandra kayaknya emang harus rutin periksa darah setiap minggu, habisnya dia takut ntar tiba-tiba stroke karena ketinggian darah gara-gara sering deket sama Reynand. Reynand juga sih, seneng banget bikin anak orang pms abadi.
Tak lama setelah berkendara akhirnya mereka sampai di sebuah warung tema serba merah-oranye.
"Lu tungguin aja disini. Awas lu kalo kemana-mana." Chandra menyembur sekali lagi dan Reynand hanya bisa manggut-manggut manis.
Chandra pun berjalan sambil ngedumel sendiri. Iya kali dia ngerasa masih belum puas kalau belum bejek-bejek si Reynand.
"Mas, bakso beranaknya bungkus satu." Ucap Chandra pakai muka datar sama si mas-mas penjual bakso.
"Chandra?" sebuah suara menyapa telinga Chandra.
"Chandra, sini kuy gabung bareng kita."
Satu lagi muncul makhluk absurd yang SKSD sama Chandra. Siapa lagi kalau bukan si Nanda. Disamping Nanda ada Vian yang ngeliatin Chandra dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Sebenernya Chandra kenal sama Nanda kok, kan mereka dulunya Chandra kakak kelasnya Nanda juga waktu SMP.
"Gak, makasih. Gue lagi bawa si Reynand." Chandra nunjuk kendaraannya yang dihinggapi Reynand.
Mendengar nama keramat yang diucapkan Chandra, refleks Alvian celingukan kesana kemari udah kayak kucing mau kawin aja.
"Mana suami gue kak?!" ujarnya asal nyeplos dan bikin Chandra kedip-kedip.
"S-suami lu?"
.
TBC
.
Sesuai janji, saya akan up ini work barengan sama Fucking Villain ><
Rabu [17:42]
Kalsel, 18 Oktober 2017
Love,
B A B Y O NE
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top