PIZZA

'Pizza itu enak. Jika tahu di Bumi banyak makanan enak, sudah dari dulu aku meminta Tata membawaku ke Bumi.' - ErJe






Setelah rentetan permintaan dari warga BT21 tadi sore, malam ini Pimtha mulai memenuhi satu persatu permintaan mereka.

Yang gampang dulu aja, beli pizza sesuai permintaannya RJ.


"Udah semuanya?" tanya Pimtha pada segerombolan lelaki tampan tersebut.

Mereka mengangguk, dan serempak menjawab, "SUDAAH!!" 

"TUNGGU AKU!!" Teriak seseorang dari arah tangga, membuat Pimtha melirik ke arah tangga.

"JANGAN LARI! JATOH DARI TANGGA BUKAN SULAP BUKAN SIHIR ANJIR, YANG ADA KAKI LO BENGKOK!" Omel Pimtha pada Cooky yang sedang menuruni tangga dengan langkah cepatnya.

Alex yang ada di dekat gerombolan itu pun mendesis, "belum pergi aja udah heboh. Syukur syukur di sana ga bikin onar, anjir." 

"Doain, semoga gue ga kena penyakit darah tinggi, Lex." sambar Pimtha cepat, setelah mendengar ucapan Alex. Membuat lelaki muda tersebut tertawa kecil.




"Pimtha, aku mau yang ini. Ada banyak dagingnya," kata Chimmy sambil menunjuk gambar pizza yang ada di dalam buku menu.

"Aku tak ingin daging, aku seperti sedang memakan kawanan ku sendiri," sela RJ dengan nada yang sedih. Membuat Pimtha sedikit mengiba dengan lelaki jangkung tersebut.

"Pimtha, aku ingin ini. Sepertinya enak," tunjuk Tata yang menunjuk gambar yang berbeda lainnya dari buku menu. Disusul yang lain, yang mulai menunjuk nunjuk gambar pizza yang berbeda varian.

Sepertinya Pimtha harus mulai menjauhkan mereka dari gambar, kalau seperti ini terus ia bisa mati muda karena banyaknya permintaan dari mereka.

Kemauan diri sendiri aja ga sering dikabulin, ini udah mikirin kemauan orang lain. 

Berasa manusia paling baik di dunia.














"Makannya pelan pelan, Mang," ujar Pimtha pada Mang yang mulutnya sibuk mengunyah, namun tangannya sudah siap mengambil potongan pizza lainnya.

Mang yang di tegur pun, hanya menampilkan senyum manisnya. Membuat Pimtha kembali dibuat lupa daratan karena senyum lelaki kuda tersebut.

"Pimtha, apa boleh aku membeli makanan ini untuk dibawa pulang?" tanya Koya yang diam diam sudah menghabiskan hampir lima slice pizza.

"Yaudah, nanti pesen lagi aja. Bisa kan sendiri?" 

Koya mengangguk senang, lalu kembali memakan pizza ke enam yang sudah ia genggam. Namun belum sampai pizza itu ke dalam mulutnya, Shooky lebih dulu merebutnya dengan kasar.

"Kamu kira aku tak tahu, kamu sudah menghabiskan lima potong!" omelnya, lalu mencabik pizza tersebut dengan garang. Membuat Koya seketika menunduk ketakutan.

Pimtha terkekeh melihat mereka berdua, ia kira para makhluk tersebut tidak bisa saling mengomel atau emosi satu sama lain.

"Nih," Pimtha memberikan pizza yang ada di piringnya pada Koya. "Kau bisa ambil punyaku." 

Tatapan mata Koya tiba tiba berbinar, "suapi aku, ya?" 

Seketika wajah Pimtha berubah masam. Udah dikasih pizza, minta disuapin.

Tipikal warga BT21, ngelunjak.

"Buka mulutmu," ucap Pimtha yang tetap menuruti keinginan Koya. Menyuapi lelaki tersebut.

Dengan senang Koya membuka mulutnya, lalu menggigit pizza yang diangsurkan oleh Pimtha. 

"Aku pun mau, Pimtha!" protes RJ yang memang duduk disamping kiri Pimtha.

Dengan sabar, Pimtha kembali menyuapi yang lainnya.

"Pimtha, apa kau tak ingin menyuapiku?" rengek Tata yang duduk di hadapannya. Membuat Pimtha terkekeh, lalu mengarahkan pizza yang sudah tinggal seperempat itu pada Tata.

Yang tentu saja disambut dengan riang gembira oleh Tata, ia pun langsung melahap habis pizza yang ada ditangan Pimtha.

"Cepet abisin, kita balik bentar lagi. Ud—" 

"Buka mulutmu, Pimtha!" suruh Mang yang sudah berdiri disamping kursi yang Pimtha duduki.

Melihat Mang yang membawa satu slice pizza, Pimtha pun membuka mulutnya dan menerima suapan pizza yang Mang berikan.

"Terima kasih," ucap Pimtha disela kunyahan pizzanya. Yang lagi lagi dibalas senyuman manis lelaki tersebut.

Hilangnya Mang dari samping kursi Pimtha, sekarang Chimmy yang duduk disamping Tata meminta Pimtha membuka mulutnya juga.

"Aku juga bisa menyuapimu, Pimtha. Ayo, buka mulutmu," lagi lagi Pimtha menurut saja, menerima suapan dari lelaki berpipi chubby tersebut.

Belum juga Pimtha menelan pizza yang Chimmy berikan, Cooky ikut mengangsurkan pizza padanya. Jangan lupa dengan saus yang berlumuran di atas pizza tersebut.

"Aku menyayangimu, jadi aku pun mau menyuapimu,"

"Tu—" 

Belum selesai Pimtha menyelesaikan ucapannya, Cooky sudah lebih dulu memasukan potongan pizza tersebut kedalam mulutnya. Membuat Pimtha harus dengan susah payah mengunyah pizza yang penuh di dalam mulutnya.

Setelah berhasil mengunyah pizza yang berbeda rasa tersebut di dalam mulutnya, Pimtha langsung menengguk habis air di dalam gelas yang ada di hadapannya.

"Sayang sih sayang, coy! Gue belum nelen udah disuapin aja," omel Pimtha entah pada siapa. "ga lucu kan kalau gue mati keselek pizza," lanjutnya lagi, yang tak digubris oleh warga BT21.

Bukan karena mengacuhkan wanita tersebut, karena mereka tak mengerti apa yang Pimtha ucapkan.


"Ya, sana pesen yang mau dibawa pulang," suruh Pimtha pada Koya yang ingat bahwa lelaki tersebut ingin membawa pulang pizza. 

Koya pun mengangguk, lalu menarik Shooky yang duduk disampingnya untuk menemani memesan pizza.

"Pimtha, kapan kita membeli kelinci?" 

Chimmy mengangguk setuju, "anjingku pun, kapan akan dibelinya?" 

Beli aja belum, udah tiba tiba bilang anjingku. Desis Pimtha dalam hati.

"Tetap saja, ujung ujungnya aku akan membeli anjingkan." omel Chimmy setelah mendengar desisan dalam hati Pimtha. Membuat Pimtha meringis, lupa jika mereka dapat melakukan hal ajaib tersebut.

"Lusa, ya?" kata Pimtha, "besok sepertinya aku harus mengantar Mang ke tempat pelatihan berkuda." lanjutnya, memberitahu alasan mengapa tak dapat membeli hewan tersebut besok.

"Akupun mau berkuda, Pimtha!" seru RJ semangat, membuat Pimtha menoleh pada lelaki tersebut. "Berani emang?" 

"Aku ini lelaki! Aku harus berani," omelnya, setelah merasa diremehkan oleh Pimtha.

"Yaudah, besok pagi siap siap bareng sama Mang. Okay?" 

RJ pun mengangguk, "okay. Aku akan bersiap." 












"Pimtha, mana uangnya?" tanya Shooky yang sudah berdiri disamping kursi yang Pimtha tempati.

"Ah, sudah selesai?" 

Shooky mengangguk, "total yang akan dibawa pulang, satu juga empat ratus dua puluh ribu."

Pimtha shock mendengar nominal yang lelaki bermata minim tersebut ucapkan, "kau yakin?" 

Lagi lagi Shooky mengangguk, "aku memesan sepuluh pizza. Mereka tadi berkata ingin membawa pulang juga makanan ini," jawabnya sambil menunjuk kelima temannya yang masih duduk di kursinya masing masing.

Pimtha menatap bingung, "mereka? Kapan mereka bilangnya? Perasaan daritadi mereka disini, ga bilang mau bawa juga, ko." ucapnya bingung.

Shooky menghembuskan nafas lelah, "kau lupa, kita bisa bertelepati?" 

Mendengar pertanyaan yang Shooky lontarkan, Pimtha hanya bisa mengangguk anggukan kepalanya. Lalu iapun memberikan kartunya pada Shooky untuk membayar pizza yang mereka pesan. 


Namun, mengingat jumlah yang mereka pesan, membuat Pimtha mengomel dalam hati kuat kuat. Tak perduli jika mereka akan terkejut saat mendengarnya

BELUM TAHU AJA LO KESERINGAN MAKAN PIZZA BISA BIKIN KOLESTEROL! 





Koya yang berada di kasir bersama Shooky, sama sama terkejut. Membuat si Mbak kasir mengernyit melihat dua pengunjungnya tersebut tiba tiba berjingkat kaget.

RJ yang tengah minum, tiba tiba menyemburkan minumannya. Membuat Chimmy yang ada dihadapannya terkena air tersebut.

Sedangkan Tata yang sudah hampir menutup matanya dengan sempurna karena mengantuk, kembali duduk dengan tegak.

Mang dan Cooky yang sedang sibuk mencolek colekan kentang pada saus pun berjingkat, bahkan tanpa sengaja Mang menjatuhkan mangkuk sausnya.

Melihat reaksi mereka berlima, Pimtha sedikit terkekeh. Lalu ia berlaga tidak melakukan apapun saat mereka berlima dengan kompak menoleh kearahnya. 






A/n : Maafkeun baru up lagi, baru dapat sepercik ide ini HUHU

Ohiya, cuma mau bilang...




















Jangan lupa vomment ya Para Penghuni Bumi.

HEARTEU!! 💜💜💜



2020 - 05 - 13

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top