Dua: Pameran
Bagi Natasya, setelah berhasil menyelesaikan suntingan sebuah novel, sama dengan menyambung nyawanya selama satu tahun. Karena itulah, saat menekan tombol send untuk mengirimkan surat elektonik yang berisikan file naskah yang sudah selesai ia sunting ke alamat e-mail penerbit tempatnya bekerja, Natasya merasa seolah terbebas dari kerangkeng yang membelenggu.
Natasya memang tidak memiliki kewajiban untuk pergi ke kantor, sebagaimana karyawan pada umumnya. Namun demi bisa diangkat menjadi editor tetap, Natasya akan bekerja semaksimal mungkin agar dilirik oleh atasannya.
Meski nanti apabila Natasya diangkat menjadi editor tetap, kebebasan perempuan itu akan terenggut dengan aturan yang ditetapkan perusahaan, Natasya tidak akan menyesal. Karena menjadi editor tetap kini menjadi impian Natasya. Apalagi suasana kerja di penerbitan tersebut benar-benar membuat Natasya merasa nyaman. Bukankah lingkungan kerja yang sehat akan menjadi salah satu faktor penentu seorang karyawan bertahan lama di sebuah perusahaan?
Meski memang terkadang deadline yang diberikan perusahaan kepada Natasya cukup membuatnya kewalahan, perempuan itu tetap berusaha maksimal dengan pekerjaannya. Tingkat stress yang Natasya terima akan terbayarkan dengan mengunjungi beberapa pameran yang memang ia sukai.
Setelah memastikan ada jadwal kosong di hari pertama pameran lukisan dibuka, Natasya sudah tidak sabar menunggu datangnya hari itu. Demi bisa menikmati lukisan di pameran yang akan diadakan oleh Isekai Art & Design itu, Natasya mempercepat penyuntingan naskah novel yang tengah ia kerjakan.
Karena kerja kerasnya itulah, Natasya bisa mengunjungi pameran yang diselenggarakan oleh Isekai Art & Design. Rencananya, pameran lukisan tersebut akan diadakan di salah satu museum yang ada di pusat kota dan berlangsung selama dua minggu. Waktu pelaksanaan pameran yang singkat, tentu tidak akan Natasya sia-siakan.
Setiap ada pameran seni, Natasya pasti akan datang berkunjung. Meski Natasya tidak sepenuhnya mengerti mengenai lukisan, tetapi menatap hasil karya para pelukis yang telah menuangkan isi hatinya bersama perpaduan cat warna itu, mampu membuat Natasya melupakan tekanan yang ia terima dari pekerjaan.
Saat hari pertama pembukaan pameran lukisan, Natasya begitu bersemangat sampai bangun pagi-pagi sekali. Bahkan kedua orang tua Natasya sedikit heran karena anak perempuan satu-satunya itu begitu rajin hari ini.
Setelah bangun pagi dan bergegas mandi, Natasya langsung turun ke dapur untuk membuat sarapan. Setelah semuanya siap dan sudah tersaji di meja makan, Natasya melanjutkan aktivitasnya dengan menyapu dedaunan yang ada di halaman.
Tentu saja hal yang tidak biasa Natasya lakukan itu memancing rasa curiga kedua orang tuanya. Pasalnya, jika Natasya tiba-tiba bangun pagi lalu langsung mengerjakan semua pekerjaan rumah, pastilah perempuan itu akan berada seharian di luar rumah. Entah itu untuk menonton film di bioskop, atau sekedar mengunjungi tempat-tempat yang Natasya sukai.
Boro-boro menghabiskan waktu luangnya di rumah, Natasya lebih suka menyegarkan pikiran dengan jalan-jalan dengan motor yang sudah tiga tahun ini menemani perempuan itu. Kalaupun Natasya berada di rumah pun, pasti ia habiskan di dalam kamar demi menonton drama atau film.
Walaupun begitu, Natasya bukan anak yang tidak pernah membantu untuk melakukan pekerjaan rumah tangga. Natasya cukup sering juga membantu mamanya melakukan pekerjaan rumah tangga, bahkan mengantarkan hasil jahitan kepada para pelanggan sang mama.
"Jadi, mau ke mana kamu hari ini?" tanya Maria kepada sang putri satu-satunya itu.
Natasya nyengir. Maria rupanya sudah tahu bahwa Natasya berniat untuk seharian ini berada di luar rumah.
"Mau ke museum, Ma. Ada pameran lukisan," jawab Natasya.
"Oh gitu. Jangan malem-malem banget pulangnya."
"Oke, siap!" kata Natasya sambil berdiri dengan posisi hormat.
Maria hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah putrinya itu. Tentu saja Maria tidak melarang Natasya melakukan hal-hal yang disukainya. Selagi Natasya masih melakukan hal-hal yang wajar dan tidak melanggar norma adat dan agama yang berlaku, tentu Maria akan membebaskan putrinya itu pergi ke mana pun yang ia mau.
Meski sudah bersiap-siap sejak pagi, nyatanya Natasya mengunjungi pameran saat siang hari. Sebelumnya Natasya mampir dulu ke salah satu toko buku untuk membeli beberapa peralatan tulis. Baru setelahnya Natasya mengunjungi pameran lukisan tersebut.
Sesuai yang Natasya kira, pengunjung pameran di hari pertama cukup ramai. Namun di situlah letak keasyikannya. Menjadi bagian dari kelompok pertama yang bisa menikmati karya seni yang dipamerkan merupakaan sebuah kebahagiaan yang tidak terkira.
Biasanya, jika Natasya menyukai pameran tersebut, perempuan itu akan lebih sering berkunjung. Namun kemungkinan Natasya tidak menyukai pameran adalah sesuatu yang mustahil. Pasalnya pameran karya seni merupakan sesuatu yang memang Natasya sukai.
Pameran yang diadakan oleh Isekai Art & Design tersebut menampilkan berbagai koleksi lukisan dari berbagai pelukis di segala penjuru Tanah Air. Dipamerkan dengan begitu rapi sesuai dengan daerah asal para pelukis.
Natasya tentu saja tidak melewatkan kesempatan untuk berkeliling ke segala penjuru museum. Menikmati lukisan yang begitu indah dan menunjukkan ciri khas masing-masing yang dimiliki para pelukis.
Saat tengah asyik menikmati lukisan yang dipamerkan, netra Natasya tiba-tiba terhenti pada salah satu lukisan yang menarik minatnya. Secara otomatis kaki Natasya berhenti melangkah tepat di depan lukisan tersebut.
Melihat secarik kertas yang ditempel di bawah bingkai lukisan tersebut, Natasya mengetahui judul sang lukisan.
"Antonio versus Nicholas," gumam Natasya setelah membaca kertas berisikan informasi mengenai lukisan tersebut.
Natasya seolah tersedot dengan lukisan tersebut. Entah apa yang ada di dalam lukisan tersebut. Namun Natasya merasa seperti ada daya magis yang ditumpahkan sang pelukis ke dalam lukisan Antonio versus Nicholas.
Sekilas, Antonio versus Nicholas terlihat seperti lukisan pada umumnya. Menggambarkan dua orang lelaki berbaju zirah yang saling menghunuskan pedangnya. Entah apa yang ingin pelukis sampaikan di dalam lukisan tersebut. Namun terlihat jelas bahwa ada aura permusuhan di antara dua lelaki berbaju zirah tersebut.
Natasya seperti orang yang terhipnotis, karena sama sekali tidak melepaskan pandangannya dari lukisan tersebut. Bahkan dari pertama kalinya lukisan tersebut tertangkap di indera penglihatan Natasya.
Tanpa sadar, tangan Natasya terulur untuk menyentuh lukisan tersebut. Sesuatu yang sebenarnya tidak diperbolehkan untuk dilakukan oleh para pengunjung di setiap pameran. Namun hati Natasya seolah berkata bahwa itu adalah sesuatu yang harus ia lakukan saat ini.
Karenanya, seolah digerakkan oleh sesuatu yang magis, Natasya menyentuh lukisan tersebut dengan tangan telanjangnya. Meraba lukisan tersebut seolah tengah berjumpa dengan kenalan lama.
Natasya benar-benar seperti kehilangan akal sehatnya. Mata perempuan itu tidak jua melepaskan satu inci pun setiap detail yang tertuang di dalam lukisan tersebut.
Tiba-tiba saja, sebuah perasaan aneh menyelusup masuk ke dalam dada Natasya. Air mata Natasya seolah ingin merembes turun tanpa sebab. Bahkan Natasya kini merasa sesuatu yang kuat tengah menariknya untuk masuk ke dalam lukisan.
Natasya ingin berteriak, tetapi suaranya tercekat di tenggorokan. Kata-kata permintaan tolong telah berada di ujung lidahnya, namun Natasya tidak mampu untuk mengucapkannya.
Saat raga Natasya terasa tertarik dengan kekuatan magis untuk masuk ke dalam lukisan, seseorang menahan tubuh perempuan itu hingga kini mundur beberapa langkah. Natasya terlihat begitu syok dengan apa yang baru saja ia alami.
Dengan napas yang memburu karena masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi, Natasya menoleh demi melihat siapa orang yang menarik tubuhnya ke belakang. Pupil Natasya membesar karena kaget. Menyadari yang menariknya adalah seorang lelaki yang mungkin berada di pertengahan usia empat puluhan.
Lelaki tersebut tersenyum sopan saat Natasya menatapnya. Sama sekali tidak mengeluarkan aura ancaman bagi Natasya yang baru saja mengalami kejadian yang tidak terduga.
Namun entah kenapa, berada di dekat lelaki tersebut justru membuat kuduk Natasya seketika meremang. Seolah ada sebuah pintu tak kasat mata di belakang punggung lelaki yang memakai topi baret tersebut.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya lelaki tersebut ramah.
Natasya yang masih dilanda syok, sama sekali tidak mendengar pertanyaan lelaki itu. Gantinya, Natasya malah bergeming sambil menatap lekat-lekat wajah sang lelaki bertopi baret itu.
"Nona, apa kau baik-baik saja?" ulang lelaki tersebut. Kali ini pertanyaan lelaki tersebut berhasil diterima dengan baik oleh indera pendengaran Natasya.
Natasya mengerjap. Sepenuhnya kembali ke dunia nyata.
"Ah, iya. Aku baik-baik saja," jawab Natasya, tanpa sedikit pun menurunkan tingkat kewaspadaannya.
Seolah mengerti dengan ketakutan yang Natasya rasakan, lelaki itu tersenyum dan membuat jarak dengan perempuan itu. Tidak ingin Natasya semakin tidak nyaman berada di dekatnya.
"Antonio versus Nicholas," kata lelaki itu, nyaris berbisik, "apa kau menyukai lukisan ini, Nona?"
Natasya terlihat ragu untuk menjawab. Namun beberapa detik kemudian, Natasya mengangguk sebagai jawaban.
"Ya, lumayan. Aku merasa seperti ada sesuatu yang magis di dalam lukisan ini," jawab Natasya.
Tentu saja Natasya berkata demikian dengan apa yang baru saja ia alami. Natasya semakin yakin, bahwa lukisan Antonio versus Nicholas ini memang menyimpan daya magis atau sesuatu yang sejenis.
Tidak Natasya duga, lelaki bertopi baret itu terkekeh pelan setelah mendengar jawabannya. Natasya seketika menoleh. Saat netranya bertubrukan dengan netra lelaki tersebut, bulu kuduk Natasya kembali meremang.
"Ya, lukisan ini memang memiliki daya magis. Karena lukisan ini memang aku lukis sesuai dengan kejadian yang pernah terjadi di masa lampau."
***
Bring Me Back! part dua sudah update!
Oh iya, Bring Me Back juga hadir di Karya-karya dengan jumlah bab yang lebih banyak dalam satu kali upload. Buat yang ingin lebih cepat bacanya, bisa kunjungi akun Karyakarsa-ku dengan username WindaZizty. Untuk saat ini masih gratis, nggak tahu besok-besok.
Buat penasaran sama cerita Isekai yang lain, ada Kedai Rawon di Isekai - author_ryby
Lalu ada kisah yang nggak kalah unik, yaitu Anak Dari Dunia Lain - WidiSyah
Dan nggak ketinggalan Let Me Seduce the Duke - bluebellsberry
Xoxo
Winda Zizty
6 September 2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top