Brondong?

                                                          Dedikasi untuk ReadersWritersClub 
                                                                           Event Lovember


"Kak boleh minta id line?" Tanyanya

"Buat apa?"

"Buat chatting lah Kak,"

"Ga ah, cari aja sendiri id line saya"

"Ya allah Kak, pelit banget"

"Biarin, udah ah minggir gue mau ke kantin" usir Aprilia

"Jangan galak-galak Kak, nanti cantiknya hilang" ucapnya

"Idih apaan sih, minggir sana. Gue mau lewat" gerutu Aprilia

"Iya deh, silahkan Kakak yang cantik," ucap nya mengalah

"Idih dasar bocah," gumam Aprilia meninggalkan adik kelasnya itu

***

Malam hari nya

Aprilia yang sedang mengerjakan tugas sekolahnya terganggu karena adanya notifikasi dari aplikasi yang berada di ponsel pintarnya. Ia membuka notif tersebut, ada salah satu chat yang menarik perhatiannya.

Fauriz Ardino P

Siapa dia? Batinnya

Ia membuka chat dari Fauriz

Fauriz Ardino P : Selamat Malam Kak Aprilia

Aprilia Permata P : Ya, Malam. Ini siapa ya?

Fauriz Ardino P : Ini yang tadi minta id line sama kaka

Aprilia Permata P : Tau id line gue dari mana?

Fauriz Ardino P : kepo deh kak *harhar*

Read 07.15 PM

Fauriz Ardino P : di read doang

Fauriz Ardino P : yaudah kak, belajar yang rajin yaa♥

Read 08.45 PM

"Apa banget ini bocah. Pake ngirim emot love segala, pacar gue bisa marah ini" gumam Aprilia

***
Keesokan harinya

"Fauriz siapa, Pril?" Tanya Adrian--pacar April

"Itu adik kelas yang kemarin nanyain id line aku." Jawab April

"Kok dia bisa tau id line kamu?"

"Ya, mana aku tau"

"Pasti kamu yang ngasih kan?"

"Dih? Engga Adrian"

"Jangan bohong deh!"

"Aku ga bohong, Adrian! Buat apa aku bohong sama kamu?!"

"Terus itu kenapa dia tau id line kamu?"

"Ya 'kan, aku udah bilang ga tau, Adrian."

"Aku masih ga percaya sama kamu!"

"Kok kamu ga percaya sama aku? Dan kenapa kamu jadi marah-marah ke aku sih? Memangnya aku pernah melarang kamu chatting sama cewe lain? Ga pernah kan?"

"Kok jadi ke aku? Lah memangnya aku ngelarang kamu chatting sama cowo lain? Kamu jangan memutar balikan fakta deh!"

"Yang memutar balikan fakta itu siapa sih? Aku atau kamu?! Kamu pikir dong, baik-baik kalau sebelum ngomong! Kamu egois!"

"Loh? Kenapa aku yang egois? Kamu tuh yang egois!"

"Terserah kamu! Udahlah aku males ngomong sama kamu, Bye." Ucap Aprilia pergi meninggalkan Adrian

"April! Aku belum selesai bicara sama kamu! April!" Teriak Adrian

"Tapi aku udah selesai bicara sama kamu!" Teriak Aprilia

***

"Kak April? Kok sendirian di sini?" Sapa Fauriz

"..."

"Kak? Kakak kenapa? Kakak nangis?" Tanya Fauriz

"Hiks..."

"Yah... yah... kakak kenapa? Siapa yang bikin kakak nangis? Kak, udah dong jangan nangis. Nanti cantiknya berkurang loh," hibur Fauriz

"Hiks... lo mendingan pe-pergi dulu hiks"

"Yaudah, aku tinggal ya Kak. Jangan lama-lama nanti terlambat masuk kelasnya sebentar lagi bel masuk," ucap fauriz mengingatkan

"Hiks... pergi! Gue bu-butuh waktu sendiri!"

"Iya Kak, yaudah aku tinggal ya." Ucap fauriz yang berat hati untuk meninggalkan April.

"Hiks... Iya"

Fauriz yang melihat Aprilia merasa sangat sedih. Siapa yang tega menyakiti orang tersayangnya. Ia berjanji akan mengabisi orang tersebut.

***
Empat belas hari kemudian

Fauriz Ardino P : hai kak

Aprilia Permata P : hai

Fauriz Ardino P : Gimana kak? Kakak mau kan?

Aprilia Permata P : kayaknya penasaran banget sih *harhar*

Fauriz Ardino P : jelaslah aku penasaran. Aku deg-degan banget ini

Aprilia Permata P : cie yang penasaran

Fauriz Ardino P : kak, aku mohon jangan bikin aku deg-degan

Read 09.59 PM

Fauriz Ardino P : Kak, jangan di read doang :(

Read 10.00 PM

Fauriz Ardino P : Kak :(

Read 11.30 PM

Aprilia Permata P : send voice note

Fauriz Ardino P : Kakak nerima aku? Serius kak? Aaaa *hug*

Aprilia Permata P : Iya, aku nerima kamu♥

***

Flashback

Bugh.

"Maksud lo apa-apaan sih? Dateng-dateng main mukul aja?! Masih bocah udah berani lo sama kakak kelas!" Ucap Adrian marah

"Yang masih bocah, gue atau lo? Kalau lo udah gede. Kenapa lo masih kayak anak bocah?" Tanya Fauriz

"Lo berani gue bilang bocah?! Lo pikir lo itu siapa? Hah! Anak Presiden?"

"Intropeksi diri lah mas, siapa yang bocah!"

"Ini anak ngajakin berantem ya!"

Bugh.

Aprilia yang mendengar kabar jika Adrian dan Fauriz sedang berantem di lapangan sekolah langsung bergegas menuju lokasi tersebut.

Ia melihat Adrian dan Fauriz yang sudah babak belur.

"STOP! Apa-apaan sih? Kalian berdua kayak anak kecil tau ga?" Omel Aprilia

"Lah? Dia duluan yang nyerang aku" ucap Adrian sambil menunjuk ke arah Fauriz

"Gue ga bakalan nyerang kalau lo ga main di belakang bung!" Ucap Fauriz

"Gue ga pernah main di belakang ya, anak kecil!" Bentak Adrian

"Lah lo pikir gue buta apa? Gue punya buktinya kok! Mau gue kasih tunjuk ke April? Biar dia tau sifat busuk lo itu?!" Tanya Fauriz dengan nada tinggi

"Damn! Maksud lo apaan sih?" Tanya Adrian polos

"Jangan sok polos deh, cewe kayak April itu ga pantes sama lo!" Ucap Fauriz kesal

"Bentar-bentar, maksud kalian apaan? Maksud lo, si Adrian ini selingkuh di belakang gue, Riz?" Tanya Aprilia

"Dia itu cowo brengsek, Kak. Kalau lo ga percaya gue ada fotonya." Ucap Fauriz

"Mana coba gue liat?" Tanya Aprilia penasaran

"Lo bocah jangan macam-macam deh!" Bentak Adrian

"Lo diam!" Bentak Aprilia

"Waw, cewe lo aja udah berani ngebentak diri lo" ucap Fauriz sinis

"Udah ih, Riz.Mana? Gue mau lihat!" Kata Aprilia

Akhirnya Fauriz menunjukkan foto yang dimaksud.

Degh.

Shock. Kesal. Sedih. Sakit hati. Bercampur dengan satu.

Plak.

Satu tamparan mendarat di pipi Adrian

"Kita. Putus!"

Dua kata yang diucapkan oleh Aprilia.

***
Note :
Hai Dini di sini.
Sudah lama ya, tidak mengepost cerita. Apalagi cerita yang sebelumnya masih belum selesai. Maapkan Dini.
Semester 3 ini membunuhku.
Btw, jangan lupa vote dan comment ya!
Thank u♥

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top