Prolog

Nampak ramai seperti biasa, penuh canda tawa yang berwarna. Bocah lelaki itu berlari dengan perasaan senang, menatap tempat tujuan dengan bahagia. Seakan baru keluar dari jeruji besi.

Seorang bocah perempuan, dengan manisnya duduk di sebuah ayunan taman, membelakangi segala aktivitas teman sebaya. Maniknya tidak luput dari kendaraan yang berlalu-lalang.

Hingga sebuah limousin terhenti dan seorang perempuan muda keluar. Menampakkan senyum anggun nan penuh semangat. Merentangkan kedua tangan, menunggu sambutan hangat dari putri tercinta.

Reflek mengambil boneka, bocah perempuan itu turun dan berlari dengan tergesa-gesa, membuatnya tanpa sadar menabrak seorang bocah lelaki yang berlari dari arah lain dengan dipenuhi rasa gembira.

Boneka beruang kecil terjatuh, bertemu tatap dengan tanah kering. Bocah perempuan itu mengambilnya, lalu mendongak, mendapati sepasang manik crimson menatap dengan terkejut. Bocoh perempuan itu mengulas senyum kecil, lalu bangkit dan kembali berlari.

Meninggalkan bocah lelaki yang tengah memandangnya aneh.

Dan tanpa mereka sadari pula, ada seorang wanita yang melihat ke arah mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.

.
.
.

Surai [H/C] nampak berantakan, napas tersengat, keringat dingin nampak membasahi pelipis. Sekali lagi, gadis bersurai [H/C] itu dilanda ketakutan, bayangan mengerikan terpampang di kepala.

Di lain tempat, seorang pemuda bersurai crimson terbangun, dia mengalami hal aneh. Bukan mimpi buruk, hanya saja, sesuatu yang menjanggal terasa. Napasnya nampak biasa, namun ada sesuatu yang terasa ganjil baginya.

'Setiap kali aku mencoba melupakan...' sang gadis berjalan, mendekati jendela kamar dan membukanya, membawa udara dingin memasuki ruangan kecil.

'Kenapa selalu ada yang mengganjal?' pemuda itu menyibak selimut, berjalan mendekati jendela, dan membukanya.

'Selalu saja...' gadis itu memandang langit, mengisyaratkan suatu perasaan.

'Terasa mengganjal di hati...' si pemuda mendongak, mempertemukan wajah dengan sinar rembulan.

.
.
.

Pemuda itu menengok ke belakang, menatap kepergian supir pengendara limousin. Menghembuskan napas, dia berjalan pelan menuju kelas.

'Saat tiada yang menyadari keberadaanku.'

Gadis itu termenung, mengedarkan pandangan pada pemandangan di luar jendela. Terasa hampa tanpa kehadiran seonggok manusia lain.

'Kenapa selalu terasa begitu sesak?'

Pemuda menatap tajam sekeliling, seakan-akan merasa seseorang mengawasi. Berbelok sedikit, dia mendapati ruangan dengan fasilitas lengkap. Membuka kenop, dia membuat cahaya menyeruak ke dalam ruangan.

'Seakan hati ini tergores pedang tertajam sepanjang masa.'

Gadis itu mengalunkan sebuah lirik, terdengar biasa namun penuh makna. Entah kenapa, dia sungguh menyukainya. Tanpa menyadari pintu kelas yang terbuka, gadis itu menghembuskan napas.

'Rasanya aku ingin menyerah...'

Manik crimson menjelajah setiap inci ruangan, hingga berhenti pada seorang gadis bersurai [H/C]. Mematung, menatap panorama monoton di luar ruangan.

'Tapi, entah kenapa...'

Merasa ada yang mengawasi, gadis itu mengalihkan pandangan, mendapat seorang pemuda menatapnya dengan serius.

'Itu terasa sulit.'

Manik [E/C] dan crimson bertemu, saling menghujam satu sama lain.

Sejak saat itu, semuanya dimulai...

~To be continued~

________________________________________________________

Jadi... Saya beneran pengen buat buku ini dari dulu

Dan entah kenapa ketika badmood ngedengerin penjelasan guru di kelas

Saya malah dapet ide tentang plotnya

Dan terciptalah buku ini:v

Oh, sama makasih buat _AsaTy udah mau bantu bikin prolognya'-')b

Please vote and comment if you like it^^

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top