Satu: Mimpi

            Natasya berjalan di hamparan bunga-bunga yang bermekaran. Bahkan dedaunan dari pohon maple yang berdiri memanjang di sepanjang sisi, menyambut Natasya yang melangkah tanpa tujuan yang pasti.

Menatap sekeliling, Natasya hanya melihat bunga-bunga dan pepohonan. Tidak ada tanda-tanda kehidupan lain di sekitar Natasya saat ini. Natasya menunduk, merasa langkahnya sedikit terganggu dengan pakaian yang ia kenakan saat ini.

Seketika saja Natasya menjadi syok saat mendapati pakaiannya kini berubah menjadi gaun panjang dengan potongan leher bergaya sabrina. Bahkan rok gaun berwarna biru laut yang Natasya gunakan kini begitu mengembang. Natasya jadi tahu mengapa langkahnya kini sedikit terganggu. Penyebabnya tentu saja gaun yang ia gunakan kini mengganggu gerakan kaki perempuan itu.

Natasya tidak tahu di mana ia berada saat ini. Namun dilihat dari pakaian yang Natasya kenakan, ia bisa menduga bahwa saat ini dirinya tengah cosplay menjadi perempuan bangsawan di Era Victoria.

Namun alih-alih tengah berada di Kota Tua dan menyewa pakaian ala bangsawan ini, Natasya malah berada di tempat antah berantah yang terlihat tidak begitu asing baginya.

Aneh, pikir Natasya. Padahal Natasya tidak tahu tengah berada di mana, tetapi tempat ini terasa tidak asing bagi perempuan berusia 26 tahun itu.

Saat tengah asyik menatap sekeliling, tiba-tiba saja ada cahaya asing yang begitu menyilaukan mata Natasya. Mata Natasya seketika terpejam demi menghalau silau yang menyakitkan penglihatannya itu.

Namun saat Natasya membuka mata, perempuan itu kini berada di dalam sebuah kereta kuda yang tengah berjalan di atas bebatuan. Natasya melongok dari jendela samping kereta kuda, lagi-lagi perempuan itu tercengang dengan apa yang tertangkap indra penglihatannya.

Meski tengah mengenakan pakaian ala bangsawan Kerajaan Inggris, tetapi jalanan yang dilalui Natasya merupakan jalanan yang sering perempuan itu lihat di drama saeguk. Natasya memang menyukai drama Korea dengan genre saeguk, karena itulah Natasya hafal betul bahwa apa yang Natasya lihat kini merupakan gambaran nyata kehidupan di masa Joseon.

Dahi Natasya semakin berkerut dalam. Bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Semua ini terasa begitu aneh dan juga menyenangkan bagi Natasya. Bagaimana mungkin di saat Natasya mengenakan pakaian ala bangsawan Kerajaan Inggris, dirinya malah berada di masa kerajaan Joseon.

Benar-benar sesuatu hal yang aneh dan tidak masuk akal. Natasya mencubit sala satu lengannya, berharap bahwa semua yang ia lihat saat ini adalah mimpi belaka. Di saat jemari Natasya menyentuh kulit lengannya, perempuan itu seketika menjerit pelan karena rasa sakit yang ia rasakan.

Natasya bangun dengan mata terbelalak. Keringat dingin membasahi wajah Natasya yang merasa gelisah setelah bangun dari tidurnya. Menatap sekeliling, Natasya menghela napas lega mendapati dirinya saat ini tengah berada di dalam kamarnya sendiri.

Mencoba mengubah posisi telentangnya menjadi duduk, Natasya meraih ponsel di atas nakas dan mengecek jam di sana. Padahal ada jam dinding di kamar, tetapi Natasya lebih memilih mengecek sang waktu yang ada di dalam ponselnya.

Pukul 02:51, Natasya mendesah lagi. Saat tidak sengaja menyentuh dahi, Natasya tersentak karena begitu banyaknya keringat dingin yang ada di wajah perempuan berambut cokelat sepunggung itu.

Entah ini sudah ke berapa kalinya Natasya memimpikan hal yang serupa. Dirinya berada di dunia antah berantah yang sangat mirip dengan suasana di era Joseon. Natasya pikir ini dikarenakan ia sering maraton menonton drama Korea dengan genre saeguk tersebut.

Jika satu atau dua kali Natasya memimpikan hal yang sama, tentu perempuan itu tidak akan terlalu memikirkannya. Namun sudah lebih dari dua bulan ini Natasya memimpikan hal yang hampir sama. Meski tidak setiap malam Natasya bermimpi, tetap saja perempuan itu merasa ada sesuatu yang aneh jika terlalu sering memimpikan hal yang sama.

Sudah dua bulan ini juga tidur Natasya tidak teratur. Setelah terbangun dari mimpi aneh itu, Natasya selalu kesulitan tertidur hingga membuatnya terjaga hingga fajar datang. Akibatnya, selama dua bulan ini lingkaran hitam di bawah mata Natasya semakin menggelap saja.

Bahkan salah satu rekan editornya di salah satu penerbitan menyarankan Natasya untuk berkonsultasi ke dokter. Demi bisa mengatasi gejala susah tidur yang Natasya alami. Namun meski sudah mengikuti saran tersebut, Natasya tetap mengalami mimpi yang sama dan terjaga hingga matahari meninggi di langit sana.

Hari ini pun sama, setelah mengisi kerongkongannya yang kering dengan segelas air mineral yang selalu Natasya siapkan di atas nakas sebelum tidur, perempuan itu kembali terjaga. Mimpi-mimpi yang terus berdatangan itu membuat Natasya takut sendiri untuk kembali tertidur.

Entah kenapa, Natasya memiliki pemikiran bahwa ia tidak akan terbangun lagi setelah berhasil keluar dari mimpi yang sebenarnya tidak menakutkan itu. Namun tetap saja Natasya menjadi waswas karena mimpi tersebut selalu mendatanginya.

Karena sugesti itulah, Natasya lebih memilih terjaga daripada harus tersedot ke dimensi lain. Pikir Natasya, mungkin ini juga efek dari naskah-naskah yang ia sunting. Meski bekerja sebagai editor freelance, Natasya cukup banyak menerima naskah yang harus disunting. Rata-rata naskah tersebut memang ber-genre fantasi atau romansa fiksi sejarah,

Mungkin itu juga yang mempengaruhi Natasya hingga memimpikan hal-hal yang berbau masa lampau itu.

Pukul delapan tepat, Natasya sudah bersiap untuk pergi ke kantor penerbitan tempat ia bekerja sampingan. Demi menghemat pengeluaran, Natasya memutuskan untuk menggunakan transportasi umum. Selain itu juga, saat ini Natasya sedikit enggan untuk berkendara sendiri.

Perjalanan dari tempat tinggal Natasya ke kantor penerbitan tersebut, memakan waktu sekitar 45 menit. Meski belum diangkat menjadi editor tetap, Natasya tetap rajin pergi ke kantor sesuai jam kerja yang berlaku di sana.

Selama di perjalanan, Natasya tetap bekerja memeriksa novel yang saat ini tengah ia sunting. Novel milik salah satu penulis pemula itu mempunyai jalan cerita yang menarik. Dan tentu saja kali ini pun, Natasya yang dipercaya menjadi editor naskah dengan genre fiksi sejarah tersebut.

Mungkin hal ini juga disebabkan karena Natasya merupakan lulusan dari jurusan sejarah. Pemilik nama lengkap Natasya Utari itu tidak mempermasalahkan sama sekali naskah dengan genre apa yang akan ia sunting. Natasya hanya perlu tabungannya tetap terisi, meski tidak secara rutin mendapatkan penghasilan tersebut di tanggal yang sama setiap bulannya.

Saat tengah asyik membaca novel yang baru setengah jalan ia sunting itu, sebuah pop up notifikasi muncul di layar ponsel Natasya. Dahi Natasya berkerut bingung karena notifikasi tersebut berasal dari salah satu akun Instagram yang memang perempuan itu ikuti.

Penasaran dengan postingan akun yang sering membagikan informasi mengenai promosi-promosi yang ada di kotanya, Natasya pun menekan notifikasi tersebut. Beruntung koneksi internet Natasya saat ini sedang dalam kondisi yang baik, hingga membuat layar ponselnya sudah beralih kepada salah satu postingan milik akun Instagram tersebut tanpa hambatan.

Pupil mata Natasya langsung melebar begitu melihat postingan akun tersebut yang merupakan sebuah poster mengenai pameran lukisan yang akan diadakan oleh Isekai Art & Design. Natasya yang memang tertarik dengan salah satu canag seni rupa dua dimensi tersebut. Karena itulah, begitu mengetahui akan adanya pameran lukisan di salah satu museum yang diadakan oleh Isekai Art & Design, Natasya langsung antusias.

Natasya segera mengecek tanggal pelaksanaan pameran tersebut. Senyum Natasya semakin merekah tatkala mengetahui bahwa pameran tersebut akan diselenggarakan seminggu lagi. Di saat-saat seperti ini, Natasya sungguh bersyukur karena bekerja sebagai freelance. Tidak adanya jam kerja yang mengikat, membuat Natasya bisa pergi ke mana pun yang ia mau.

Hitung-hitung juga, mengunjungi pameran tersebut sebagai salah satu cara Natasya untuk refreshing setelah berkutat dengan naskah-naskah yang harus ia sunting. Apalagi Natasya juga cukup stress karena deadline yang harus ia penuhi untuk menyelesaikan suntingan novel sudah semakin dekat.

***

Halo semua, hari ini aku publish bab pertama dari Bring Me Back! Aku harap kalian menyukainya.

Oh iya, seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, Bring Me Back merupakan naskah yang aku ikut sertakan dalam proyek Isekai bersama beberapa penulis yang tak lain merupakan member dari theWWG

Jangan lupa mampir ke karya penulis yang lain, ya. Buat yang mau intip-intip, aku sertakan juga blurb yang pastinya nggak kalah seru.

Cekidot!

Tryst Letter - Ahzanysta

L

etters of Fire and Sword - RoxanaMusai

Stay Staring Happy Ending - Azza_Fatime

Jangan lupa untuk tetap dukung penulis lain yang tergabung di proyek isekai, ya.

Xoxo

Winda Zizty 💜

5 September 2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top