ITU TUMPAH!
Sudah beberapa hari semenjak kejadian Mang dan RJ yang dibawa kabur oleh kuda, dan Pimtha yang dengan beraninya mengejar mereka berdua dengan kuda.
Namun itu semua berakhir mengenaskan, Mang dan RJ yang berhasil di selamatkan oleh sang pelatih. Sedangkan Pimtha dengan nekat menjatuhkan diri dari kuda yang ternyata bukan kuda yang dikhususkan untuk pelatihan.
Sebab aksi sok heroiknya itu, Pimtha mengalami luka di dagu serta lutut dan sikunya. Tak tanggung tanggung, dagu Pimtha harus dijahit sebanyak 3 jahitan.
Disinilah Pimtha sekarang, di kamar dengan laptop yang ada dipangkuannya. Tengah menyusun beberapa laporan hostel yang belum ia copy dalam bentuk soft file.
"Mbak, nih tagihan listrik bulan ini," Jessica menyimpan amplop putih di atas nakas samping kasur.
Tanpa melirik amplop tersebut, Pimtha langsung menjawab, "lo bayar langsung gih, Je. Pake uang di depan dulu, gue belum ke ATM."
Jessica pun mengambil kembali amplop putih tersebut, "terus yang jaga depan siapa?"
"Si Alex dateng jam berapa sih?" tanyanya balik, lupa kalau dia belum bisa banyak bergerak karena luka di tubuhnya ini.
"Hari ini dia libur, Mbak, mau ke pantai katanya," lapor Jessica. "cih, ga ngajak gue lagi. Najis dasar, jomblo karatan!" cecarnya di akhir kalimat.
"Cuih, sendirinya jomblo dari masih zigot juga!" omel Pimtha balik.
"Cih, yang udah umur 22 belum pernah pacaran siapa, ya?" sindir Jessica, lalu menghentakkan kakinya kesal dan keluar dari kamar Pimtha.
Tak lama Jessica keluar, pintu kamar Pimtha kembali terbuka. Membuat Pimtha langsung mengomel, "apa lagi, ha? Mau bilang gue jomblo mengenaskan?!"
"Ini aku, Cooky," ucap lelaki tersebut yang masih berdiri diambang pintu karena kaget mendengar omelan yang Pimtha semburkan padanya.
Dengan cepat Pimtha menoleh, lalu meringis malu, "maaf, aku kira tadi Jessica," ucapnya. Lalu mengibas ngibaskan tangannya pada lelaki bergigi kelinci tersebut, bermaksud untuk menyuruhnya mendekat.
Bersyukur Cooky mengerti, ia pun menghampiri Pimtha dengan banyak makanan ringan dipelukannya.
"Ada apa?"
"Tidak, aku hanya ingin menemanimu disini. Di depan, Koya dan Shooky tengah menjaga meja. Jadi lebih baik aku bersembunyi disini agar tak disuruh menjaga meja juga," jelas Cooky dengan polos.
Sedangkan Pimtha yang mulai mengerti dengan kosa kata mereka pun, hanya menganggukan kepala.
Itu, maksud mereka, lagi jaga meja resepsionis.
Sedikitnya Pimtha percaya pada Koya, karena ia sudah pernah membantunya beberapa kali saat Alex tengah libur dan dirinya dengan suka rela menemani Pimtha yang harus begadang untuk berjaga. Barang kali ada tamu di tengah malam.
"Pimtha, apa dagumu masih sakit?"
Pimtha melirik Cooky, lalu mengangguk kecil, "masih sedikit sakit saat aku makan, kenapa?"
Cooky menggelengkan kepalanya, lalu ia menutup matanya dengan serius. Setelah itu, ia menatap pintu dengan lekat.
Sedangkan Pimtha, yang melihat Cooky berhenti mencememili makanan yang ia bawa langsung melirik jelmaan kelinci berotot tersebut.
"Kenapa berhenti makan?"
Cooky menoleh pada Pimtha, lalu menunjuk pintu kamar Pimtha, "sedang menunggu Tata, tadi aku memintanya untuk kesini."
Pimtha cuma menganggukan kepala saja, padahal sedaritadi Cooky cuma sibuk sama camilannya, ga ada sama sekali mengeluarkan suara untuk memanggil Tata.
"Gue tabok lo, ya, kalau berani pegang dagu gue!" omel Pimtha entah sudah yang keberapa kalinya.
Ternyata apa yang diucapkan Cooky benar, Tata muncul tak lama setelah Cooky mengatakan bahwa ia memanggil lelaki jangkung tersebut.
Lalu, sejak lelaki tersebut masuk, kamar Pimtha menjadi berisik.
YA GIMANA GA BERISIK, TATA MAKSA MAU PEGANG LUKA JAHIT DAGU PIMTHA!!
"Aku akan mengobati lukamu, Pimtha," dan juga ungkapan yang sama yang selalu Tata berikan saat Pimtha menolak untuk dipegang dagunya.
Ya gimana ga nolak, dia sekarang ngomel aja udah sakit. Apalagi dipegang pegang.
Kan bukan mukhrim…
"Lo aja ga bawa apapa, gimana mau ngobatinnya, ha?!"
"Aku membawa ini," Tata mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, "kau mau?"
"MANA BISA STRAWBERRY NGOBATIN DAGU GUE," pekiknya kesal, "aduh.." lalu meringis saat dagunya kembali merasa perih.
Sadar akan kesempatan, Cooky pun memegang kedua tangan Pimtha. "Ayo, cepat obati dia," ucapnya pada Tata yang masih asik mengunyab strawberrynya.
Mendengar perintah dari sang teman, Tata pun mengangguk, lalu mendekati Pimtha yang tentu saja tengah memberontak untuk dilepaskan dari cengkraman Cooky.
Jangan lupa dengan teriakan dan umpatan yang Pimtha keluarkan untuk dua alien tersebut.
"Sudah," ucap Tata setelah mengusap pelan dagu Pimtha yang tertutup oleh perban.
Bahkan lelaki tersebut tak memusingkan teriakan serta umpatan Pimtha yang beruntungnya tak ia mengerti.
Cooky pun melepaskan cengkramannya pada Pimtha, bahkan lelaki tersebut sudah bersiap untuk berlari kabur dari amukan Pimtha yang pasti akan disemburkan padanya.
"HUWAAA!!" Rengek Pimtha dengan kencang, membuat Cooky dan Tata yang sudah berada di ambang pintu, kembali mendekat.
"Apa kau yakin sudah menyembuhkannya, Tata?" bisik Cooky, setelah melihat Pimtha yang terus memegang dagunya yang tertutup oleh perban.
Tata terdiam, lalu menarik kedua tangan Pimtha yang terus menutupi dagunya. "Apa masih sakit, Pimtha?"
Pimtha tiba tiba terdiam, ia menatap horor pada Tata. "Lo dukun ya?!"
"Dukun itu apa?"
"KO LO BISA NGILANGIN LUKA DI DAGU GUE SIH? LO ABIS JAMPE JAMPEIN GUE YA?!" Rengeknya lagi, membuat Tata dan Cooky bingung dengan kosa kata yang dikeluarkan oleh penghuni Bumi tersebut.
Yang dilakukan Cooky dan Tata hanyalah menatap bingung Pimtha. Mau menenangkan gadis tersebut, yang ada nanti mereka diomeli lagi dengan bahasa Bumi.
Mau keluar dari kamar, mereka masih memiliki rasa kasihan meninggalkan gadis yang tengah menangis tersebut sendirian.
Tiba tiba, Pimtha memeluk erat Tata, "makasih, hiks.. Makasih udah obatin luka gue," ucapnya dengan nafas yang tersenggal senggal. Karena nyatanya Pimtha memang benar benar menangis.
Tata menepuk nepuk bahu Pimtha, "sama sama, jangan menangis lagi."
Cooky ikut menepuk bahu Pimtha, "benar, jangan menangis lagi, Pimtha. Berisik."
Tiba tiba tangis Pimtha berhenti begitu saja, ia langsung menatap Cooky dengan tajam.
"Kenapa ga dari kemarin aja nyuruh Tata ngobatinnya, ha?! Senang ya liat gue diem aja ga ngomel ngomel?!" cecarnya pada lelaki berotot tersebut. Lupa bahwa Cooky yang sudah meminta Tata yang mengobati lukanya.
Cooky mengerjapkan matanya beberapa kali, "aku kira dokter itu bisa mengobati lukamu seperti yang Tata lakukan," jawabnya polos.
Mendengar jawaban Cooky, Pimtha hanya dapat menghembuskan nafasnya lelah. Tak seharusnya juga ia mengomeli warga BT21 itu.
"Karena Tata udah obatin luka aku, jadi aku memasak makanan ini untuk kalian," ucap Pimtha dengan semangat. Di meja yang berada di ruangan khusus karyawan, sudah berisi berbagai macam makanan yang sudah dengan susah payah Pimtha masak.
"Wah, banyak sekali makanannya Pimtha," ungkap Koya saat melihat banyak piring di atas meja. Bahkan ada beberapa yang disimpan di atas karpet bulu akibat banyaknya makanan yang Pimtha buat.
"Harus banyak lah, kalian kan makannya udah kaya kuli bangunan," balas Pimtha sarkas.
Memang ya, Mbak Pimtha itu tak bisa lama lama dari yang namanya marah marah dan sarkastik.
Tanpa ragu, mereka bertujuh langsung duduk mengitari makanan yang namanya belum mereka ketahui semua.
Yang mereka tahu hanyalah, ayam dan sayuran. Karena hanya itu yang sering mereka makan selama di Bumi.
"Ini apa, Pimtha?"
Pimtha menoleh ke arah RJ yang sudah mengangkat salah satu piring, "itu namanya beef yakiniku," jawab Pimtha.
RJ mengangguk, lalu mulai menyuapkan beef yakiniku ke dalam mulutnya. Tentu saja menggunakan sendok, kalau tidak sudah habis dicecar oleh Pimtha.
"Lalu, ini apa?"
Lagi dan lagi, Pimtha menoleh ke arah lain. Menatap piring yang sudah diangkat oleh Shooky, "itu namanya puding. Itu dimakannya nanti, makanan penutup. Okay?"
Shooky mengangguk, lalu kembali menyimpan piring tersebut. Setelah itu, ia menunjuk piring yang jaraknya lumayan jauh dari tempat duduknya.
"Itu apa, Pimtha?"
"Oh, itu namanya sushi," jawabnya. Lalu mengambilkan satu potong sushi untuk Shooky, "cobain deh, rasanya ga kalah enak sama pizza."
Shooky membuka mulutnya lebar lebar, menerima suapan dari Pimtha. Ia pun mengunyah dengan seksama makanan yang katanya sushi tersebut.
"Enak, Pimtha," ucap Shooky disela sela kunyahannya. Membuat Pimtha tersenyum lebar, karena masakannya cocok untuk lelaki berkulit pucat tersebut.
"Aku mau disuapi ini, Pimtha," tunjuk Mang pada salah satu mangkuk yang ada dihadapannya. Pimtha menurut, ia menyuapi sup ayam untuk Mang.
"Enak?"
Mang mengangguk, "aku suka ini, Pimtha. Apa namanya?"
"Sup ayam," jawab Pimtha, lalu kembali menyuapkan sup ayam ke dalam mulut Mang. Agar lelaki tersebut tak lagi bertanya.
"Apa ini boleh dimakan sekarang?" tanya Chimmy, membuat Pimtha menoleh.
"Itu lasagna, kamu boleh makan itu sekarang ataupun nanti."
Chimmy tersenyum lebar, ia pun mengambil alih piring yang berisikan lasagna di atasnya. Ia memakan dengan lahap lasagna tersebut, membuat Pimtha lagi lagi tersenyum senang.
"Aku habiskan ini semua boleh, Pimtha?" tanya Cooky yang sudah sibuk dengan mangkuk berisi chicken wings bumbu di pangkuannya.
Pimtha menghela nafas, lalu mengangguk, "habiskan, masih ada yang belum di goreng di dapur." jawabnya dengan tingkat kesabaran yang sudah mulai menipis.
"Kenapa ini rasanya pedas, Pimtha?" tanya Tata yang baru saja menelan makanan pedas tersebut dengan susah payah.
Pimtha menoleh, lalu matanya tiba tiba menatap horor Tata yang sudah dibanjiri oleh keringat.
"Kamu makan ini?"
Tata mengangguk, ia bahkan langsung menenggak habis soda yang ada di dekatnya.
"Ini sambal, Tataaaaaa," ujar Pimtha dengan lelah, namun juga khawatir di waktu yang bersamaan.
Ia memberikan satu gelas air hangat pada Tata, untuk menghilangkan rasa pedas di mulutnya.
Belum selesai dengan Tata yang tengah dilingkupi rasa pedas, kini Koya membuat stok kesabaran Pimtha habis sudah.
"Pimtha, ini ap—" ucapannya terhenti saat makanan yang ada di piring tersebut, jatuh karena ia terlalu menurunkan posisi piringnya.
"ITU TUMPAH, KOYA!!" Teriaknya dengan kesal, membuat Koya terkejut sebanyak dua kali.
A/n : Jangan lupa vomment ya wahai penghuni Bumi❤️
Ekspresi Koya waktu makanannya tumpah, be like :
HEARTEU!! 💜💜💜
2020 - 23 - 05
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top