LGBT. Why?

Assalamualaikum, bapak menteri....
Saya tergelitik dg cuitan bapak di twitter soal LGBT. Sebagai seorang perempuan bodoh, saya hanya ingin bertanya pada bapak soal pernyataan bapak tersebut. Bolehkah?

1. LGBT dilarang masuk kampus kalau bercinta dan bermesraan. Bapak, tahukah bapak... jumlah pelaku LGBT tidak sebanyak kaum hetero, pak.. karena itu kami menyebutnya kaum minoritas. Lalu, apakah yg bukan LGBT diperbolehkan masuk kampus meski bercinta dan bermesraan? Coba bapak pikir berapa banyak kaum hetero yang melakukannya! Kaum LGBT mungkin masih tersembunyi, karena itu mereka tentu belum mau menunjukkan diri. Lalu untuk apa statement itu anda tunjukkan?
Maaf, bapak... saya perempuan bodoh! Saya hanya bertanya, jadi kalau yg lurus bercinta dan bermesraan tidak apa2 masuk kampus? Sebenarnya kampus itu tempat belajar atau Love Hotel?

2. Bapak, saya perempuan bodoh bapak! Karena itu saya bertanya-tanya pada diri sendiri. Kenapa bapak sibuk memikirkan kaum LGBT dan intervensi mereka terhadap dunia pendidikan? Di dunia riset dan teknologi? Bagaimana kalau orang yg memajukan ristek adalah pelaku LGBT? Apa bapak akan membuangnya ke luar negeri?

3. Bapak menteri yang saya hormati, kira2 seberapa penting anda membahas masalah LGBT dan larangan masuk kampus ini dibanding kemajuan ristek di Indonesia? Sinetron yg mengajarkan pacaran ditonton anak2 kecil, bahkan Saudara saya yg masih kelas 6 SD saja sudah pacaran. Dulu saat saya kelas 6 SD, saya hanya tahu main jalangkung. Dulu ristek belum semaju sekarang, lho pak! Apakah nggak sebaiknya bapak lebih memikirkan tentang kemajuan ristek daripada memikirkan masalah minor? LGBT itu masih diraba lho pak pelakunya, beda sama sinetron minim moral di TV!

Saya bertanya sebagai wanita bodoh, yg hanya bisa mengernyit. Dibanding memikirkan hal yg masih samar, kenapa tidak bertindak atas masalah yg lebih jelas?
Sekali lagi, saya perempuan bodoh yg bahkan belum tahu beda hak dan diskriminasi. Terimakasih...

#gaachanvoice
*kayang

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top