Broken [3]
*Yang di mulmed itu Dylan yaa
Dua minggu berlalu, Aku sama Jack jadi deket semenjak insiden telat itu, lumayan lah nambah sahabat, masa temen deket Aku Omee doang.
Saat aku jalan di koridor, tiba-tiba Dylan datang menghampiriku, belum pada tau kan Dylan siapa? yaudah baca aja gak usah pake bingung ehehe.
"Hmm, Beth gua mau ngomong."
"Ngomong apaan?"
"Gua nggak bisa ngomong disini."
"Yaelah, ngomong mah ngomong aja."
"Gabisa Bethh, kita omongin ditaman ya? please."
"Maaf, gua sibuk. Minggir lo!"
"Please Beth, sekali ini aja."
"Lo gak denger gua bilang apa? Engga kan? Yaudah engga!"
"We need to talk please"
"GA!" Aku bentak dia dan langsung mendorong tubuhnya dengan sekuat tenaga, tapi tiba-tiba pergelangan tanganku dicengkram sama dia.
"Apaan sih?! lepasin!!!" ujarku dengan nada tinggi dan memerintah.
"Please, bentar doang." ujarnya memohon dan perlahan mengendurkan cengkramannya.
"Ya."
Saat tiba di taman, Aku dan Dylan duduk di sebuah bangku kosong yang terletak di ujung taman, suasana sangat sepi, jadi tak bakalan ada yang menguping.
"Maafin gua dulu nyakitin lo, demi tuhan gua nembak lo tuh karena gua suka sama lo bukan karena gua kasian sama lo, dan soal Stella, ya emang gua sempet tergoda sama dia, itu karena gua bosen terus kemakan rayuannya, sebenernya gua sayang sama lo" jelasnya panjang lebar.
"Udah ngomongnya? Kalo gitu gua cabut." jujur sebenernya aku masih sayang sama dia, gimana bisa segampang itu coba move on dari dia, dia cinta pertamaku, pacar pertamaku, dan untuk pertama kalinya aku di khianatin, nah itu susah banget bray dilupain.
"Beth, gua kangen sama lo, dan lo kenapa bisa berubah kayak gini?"
"Berubah?"
"Iya lo berubah, lo sekarang rude banget, padahal lo yang gua kenal lo tuh polos banget Beth, itu yang bikin gua sayang banget sama lo, sampai-sampai gua nyari pelampiasan terus-terusan selama dua tahun ini. Tapi, tetep aja gua gabisa lupain lo!" ucapnya jujur terlihat jelas disorot matanya yang memancarkan kebenaran.
"Bukan urusan lo." ujarku jutek sebenernya buat nutupin rasa gugup sih ya ehehe.
"Kita bisa kan deket lagi kayak dulu?" tanyanya serius.
"Gabisa, maaf." ujarku ketus.
"Iya, tau gua nggak bakal dapet kesempatan kedua, balikan sama aja kayak nonton film yang udah pernah diliat kan, udah tau ending-nya sama, kenapa ditonton ulang? Gitu kan? hahaha, kalo kita ending-nya juga putus, yaudah semoga lo bahagia sama cowok pilihan lo, gua duluan." ujarnya sambil tersenyum, aku tau senyum itu palsu seperti dipaksakan.
Aku lihat punggungnya semakin menjauh, aku bingung, aku bimbang, apa pilihanku ini tepat? Aku gak bakal menyesalkan? Ya kuharap seperti itu.
Saat pulang ke rumah tiba-tiba ada surat yang ditujukan kepada-ku, ntah mengapa feelingku mengatakan yang mengirimi aku surat hari ini dan tempo hari adalah orang yang sama.
Aku membuka surat itu
" Hai Ibeth, saat tau tentang lo lebih dalem, gua mulai naksir sama lo.
dan tadi lo nolak saingan gua, so itu sebuah peluangkan buat gua?
untuk mengenal lo lebih deket, tanpa ada orang lain, cuman antara
gua dan lo. Jadi thanks buat kesempatannya, gua suka sama lo.
-4"
'Siapa si ini, sok misterius banget dah' pikirku dalam hati.
Nggak tau kenapa, jantungku deg-deg an, kok gini sih, gak mungkin kan aku jatuh cinta cuman gegara surat doang? Ya gak mungkin! lagian gak penting.
•••••
Dua bulan telah berlalu, Aku dan Jack ntah mengapa semakin dekat, aku.. nyaman sama dia, tapi disisi lain Aku dan Dylan juga jadi dekat, ya menurutku ngapain kan musuhan sama mantan, lagian dulu pernah jadi orang yang disayang, dan aku gabisa pungkiri kalo aku masih sayang sama Dylan, jadi sebenernya aku sayang sama Jack atau Dylan? Eh apaansi! kan aku gaboleh jatuh cinta sama cowok, ya gaboleh-gaboleh!
Karena cowok ibuku menderita, karena cowok ibuku sedih, karena cowok keluargaku hancur, hidupku hancur karena cowok brengsek! Aku tak boleh termakan tipu daya seorang lelaki manapun, ya tak boleh!
Hari ini aku ada jalan sama Jack buat nonton film terbaru yaitu Insidious 3.
Saat ditengah-tengah film, seperti ada yang mencengkam tanganku erat kira-kira siapa ya?
"Jack, lo kenapa?" aku bingung, ternyata yang mencengkam tanganku tadi si Jack, apa dia takut ya? Sebenernya yang cewek itu aku atau dia sih.
"Eng..engga..kok, yakali gua takut, ah itu mah ga ser..AAAAA," ujarnya kemudian berteriak histeris saat ada adegan setannya muncul dengan tiba-tiba.
'Tuh kan dia takut, lucu banget si ekspresinya' ujarku dalam hati sambil menahan tawa.
"Kalo takut mah bilang aja Jack, gak usah sok berani gitu, yeuu." ejekku.
"GA! Aku tu gak takut cuman kaget aja!" elaknya tapi sambil terus mencengkam tanganku.
"Yee, ketauan banget boongnya."
Setelah film selesai, aku lihat Jack keringat dingin, sebegitu takutnya dia? Astaga kenapa gabilang kalo takut film horror, ckckck.
"Jack makan yuk."
"...."
Tak ada jawaban.
1 menit
2 menit
3 menit
"Jack, MAKAN YUK!" ajakku sambil menaikkan nada bicaraku lebih tinggi dari sebelumnya.
"...."
Masih tak ada jawaban.
2 menit
4 menit
6 menit
"WOY JACK! LO DENGER GUA GA SIH?! AYO MAKAN!!!" teriakku di telinganya.
"SAKIT WOY!" teriak Jack tak kalah kenceng.
"Makanya jangan ngelamun aja." ujarku kesal, langsung aku tarik tangannya, bodo amat diliatin orang orang, abisan laper banget gils, dia mah lemot kalau jalan kek Putri Solo.
Sesampainya di restoran jepang, Aku dan Jack langsung memilih tempat duduk yang berada di pojok, enak karena tak terlalu ramai pengunjung.
"Jack maaf ya gara-gara gua lo jadi keringet dingin gini." ujarku merasa bersalah.
"Apaansi lebay banget lo" protes Jack tak terima.
'Lah ni bocah bener-bener dah ye-_-' gerutuku dalam hati
"Ye dasar bocah, kalau takut nonton horror ngomong kek, lo gak kasian apa sama gua jadi korban cengkraman lo, lecet ni tangan gua njir," cerocosku.
"Siapa yang takut coba?" tanya Jack tak terima.
"Lo lah sapa lagi"
"Lo kali"
"Lah yang keringet dingin siapa?"
"Orang gua cuman kepanasan" lah bego banget ini orang, di mall kepanasan, dikira pasar apa yak.
"Ini mall bego, lo kira pasar, halah ngaku doang belibet lo."
"Ga, emang gua gak takut."
"Boong."
"Engga."
"Dusta."
"Ga."
"Fine." ngalah aja aku, capek debat sama dia, lagian malu diliatin mba-mba mas-mas tadi huh.
Setelah selesai makan malam tadi, Aku dan Jack memutuskan untuk pulang, tapi sebelum Jack pulang, ia mengantarkanku terlebih dahulu.
Sesampainya dirumah, aku langsung menuju kamar, capek banget gils, aku memutuskan untuk tidur, semoga tidurku nyenyak tak ada hambatan.
next chapter? vote ya, kalo bisa sih komen juga, gua bukan author yang gila komen sebenernya gua cuman pengen dapet kritik dan saran dari kalian. ya kan seegaknya gua bisa jadi lebih baik buat nulis cerita cerita gua kedepannya. kalo kalian gamau komen juga sih gapapa, no prob sih, gua cuman pengen dapet masukan aja terutama sarannya. makasih hehe
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top