Dua Puluh: Perkenalan
Natasya merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur begitu ia memasuki kamar. Tubuhnya terasa lebih letih dari saat pertama ia pergi ke pusat kota. Natasya memutar tubuhnya, berguling ke samping kiri. Matanya kini memandang langit di atas sana dari balik jendela kamar.
Helaan napas pelan keluar dari bibir tipis Natasya. Teringat akan pertemuannya dengan Scarlotte dan sikap perempuan itu yang jauh dari kata baik. Natasya masih berusaha mengingat-ingat apa yang kiranya menyebabkan Scarlotte begitu tidak bersahabat dengannya.
"Kesalahan apa yang Pearly perbuat sampai dia jahat banget kayak gitu?" gumam Natasya, penasaran.
Natasya memejamkan mata perlahan. Berharap agar ingatan Pearly akan sosok Scarlotte terbayang di dalam benaknya. Natasya tidak tahu bagaimana caranya agar bisa memanggil kenangan yang dimiliki Pearly.
Meski Zadeline mengatakan bahwa Pearly tidak melakukan sebuah kesalahan, tetap saja Natasya merasa ada sesuatu yang telah terjadi. Entah Pearly benar-benar telah melakukan sebuah kejahatan hingga membuat Scarlotte begitu tidak menyukainya. Atau malah seperti yang Zadeline katakan tadi, bahwa tidak ada alasan lain bagi Scarlotte untuk membenci Pearly selain karena Pearly terlalu sempurna untuk ukuran seorang perempuan keturunan bangsawan.
Sebagai perempuan terhormat, bukankah sudah sepatutnya mereka menjaga sikap. Bahkan meski terlihat tengah melempar amunisi kepadanya, Scarlotte masih tetap terlihat elegan.
Berbeda jauh dengan orang-orang yang Natasya temui di dunia asalnya. Di mana orang-orang akan saling menyakiti, entah dengan fisik ataupun ucapan, saat bertemu atau menghadapi situasi yang tidak mereka sukai.
Natasya bergerak gelisah di atas tempat tidurnya. Merasa benar-benar tidak nyaman dengan situasinya saat ini. Selain fakta bahwa nyawanya tengah terancam, Natasya kini harus dihadapkan pula dengan Scarlotte yang terlihat sangat jelas tidak menyukainya. Lalu ada dua orang lelaki yang tengah memperebutkan Pearly.
Awalnya Natasya merasa iri dengan Pearly karena berada di antara dua lelaki yang menyukainya. Namun setelah mengetahui situasi lainnya yang harus dilalui Pearly, Natasya ingin sekali menarik ucapannya kala itu.
Natasya tidak iri sama sekali dengan hidup yang telah Pearly jalani. Sebaliknya, Natasya justru prihatin dengan apa yang mesti Pearly hadapi. Sekuat apa pun Pearly melalui semua situasi yang meresahkan ini, perempuan itu pasti merasakan sesak juga di dadanya.
Natasya yakin, pasti ada satu momen di mana Pearly ingin berlari dan pergi dari kehidupannya. Melepas semua kebanggaan dan status sosialnya sebagai salah satu keturunan bangsawan.
"Apa ini alasanku berada di sini? Hidup sebagai Pearly, karena dia sudah tidak sanggup lagi menjalani hidupnya? Atau ada alasan lain kenapa aku yang dipilih untuk melalui ini semua?"
Lagi-lagi, Natasya bertemu dengan jalan buntu. Tidak ada sama sekali sebuah gagasan yang cukup masuk akal, muncul di benak Natasya. Sesuatu yang berkaitan dengan alasan di balik keberadaannya di dunia antah berantah ini.
"Apa akan ada sesuatu yang terjadi? Apa aku harus mengubah sesuatu yang semestinya tidak terjadi di masa lalu?"
Natasya masih berusaha memikirkan segala jenis kemungkinan. Namun satu hal yang bisa Natasya yakini, ia memang harus mengubah sesuatu yang tidak seharusnya terjadi di masa lalu. Karena kalau memang begitu yang terjadi, akan sangat masuk akal mengapa Natasya bisa berada di negeri antah berantah ini sebagai Pearly.
Natasya merenung. Memposisikan dirinya sebagai Pearly. Jika ia berada di situasi yang sama dengan apa yang dihadapi Pearly, langkah-langkah apa yang seharusnya Natasya tempuh untuk tetap bertahan.
Memejamkan matanya, Natasya merasa seolah tertarik ke beberapa masa di belakang. Saat ini Natasya tengah berada di sebuah pesta yang cukup ramai dikunjungi oleh para tamu. Memindai sekeliling, Natasya mendapati Zadeline dan Xanerza berdiri tidak jauh dari meja yang menghidangkan aneka makanan penutup.
Natasya merasa tercekat begitu menyadari Zadeline dan Xanerza terlihat lebih muda dari apa yang ia lihat terakhir kali. Bahkan Zadeline tidak mengenakan gaun yang sama seperti yang dikenakan Natasya saat ini.
Alih-alih mengenakan gaun yang dibuat khusus untuk para perempuan yang beranjak dewasa, Zadeline malah memakai gaun untuk anak-anak yang belum berumur belasan tahun. Pita berukuran sedang berwarna peach melingkari pinggang Zadeline. Wajah perempuan itu juga terlihat begitu semringah tatkala Xanerza memberikannya sepotong puding cokelat.
Natasya benar-benar dibuat terperangah dengan apa yang ia lihat. Apalagi dari kejauhan, ia melihat Scarlotte tengah mendekat ke arahnya. Secara otomatis Natasya mundur selangkah dan memasang mode waspada. Natasya tidak ingin Scarlotte mendekatinya hanya untuk memancing emosinya lagi. Seperti yang perempuan itu lakukan di pusat kota tadi.
Namun, begitu berada di hadapan Natasya, sebuah senyum lebar tersungging di wajah Scarlotte. Sangat jauh berbeda dengan apa yang perempuan itu lakukan terhadap Natasya di pusat kota.
"Pearly, kau sudah lama berada di sini?" tanya Scarlotte dengan nada riang.
Natasya ingin mengabaikan Scarlotte, tapi entah kenapa bibirnya bergerak sendiri untuk menjawab, "Tidak. Aku juga baru sampai di sini."
"Baguslah. Kalau begitu, ayo kita berkeliling," ajak Scarlotte. Tanpa membutuhkan izin, Scarlotte pun mengamit lengan Natasya dan mengajaknya pergi.
Sudut bibir Natasya terangkat naik saat Scarlotte melangkah di sisinya. Seperti halnya dua orang perempuan yang sudah lama bersahabat, Natasya dan Scarlotte saling berbagi cerita dengan antusias.
Natasya tidak menyangka, ternyata Scarlotte mempunyai sisi hangat yang seperti ini. Namun di masa sekarang, kenapa sikap Scarlotte sangat berbeda? Kenapa Scarlotte yang dulunya berteman dengan Pearly kini malah berbalik memusuhinya? Apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka berdua?
Scarlotte membawa Natasya pergi cukup jauh dari tempat berlangsungnya acara. Setelah berada di sebuah taman dengan berbagai jenis tanaman yang tumbuh menjulang ke atas, membentuk sebuah labirin, Scarlotte pun menghentikan langkah.
Natasya terbeliak tak percaya begitu mendapati sudah ada Antonio dan Nicholas di taman labirin tersebut. Melihat keterkejutan di wajah Natasya, Scarlotte malah tertawa pelan. Perempuan itu lalu maju beberapa langkah dan membungkukkan sedikit tubuhnya, hingga wajah Scarlotte kini berada di dekat telinga Natasya.
"Ini kejutan untukmu. Aku harap kau menyukainya," bisik Scarlotte dengan nada menggoda.
Scarlotte menjauhkan wajahnya, menatap Natasya dengan senyuman lebar. Tak lupa, Scarlotte mengedipkan sebelah matanya kepada Natasya. Seolah mempertemukan Natasya dengan Antonio dan Nicholas adalah sebuah ide yang luar biasa.
"Antonio, Nicholas," panggil Scarlotte kepada dua lelaki yang berdiri bersisian di hadapan mereka itu, "perkenalkan ini Pearly, teman terdekat sekaligus terbaik yang pernah aku punya."
Antonio yang pertama kali mendekat dan membungkukkan tubuhnya sebagai salam perkenalan. Lelaki itu memegang pinggir topinya sebagai tanda hormatnya kepada Natasya.
"Perkenalkan, namaku Antonio. Senang bertemu denganmu," ucap Antonio.
Lelaki bermata biru dengan rambut cokelat itu lantas meraih tangan kanan Natasya yang berbalut sarung tangan panjang dan menciumnya. Sentuhan bibir Antonio membuat Natasya merona. Jantungnya berdegup kencang karena baru pertama kalinya berinteraksi dengan lawan jenis.
Setelah Antonio selesai memperkenalkan diri, kali ini giliran Nicholas yang maju mendekati Natasya. Hal serupa juga dilakukan Nicholas sebagai salam perkenalannya kepada Natasya yang baru pertama kali ia temui.
"Aku tidak menyangka Scarlotte mempunyai teman seindah bunga sepertimu, Pearly," puji Nicholas setelah memperkenalkan dirinya.
Natasya tersipu malu dengan perlakuan dua lelaki di hadapannya. Setelah diperkenalkan di muka umum sebagai perempuan yang sudah memasuki usia remaja, memang baru kali ini Natasya berkenalan secara pribadi dengan lawan jenis.
Scarlotte yang setahun lebih tua dari Natasya memang sudah lebih dulu diperkenalkan kepada khalayak umum. Jadi hal yang wajar jika Scarlotte sudah lebih dulu mengenal Antonio dan Nicholas yang sebaya dengannya.
"Baiklah, karena sesi perkenalan sudah selesai, bagaimana dengan berkeliling sebentar sebelum kembali ke pesta?" usul Scarlotte yang langsung disetujui Antonio dan Nicholas.
***
Masih setia, kan, nungguin update terbaru dari Bring Me Back. Aku harap sih iya. Karena ceritanya bakalan makin seru. Apalagi ada Scarlotte yang kayaknya benci banget sama Pearly/Natasya.
Jangan ke mana-mana ya. Biar nggak ketinggalan update terbaru Bring Me Back.
xoxo
Winda Zizty
24 September 2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top