2. BoBoiBoy
Kali ini AduDu tidak lagi bermuka masam seperti pada hari-hari biasanya. Sebaliknya, alien kepala kotak itu bahkan terlihat tersenyum-senyum sendiri sambil duduk dengan santainya diatas bangku kapten kapal angkasanya.
Di tangannya tergenggam sebuah powerband berwarna oranye yang selama ini menjadi momok baginya. Powerband yang selama ini melekat di tangan musuh lamanya, BoBoiBoy.
Belum pernah dalam seumur hidupnya AduDu menggenggam sebuah benda yang dapat menghantarkannya pada pintu gerbang kekuasaan, kekayaan, dan kejayaan. Sekarang ia bisa merasakan semua itu.
Tapi saat ini bukan powerband itu yang menjadi perhatiannya. Kedua mata alien kepala kotak itu tertuju kepada sebuah layar kecil yang memperlihatkan rekamam CCTV langsung dari sebuah ruangan didalam kapal angkasanya.
Dilayar tampilan CCTV itu AduDu memperhatikan seorang musuh lama yang ditangkapnya beberapa jam yang lalu.
BoBoiBoy. Musuh lamanya itu terlihat masih belum siuman sejak dibawa masuk kedalam kapal angkasa. Namun segalanya sudah dipersiapkan untuk BoBoiBoy ketika ia siuman nanti. Topi dinosaurus yang selalu bertengger di kepalanya sudah tidak ada, begitupula dengan rompi oranye dan kaus lengan panjang hitamnya yang selalu terlihat digulung.
"Sudah hampir lima jam ... artinya sebentar lagi BoBoiBoy sadar." AduDu menggumam sembari mendorong dirinya berdiri dari bangku kapten. Ia menengok ke arah Komputer yang sedari tadi berdiam diri, menunggu perintah atasannya.
"Komputer, jangan ijinkan siapapun mengganggu aku untuk beberapa jam ke depan," titah Adudu kepada Komputer.
"Siap, boss. Tapi, disini hanya ada boss sendiri dan Probe."
"Itu maksudku, Komputer, jangan ijinkan Probe mengganggu aku." Dengan itu AduDu beranjak meninggalkan anjungan utama, "Tapi kalau benar-benar darurat, aku ada di ... ruangan itu." Tambahnya lagi dengan penuh makna yang ditekankan pada dua kata terakhirnya.
"Artinya boss menuju ke ruang siksaan ...," gumam Komputer setelah AduDu keluar dari anjungan utama.
.
.
.
AduDu menarik napas panjang ketika ia berhadapan dengan sebuah ruangan dengan gerbang berduri. "Akhirnya dapat juga kau. BoBoiBoy..." gumam AduDu sebelum gerbang berduri itu dibukanya.
Musuh lamanya masih belum sadar ketika AduDu melangkah masuk kedalam ruangan yang gerbangnya langsung menutup kembali.
Bangku yang tempat BoBoiBoy dibaringkan itu terlihat empuk dan sangat nyaman diduduki. Bahkan bentuknya yang setengah menyandar membuat bangku itu mengundang untuk ditiduri atau untuk bersantai.
Namun beberapa utas sabuk yang malang-melintang pada bangku itu membuat bangku itu samasekali tidak mengundang untuk ditiduri.
Seperti yang terjadi pada BoBoiBoy. Si penguasa elemental itu memang belum siuman, namun dirinya yang bertelanjang dada sudah terikat di beberapa bagian badannya. Lengan, pergelangan tangan, dada, perut, pinggul, dan pergelangan kaki semuanya sudah terikat kuat oleh sabuk-sabuk itu.
AduDu terlihat puas dengan apa yang dilihatnya. Alien kepala kotak itu langsung menarik sebuah bangku dan duduk diatasnya dengan bersilang kaki. Kali ini AduDu yang terkenal tipis urat sabarnya malah terlihat sangan menikmati pemandangan yang berada di depannya.
"Uh... Dimana ini," kedua kelopak mata BoBoiBoy terlihat sedikit gemetar ketika ia mencoba membuka matanya, "Aku... tertidur?"
"Ya, kau ketiduran, BoBoiBoy."
BoBoiBoy yang sangat mengenali suara AduDu tersentak kaget. "AduDu?!" pekiknya ketika kedua kelopak matanya terbuka penuh. Ia langsung mencoba untuk bangun, namun usahanya terhenti ketika sesuatu terasa menahan dan mencekik lehernya.
Alangkah kagetnya BoBoiBoy ketika ia melihat kearah bawah, kearah badannya sendiri yang sudah telanjang dada dan dalam keadaan terikat berutas-utas sabuk. BoBoiBoy mencoba menoleh kekanan dan kekiri. Degup jantungnya langsung berpacu ketika ia melihat kedua tangannya juga sudah terikat sejajar dengan kepalanya. Ia benar-benar tidak bisa bergerak kecuali menolehkan kepala atau menggerakan jari-jemarinya.
Tapi semua itu belum seberapa dengan perasaan panik yang membanjiri otaknya ketika BoBoiBoy menyadari bahwa powerband yang biasa melilit di tangan kirinya sudah tidak ada.
Gerak-gerik BoBoiBoy membuat AduDu terkekeh. "Mencari ini, BoBoiBoy?" tanya alien kepala kotak itu sembari memperlihatkan sebuah powerband berwarna oranye yang menggantung pada ujung kedua jarinya.
Darah BoBoiBoy terasa membeku ketika ia melihat AduDu telah mengambil powerband miliknya ketika ia terbius tidur. "Powerbandku!" pekiknya sembari berusaha bangun dari bangku tempat ia dikekang. "Kembalikan!"
"Kembalikan? Kurasa tidak, BoBoiBoy." AduDu menggelengkan kepalanya. Ditatapnya powerband milik musuh lamanya itu kemudian ditatapnya pemilik powerband itu. "Benda ini juga terlalu berbahaya untuk dibiarkan begitu saja atau dipakai sembarangan orang."
"AduDu! Lepaskan aku!" bentak BoBoiBoy dengan suara yang tercekat karena bagian lehernya yang terkekang sabuk pada bangku yang ditidurinya, "Penakut kau!"
"Nanti dulu ya, anak manis ... Powerband mu ini harus ... diurus lebih dahulu." tak disangka-sangka, AduDu melemparkan powerband milik musuhnya itu keatas lantai. Tanpa ragu-ragu, ia mencabut sepucuk pistol laser dari sabuknya dan membidik powerband yang tergeletak diatas lantai itu.
"JANGAAAN!" teriak BoBoiBoy ketika AduDu menarik pelatuk pistol lasernya. Ulu hatinya terasa dipukuli ketika sinar laser yang melesat dari pistol milik AduDu itu mengenai powerband miliknya dan langsung menghancurkannya. "Ku-kuasa elementalku-"
"HABIS. Selesai sudah kuasa elementalmu. Tidak ada lagi yang bisa menggunakan kuasa elemental terkutuk itu," sahut AduDu sambil menyarungkan kembali pistol laser miliknya itu, "Bagaimana rasanya menjadi lemah, BoBoiBoy?"
BoBoiBoy sendiri hanya bisa meneguk ludahnya sembari meratapi powerband-nya yang sudah hancur tak berbentuk. Tidak ada kata-kata yang bisa diucapkan untuk menjawab AduDu, hanya mulutnya saja yang membuka-tutup tanpa mengeluarkan suara.
"Aku tidak ada niat untuk memiliki kuasa elemental itu, BoBoiBoy, lagipula powerband-mu pasti dilacak oleh Ochobot." AduDu menumpangkan sebelah tangan diatas bangku dimana BoBoiBoy terikat.
AduDu menatap musuh lamanya yang sekarang terlihat samasekali tidak berdaya. "Nah sekarang... Perhitunganku hanya denganmu, BoBoiBoy. Tahukah kau berapa lama aku menanti saat seperti ini?"
BoBoiBoy kini sadar, tidak ada harapan baginya untuk melepaskan diri. "A-apa yang kau mau, AduDu?" tanyanya dengan suara dan tatapan nanar yang gemetaran.
"Seperti kubilang ...." AduDu mengamit dagu BoBoiBoy dan memaksa musuh lamanya itu menengadah kearahnnya. "Waktunya membuat perhitungan akan semua kekalahanku selama ini."
BoBoiBoy tidak bisa mengikuti kemana perginya tangan AduDu yang bergerak kearah bawah bangku tempatnya terikat karena lehernya yang terikat sebuah sabuk. "Mau apa kau?"
AduDu tidak menjawab. Ia menarik sebuah kain yang agak panjang dari bagian bawah bangku tempat ia mengikat BoBoiBoy. "Kamu tidak membutuhkan matamu saat ini, BoBoiBoy."
"Jangan!" pinta BoBoiBoy sembari menggelengkan kepalanya ketika kain yang berada di tangan AduDu mendekati kepalanya. "Lepaskan!" teriaknya lagi ketika kain yang berada ditangan AduDu itu digunakan untuk menutup kedua matanya.
"Kasihan kau BoBoiBoy ... lemah sekali kau tanpa powerband kuasa elementalmu itu." AduDu terkekeh puas sembari mengacak-ngacak rambut BoBoiBoy, "Mari kita mulai BoBoiBoy .... Hari masih panjang dan kali ini tidak ada Halilintar yang akan mengganggu kita ...."
Sementara korbannya sekaligus musuh lamanya itu hanya bisa meneguk ludah dan meringis ketika ia membayangkan nasibnya ....
.
.
.
Bersambung
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top