4. Lalat Yang Mengganggu.
AduDu terlihat sangat puas dengan hasil kerjanya seharian. Tidak lagi kapal angkasanya itu kehabisan tenaga saat dipacu secepat mungkin melewati kecepatan cahaya. Reaktor baru hasil renovasi permanen dari kuasa MotoBot itu masih mempunyai banyak tenaga cadangan yang bisa digunakan dalam keadaan darurat.
Meskipun sekilas dari luar kapal angkasa milik AduDu itu masih terlihat sama saja, secara internal dan kapasitas bertempur sudah berbeda jauh. Tidak lagi kapal angkasa itu bisa disebut pengangkut sampah. Bisa jadi malah membuat lawannya menjadi sampah.
Kini AduDu sudah tidak sabar ingin menguji kesanggupan kapal hasil renovasinya itu.
Di anjungan utama kapal itu terlihat AduDu sedang mengunci beberapa sasaran sekaligus. Kali itu sasarannya adalah sekumpulan asteroid.
Semua asteroid yang dijadikan sasaran sudah terkunci. "Komputer, tembakan semua senjata laser," perintah AduDu kepada Komputer yang berada di sebelahnya, "Kekuatan penuh."
"Baik boss!" sahut Komputer. Tangan logamnya dengan lincah menari diatas panel kendali senjata.
Beberapa berkas sinar laser memancar dari kapal angkasa AduDu. Sinar-sinar laser itu telak menghancurkan asteroid-asteroid yang dijadikan sasaran tembak. Hanya beberapa asteroid besar saja yang masih tersisa sedangkan yang berukuran kecil sudah hilang, hancur total diterjang serangan sinar laser kapal angkasa AduDu itu.
"Jauh lebih hebat dari dugaanku," gumam AduDu sembari melipat tangannya, "Bahkan aku belum mencoba torpedo yang berkali-kali lebih kuat daripada peluru kendali biasa."
Perhatian AduDu kini beralih pada Probe yang berada dibelakangnya. "Probe, sudah kau bereskan BoBoiBoy itu?"
"Sudah, Incik Boss," keluh Probe. "Kasihan dia."
Mendengar komentar Probe terakhir, AduDu mengangkat sebelah kelopak matanya. "Kasihan? Seperti ap! kondisinya setelah kutinggal kemarin?"
"Matanya lebam ... sepertinya Dia menangis tak henti-henti," jawab Probe. "Dia memelas minta kulepaskan."
"Lalu kau lepaskan dia?" tanya AduDu dengan nada datar.
"Tidak Incik Boss ... iya, dia memelas minta kulepaskan dari bangku itu. Aku tak tega melihatnya seperti itu. Kulonggarkan sedikit ikatan lehernya. Tetesan air di kepalanya juga kumatikan."
Diluar dugaan, AduDu tidak kesal dengan jawaban asistennya itu. Mungkin karena ia masih mau hasil tangkapan yang berharganya itu untuk tetap hidup. "Pasti dia langsung tertidur .... Bagus kalau dia tidak jadi gila. Hampir dua hari kepalanya kutetesi air terus menerus dan kubuat dia tidak bisa tidur."
"Kejamnya Incik Boss ini," keluh Probe sembari menggelengkan kepalanya, "Sampai hati ... BoBoiBoy itu kan masih limabelas tahun."
"Aku tak perduli dengan umurnya!" ketus AduDu, "Jangan lupa, dia yang membuat kita susah, dia yang selalu menghalangi rencana kita, dan dia yang mencuri Ochobot itu dariku."
Probe langsung terdiam. Ia tidak mau memancing kemarahan tuannya.
"Boss!" seru Komputer tiba-tiba, "Ada kapal angkasa yang bergerak cepat menuju kita."
Cepat sekali dia datang?' AduDu bertanya dalam batinnya. Ia langsung mengalihkan pandangan dan perhatian pada layar utama. "Siapa, EjoJo kah?" tanyanya pada Komputer.
"Bukan boss!" sahut Komputer dan memperlihatkan tampilan sebuah kapal angkasa yang tengah dipacu mengejar mereka.
"Komandan KoKoCi," ketus AduDu. Ia mengenali profil dan bentuk kapal angkasa yang tengah melaju itu.
Sebuah seringaian melintas di wajah AduDu. "Sepertinya kita akan melihat kemampuan penuh kapal angkasa kita ini." AduDu menengok kearah kedua asistennya bergantian, "Probe, bawa BoBoiBoy kemari. Komputer, aktifkan tirai pelindung."
"Aktifkan senjata, boss?" tanya Komputer.
"Jangan dulu. Siapkan torpedo tapi matikan senjata laser."
Tidak lama berselang ketika sebuah komunikasi mencoba untuk terhubung dengan kapal angkasa AduDu.
Komandan KoKoci yang tengah mengejar AduDu terlihat di layar utama anjungan kapal angkasa AduDu. Disisinya berdiri Ying dan Yaya.
"Selamat siang, komandan," sapa AduDu dengan nada sopan yang terlihat sangat dibuat-buat, "Apa ada yang bisa kubantu? Apa kau kehilangan sesuatu?"
"Kau curi Power Sphera MotoBot! Kembalikan!" bentak Komandan KoKoci tanpa membuang waktu bermanis muka dengan AduDu.
"Kembalikan BoBoiBoy pada kami!" bentak Yaya yang sudah terlihat kesulitan menahan emosinya. Amarah sekaligus cemas terlihat pada raut wajah gadis itu.
"Oh, kalian mau bertemu BoBoiBoy?" AduDu menoleh sedikit, "Probe, mana dia?"
Yaya dan Ying meneguk ludah mereka ketika mereka melihat BoBoiBoy diseret sampai terlihat sepenuhya di dalam layar komunikasi.
"Astaga ... BoBoiBoy!" pekik Yaya sembari mengelus dadanya yang terasa sakit ketika ia melihat sahabatnya, BoBoiBoy yang gemetaran dengan bertelanjang dada dan kedua tangan yang terborgol.
Lenyap sudah senyum ceria BoBoiBoy. Wajahnya kini muram sendu. Kedua matanya yang nanar memperlihatkan syaraf memerah sementara bagian bawah matanya menghitam.
"Yaya ... Ying ... tolong aku," lirih BoBoiBoy dengan suara yang sudah sangat serak.
"Sebaiknya kalian pulang saja .... Aku tak ada niat untuk mengembalikan dua tawananku yang sangat berharga ini." AduDu lanjut berbicara. "Kalau kalian masih sayang nyawa."
"Jangan harap!" ketus Komandan KoKoci sambil memutus komunikasi.
"Jadi mereka mau bertempur? Bagus!" AduDu menepukkan kedua tangannya satu kali. "Komputer, biarkan mereka menyerang duluan," perintah AduDu pada Komputer.
Bagaikan komet, kapal angkasa TAPOPS yang dikemudikan KoKoCi melesat cepat menuju kearah kapal angkasa milik AduDu.
Dari jarak jauh, kapal angkasa TAPOPS itu membuka serangan dengan menembakkan senjata lasernya yang diterima dan dihalang dengan mudah oleh tirai pelindung kapal angkasa AduDu.
"20,000 meter, boss." Komputer memperingatkan atasannya, "17,500 meter. Mereka sudah masuk jarak efektif maksimum torpedo baru kita, boss."
AduDu membentangkan sebelah tangannya. "Belum Komputer," ujarnya mencegah Komputer bertindak duluan, "Tunggu ...."
"Baik boss ... 10,000 meter ... 5000 met-"
"Tembak torpedo, peluncur satu sampai empat. Sekarang!" perintah AduDu kepada komputer.
Meluncurlah empat buah proyektil berbentuk menyerupai bola cahaya dari lambung kapal angkasa AduDu. Proyektil itu melaju dengan kecepatan tinggi kearah kapal angkasa TAPOPS.
Dalam jarak sedekat itu, tidak sempat lagi Komandan KoKoCi membawa kapal angkasanya menghindar. Torpedo pertama meleset, namun torpedo kedua mengenai bagian mesinnya yang langsung meledak hancur. Torpedo ketiga dan keempat menghantam bagian lambung kapal angkasa TAPOPS itu.
"Ja-jangan ... TIDAAAK! YAYA! YING!" jerit BoBoiBoy yang langsung jatuh belutut. Didepan matanya sendiri ia melihat bagaimana kapal angkasa TAPOPS yang ditumpangi kedua temannya itu hancur berkeping-keping dihajar torpedo ciptaan AduDu. BoBoiBoy hanya bisa tertunduk sesegukan tanpa air mata karena sudah kering akibat perlakuan AduDu selama hampir dua hari kebelakang.
Untuk pertama kali dalam hidupnya BoBoiBoy merasakan pahitnya hidup tanpa harapan masa depan. Kedua orang teman baiknya sudah tidak ada, malah bisa jadi tiga orang kalau memang Gopal juga ikut di dalam kapal angkasa milik Komandan KoKoCi yang baru saja dihancurkan
"Bagaimana BoBoiBoy .... Senjataku hebat, kan?" tanya AduDu sembari bertolak pinggang. Untuk pertama kali selama bertahun-tahun yang suram ia merasakan sebuah kebanggaan dalam dirinya.
"Kau ... bunuh teman-teman-temanku?" BoBoiBoy menggeram sembari menatap penuh dendam pada musuh lamanya.
"Ya," jawab AduDu dengan entengnya. "Tak perlu kau pikirkan nasib temanmu itu ... pikirkan saja dirimu sendiri. Ada yang mau bertemu denganmu."
"Siapa?"
Mendadak layar komunikasi menperlihatkan sebuah wajah yang sudah sangat lama tidak dilihat BoBoiBoy. Wajah itu membuat ulu hatinya serasa terjun bebas dan darahnya membeku.
"EjoJo ..." lirih BoBoiBoy dengan gemetaran.
"Hooo. Sudah lama kita tidak berjumpa BoBoiBoy," sapa EjoJo dengan senyuman sinis, "Kau milikku untuk seharian ini."
"Ah ya, EjoJo. Uangmu sudah kuterima." AduDu menoleh ke arah Probe, "Bawa BoBoiBoy ke ruang siksa. Ikat dia kembali diatas bangku itu," perintah AduDu seakan-akan BoBoiBoy adalah mahluk yang tidak dianggap keberadaannya.
"Ja-jangan," pinta BoBoiBoy dengan mimik muka yang ketakutan.
Probe hanya mampu mematuhi perintah tuannya. Setelah menutup diri dari perasaan iba, ia menyeret BoBoiBoy yang menolak untuk berdiri itu keluar dari anjungan utama.
"Setengah jam lagi aku tiba, AduDu .... Jangan diapa-apakan barang pesananku itu ya?" ujar EjoJo sembari terkekeh.
Kali ini AduDu ikutan terkekeh bersama rivalnya. "EjoJo, aku bukan BaGoGo. Kujamin kau akan puas membalas dendamu tanpa gangguan."
.
.
.
Bersambung
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top