RENGEKAN PIMTHA

'Kapan lagi kalian melihat, Pimtha merengek.' - Shooky





"Lex, coba lo bangunin mereka gih," suruh Pimtha pada Alex yang baru saja bangun dari tidurnya. 

"Males ih, Mbak," rengek Alex yang kembali bergelung di balik selimut tebalnya. Membuat Jessica yang baru saja masuk ke dalam ruangan yang dikhususkan untuk mereka bertiga pun, bergidik ngeri.

"BANGUN! SEBELUM DI BANGUNIN MALAIKAT!" Teriak Jessica, lalu menarik selimut yang membalut tubuh bongsor teman semasa oroknya itu. 

"Urus tuh sobat lu, gue ke atas dulu. Mau bangunin ke tujuh alien dulu," pamit Pimtha pada Jessica yang masih terus berusaha membangunkan Alex yang terus saja memberontak.

Ya gimana ga berontak, dia baru tidur jam empat pagi. Sekarang baru jam tujuh pagi, tapi dia udah di paksa buat bangun! 



Tok.. Tok.. 


"Mang, RJ! Bangun! Katanya mau berkuda," ujar Pimtha dari depan pintu kamar mereka bertujuh yang sengaja ia tempatkan di kamar paling pojok.

Tak mendapat respon sama sekali, akhirnya Pimtha pun membuka pintu tersebut dan masuk ke dalam kamar yang sudah ia khususkan untuk mereka.

Pemandangan yang pertama Pimtha lihat adalah, kotak pizza yang berserakan. Yang jelas saja udah kosong.

"Cih, beneran mau kena kolesterol emang," omel Pimtha sambil menumpuk kotak pizza yang kosong tersebut menjadi satu. 

Setelah itu, ia pun membuka satu persatu tirai yang menutupi setiap ranjang. Agar mereka bangun, dan agar ia juga tahu di kasur mana Mang juga RJ tertidur. 

"Bangun!!" omel Pimtha pada Mang yang ternyata tertidur di ranjang atas.

Lalu kembali menuruni tangga penghubung, setelah itu kembali membangunkan RJ yang tertidur tepat di ranjang bawah Mang.

"Bangun, Je! Katanya mau berkuda!" omel Pimtha lagi, ia menarik selimut yang menutupi tubuh lelaki tersebut.




"BANGUUNN!!" Teriak Pimtha sekuat tenaga, membuat mereka bertujuh kompak bangun dalam detik berikutnya.

Pimtha meringis setelah mendengar tiga kali suara kepala yang terkatuk atap ranjang. Sudah jelas itu pasti suara dari tiga orang yang tertidur di ranjang bawah.

"Aduh! Kepalaku," ringis Tata sembari keluar dari ranjang bawahnya. Ia melirik Pimtha dengan tatapan kesal, sedangkan yang di tatap sedikit merasa bersalah.

"Coba aku lihat," Pimtha menghampiri Tata yang kembali terduduk di atas karpet dengan menyandarkan punggungnya pada ranjangnya.

Tata pun memperhatikan kepalanya yang tadi terkatuk atap ranjang yang ditempati oleh Koya, "pusing." rengeknya lagi.

Pimtha melihat dahi Tata sedikit lecet, mungkin karena ia bangun dengan cepat membuat dahinya bergesekan dengan keras hingga mengakibatkan kulitnya sedikit terbuka.

"Maaf ya," Pimtha meniup niup luka Tata, entah apa gunanya. Yang jelas ia meniupi dahi Tata hingga si empu kembali tertidur dengan kepala yang bersandar pada ranjang.

Melihat Tata yang kembali tertidur, Pimtha pun kembali berdiri dan melirik ranjang lainnya yang ternyata para penghuninya sudah kembali tertidur.

Tak ingin kembali membuat mereka kaget, Pimtha melangkahkan kakinya menuju ranjang dimana RJ dan Mang berada.

Tanpa rasa bersalah, Pimtha langsung menarik telinga mereka berdua dengan kuat hingga mereka terbangun dalam sekejap mata.



"INI SIAPA YANG NGASIH TAHU HARUS PAKE BAJU GINIAN,HA?!" Teriak Pimtha setelag melihat Mang serta RJ berdiri dihadapannya dengan pakaian yang katanya siap untuk berkuda.

"Jessica," jawab mereka kompak, membuat Pimtha bingung sendiri.

Kenapa orang orang yang ada disekitarnya punya kelakuan ajaib, dengan kapasitas otak yang cuma seperempat?! 

"Terus kalian nurut waktu, Jeje, nyuruh kalian pake baju ini?" 

Lagi lagi mereka menganggukan kepalanya dengan kompak.




Tahan Pimtha. 

Tarik nafas.. 

Buang.. 

Tarik nafas.. 

Buang.. 



"Sejak kapan emang berkuda pake jas gitu?" omel Pimtha, lalu menarik mereka berdua keluar dari ruangannya dan membawanya kembali menuju kamar mereka.






Di dalam kamar sudah ada Jessica dan ke lima alien lainnya yang tengah merapihkan kamar.

Melihat keberadaan Jessica, Pimtha pun melepaskan genggaman tangannya pada Mang juga RJ, lalu menghampiri Jessica dengan emosi yang sudah hampir meledak.

"Kenapa lu suruh mereka pake jas, Suketi?! Mereka mau berkuda bukan mau ke pesta anjir!" omel Pimtha dengan suara yang tertahan, membuat Jessica meringis.

"Gue cari di internet, Mbak. Di foto yang gue dapet, mereka pada pake jas kalau mau berkuda, ko." jelasnya dengan yakin.

"Itu beda lagi ya, Jubaedah!" omel Pimtha, "itu emang baju khusus berkuda, ini kan mereka cuma mau latihan. Bukan lomba berkuda," lanjutnya dengan merengek.

Bingung harus meladeni manusia manusia yang ada disekelilingnya ini dengan cara apa.

Mendengar Pimtha berbicara dengan suara seperti orang yang akan menangis, membuat mereka bertujuh dengan cepat mendekat. Bahkan tanpa bersalah Shooky dan Kooky menyingkirkan Jessica agar tak menghalangi mereka berdua yang akan menghampiri Pimtha.

"Kamu kenapa, Pimtha? Kita berbuat salah?" tanya Koya, khawatir. Karena ia jarang mendengar Pimtha berbicara dengan suara yang seperti itu.

"Apa aku salah menggunakan baju, iya?" kali ini RJ yang bertanya, bahkan ia sudah melepaskan jas yang ia pakai. Lalu ia lempar sembarang arah.

Membuat Pimtha kembali merengek, "jangan asal buang, itu mahal kan?" 

Mendengar rengekan Pimtha, dengan cepat Tata meraih jas RJ kembali, lalu ia paksa agar RJ kembali menggunakannya. 

"Yasudah, aku tak perlu berlatih berkuda saja. Aku akan membantumu di hostel," ujar Mang dengan yakin, yang lagi lagi membuat Pimtha kembali merengek.

Bahkan wanita tersebut sudah duduk di karpet dengan kaki yang menendang nendang udara, "GUE UDAH BAYAR MAHAL BUAT KALIAN BERDUA MASUK LATIHAN BERKUDA!!" rengeknya lagi dengan keras.

Membuat mereka bertujuh kelimpungan harus bagaimana menenangkan penduduk Bumi tersebut.

Berbeda dengan Jessica yang sudah kembali melanjutkan merapihkan kamar tersebut dengan santai, sudah tidak aneh dengan kelakuan bosnya tersebut yang sebenarnya sama ajaibnya seperti mereka.





Disinilah mereka sekarang, tengah menonton Mang juga RJ yang tengah berlatih berkuda. Bahkan Chimmy tanpa tahu malu berteriak teriak menyemangati kedua temannya itu.

"AYO MANG!! RJ!! SEMANGAT!" Teriaknya nyaring.

Namun bukannya membuat kedua lelaki yang tengah berada diatas kuda tersebut bersemangat, Chimmy membuat mereka berdua terkejut dan tanpa sengaja memukul kuda tersebut dengan alat pacu yang ada ditangannya.

Melihat kuda yang RJ juga Mang naiki berlari dengan cepat, membuat Pimtha terkejut. Ia bahkan tanpa pikir panjang langsung berlari ke arah kandang dimana kuda kuda tengah beristirahat.

Tanpa permisi, Pimtha menunggangi salah satu kuda dan membawanya mengejar kedua kuda yang sudah membawa lari Mang juga RJ.

Dengan berani Pimtha mengacu kudanya dengan cepat agar dapat menyelamatkan dua aliennya tersebut, bahkan kedua pelatih Mang juga RJ pun sudah ikut mengejar muridnya yang dibawa lari kudanya.



Tanpa sadar, air mata Pimtha keluar.

Pimtha takut.

Takut akan kembali merasakan kehilangan jika ia tak berhasil menyelamatkan Mang juga RJ.

Setidaknya, kali ini biarkan Pimtha berusaha untuk menyelamatkan kedua alien pembuat masalah tersebut.

Karena nyatanya, walaupun mereka sering membuat tensi darah Pimtha naik. Ia tetap menyayangi kedua lelaki tersebut.







A/n : Iya, jadi Mbak Pim tuh tsundere gitu. Sering ngomel, padahal sayang.

Cuih.

Bitiway bitiway, bities, kalian kebayang ga kalau mereka berdua berkuda pake jas gitu?

KALAU AKU SIH KEBAYANG, UDAH KAYA PANGERAN PANGERAN BERKUDA HEHE

2020 - 05 - 13

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top