Bagian Empat Belas

Selamat malam yorubun, cuma numpang lewat aja.
Itung itung hadiah karena udah 1K readers 💜
Terharu akutuh yang baca udah sampe 1K aja, huhu

Hepi riding ya Para Penghuni Bumiku sayang 😘

BT21 : Angkat Kaki! 

Jessica dan Alex masih betah menempelkan telinga masing masing di balik pintu kamar pojok, kamar yang dikenal sebagai kamar 7 lelaki tampan tersebut.

"Lo yakin, Mbak, lagi ngomel? Ko ga kedengeran apapa? Tipu, ya, lo?!" omel Alex dengan suara yang tertahan, karena masih menguping kamar tersebut.

Jessica yang posisinya berada di atas kepala Alex, menarik pelan rambut cokelat Alex. "Berisik, lo, dengerin aja sih." omelnya pada yang lebih tua dua tahun tersebut.

Alex berdecih kesal, tapi masih tetap menempelkan telinganya di pintu. Keduanya masih mempertahankan posisi masing masing, sampai akhirnya suara Pimtha terdengar dari dalam kamar.

"Angkat kaki lo sekarang!" Bentak Pimtha, yang terdengar jelas oleh Jessica dan Alex. Membuat keduanya terlonjak kaget.

Kaget karena teriakan Pimtha yang tiba tiba, kaget karena wanita tersebut akan mengusir penghuni kamar tersebut dan kaget karena ini pertama kalinya melihat Pimtha marah seperti ini.

Karena biasanya, walaupun galak dan ceplas ceplos, Mbak Pim itu jarang mengeluarkan amarahnya. Paling mentok cuma ngomel ngomel atau nyindir, tipikal wanita lah. 

"Kan bener! Lo sih ga percaya gue," bisik Jessica karena takut terdengar oleh Pimtha yang ada di dalam.

Alex segera menegakan tubuhnya, bersiap masuk ke dalam kamar. Namun ditahan oleh Jessica, "mau ngapain? Jangan aneh aneh, deh!" 

"Je, Mbak lagi marah. Harus ditenangin dulu, takutnya malah gegabah ambil keputusan." ucap Alex dengan serius, membuat Jessica sedikit terkejut karena manusia bobrok macam Alex bisa serius juga.

"Iya, keputusan gegabahnya nanti malah ikut nyuruh lo angkat kaki juga!" omel Jessica, setelah sadar jika Alex akan memasuki kandang singa. "Udah deh, diem aja sini bareng gue."

Alex yang memang tak memiliki wibawa sama sekali di mata Jessica, akhirnya menuruti bocah SMA tersebut. Ikut kembali menempelkan telinganya di daun pintu.

Sedangkan di dalam kamar, "angkat kaki lo sekarang juga!" teriak Pimtha, mengulangi perintahnya pada lelaki yang ada di hadapannya.

"Dengerin omongan gue coba, Ky!" kali ini suara Pimtha tertahan. Sadar diri, jika di kamar sebelah sedang ada tamu. Takut takut terganggu karena suaranya.

"Lo keluar sana," usir Pimtha sembari mendorong tubuh Shooky hingga keluar dari kamar. 

Membuat Jessica dan Alex yang menempelkan telinga di daun pintu, langsung menarik diri dan menempelkan tubuh di dinding. Bersembunyi agar Mbak Pim tak melihatnya.

Shooky keluar dengan langkah yang koyo, membuat Alex dan Jessica yakin kalau di dalam kamar tersebut tengah diadakan sidang.

Setelah Shooky menuruni tangga tanpa menyadari keberadaan Alex dan Jessica, mereka berdua balik lagi pasang telinga di daun pintu. Masih kepo. 

"Je, perasaan gue kalau kaga balik, Mbak ga pernah sampe ngomel gini deh." bisik Alex saat tak mendengar apapun dari dalam kamar.

"Ya elu emang siapanya Mbak? Cuma babu, jangan ngarep di perhatiin." sinis Jessica, membuat Alex berdecih kesal. "Kenapa sih lo kalau sama gue ga ada sopan sopannya, ha?! Gue ini lebih tua dari lo, ya, bantet!" 

Jessica segera menegakan tubuhnya, lalu menarik Alex agar ikut berdiri juga. "Heh! Jangan body shaming dong!" 

"Heh, gue aja di mata lo ga ada wibawanya. Jadi, ya, lo juga jangan ngarep gue ja—" 

"Ya karena lo emang ga ada wibawanya Wong Alex!" sela Jessica cepat, lalu mendorong bahu Alex agar kembali berjongkok dan memasang telinga di daun pintu. "Udah, dengerin lagi aja. Ga mutu denger protesan lo mah." 

Alex mendengus, namun lagi lagi hanya menuruti apa yang diperintahkan si anak SMA tersebut. 


"Gue ga masalah kalian mau pergi kemana, tapi kabarin gue, jangan asal main pergi aja. Kalau lo semua ngilang lagi gimana?" omel Pimtha, yang mampu membuat enam kepala yang ada di hadapannya tertunduk.

"Gue tanya sekali lagi, kalian darimana?" 

Mendengar pertanyaan Pimtha, tanpa rasa bersalah Chimmy mendorong Koya hingga maju beberapa langkah. Sedangkan yang jadi korban, menatap tajam sang tersangka.

"Coba jawab, Ya, lo darimana? Cukup jawab darimana aja, ga perlu jelasin apapa lagi." 

Koya mengangguk, "bertemu Van." 

Jawaban yang Koya berikan, sudah cukup membuat Pimtha paham kenapa ketujuh alien tersebut hilang sejak kemarin. Mungkin mereka lagi membahas kepulangan mereka ke planet BT21 sana.

Pimtha mengangguk mengerti. "Yaudah, kalian semua mandi gih," ucap Pimtha. "Terus yang punya hewan peliharaan, cepet ke bawah." 

Setelah itu, Pimtha keluar dari kamar. Saat Pimtha membuka pintu kamar, ia terkejut saat mendapati dua kepala ada di balik pintu.

Begitupun Alex dan Jessica yang sama terkejutnya saat pintu tiba tiba terbuka.

"Bangun lo berdua, ikut gue." perintah Pimtha, yang langsung dilakukan oleh Alex dan Jessica. Keduanya mengikuti Pimtha yang sudah melangkah lebih dulu.

"Jangan jangan kita disuruh beresin barang barang mereka, terus ngusir mereka lagi, Lex." bisik Jessica, yang langsung mendapat sentilan di dahinya. "Kebanyakan nonton sinetron lo." 

Jessica mencebik kesal, lalu melangkah dengan cepat agar dapat melangkah bersisian dengan Pimtha.

"Hari ini belanja mingguan kan, Mbak?" tanya Jessica, yang dibalas anggukan oleh Pimtha. "Tapi yang belanja gue sama Alex, ya? Lo jaga dulu, sebentar ko." 

"Kan minggu kemarin dia yang belanja, Mbak! Gantian dong, gue juga mau jajan di supermarket tau." rengeknya, membuat Alex yang awalnya berjalan di belakang jadi melangkah cepat yang kemudian jadi melangkah beriringan dengan dua gadis tersebut.

"Lo banyak jajan, makanya ga diajak, Mbak." ledek Alex. Yang langsung mendapat tepukan dari Pimtha, "kalau bawa lo, gue ga harus susah susah bawa barang. Lo kan kuat." 

Mendengar alasan Pimtha, Jessica pun tertawa sarkas. "Ha Ha Ha, babu mah babu aja, Lex." 

Kali ini Jessica yang mendapat tepukan dari Pimtha, "mulut lo ya!" omel Pimtha, tak suka jika salah satu dari mereka mulai bercanda seperti itu. "Kalo lo berdua ngerasa gue babuin disini, keluar aja, gih."

Setelah itu, Pimtha melangkah lebih dulu, meninggalkan dua anak muda tersebut yang masih berdiri di anak tangga terakhir.

"Mulut lo emang racun, sih! Udah tahu Mbak paling ga suka kalo udah ngomong perbabu atau perbudakan gitu!" kata Alex menyalahkan Jessica.

Merasa bersalah, Jessica pun langsung memeluk lengan lelaki tersebut. "Maaf, gue lupa, Lex." 

"Sono, minta maaf sama Mbak. Gue mau siap siap, siapa tahu nemu jodoh di supermarket." Alex melepaskan diri dari Jessica, dan langsung berbalik kembali menaiki tangga. 

"Jodohku terselip di rak belanjaan," gumam Alex asal yang masih terdengar oleh Jessica. "Jodoh lo keselip di rak pembalut, Lex!" ledek Jessica sebelum berlari menuju meja depan.


A/n : Pemanasan dulu yorubun, setelah hiatus beberapa waktu hehe

Kalau sedikit aneh, mohon di maklum ya. Transisi dari cerita yang lain jadinya gini

Jangan lupa vommentnya Para Penghuni Bumiku, borahae!! 💜

2020 - 07 - 25

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top