Epilog
Dikisahkan, dahulu kala, ada sebuah negeri bernama DunBroch. Negeri federal dan segala adatnya berkaitan dengan beruang. Hiduplah keluarga Beathan, yang turun temurun memimpin Negeri DunBroch dengan damai.
Dikisahkan, selama berdekade Negeri DunBroch berdiri, seorang putri yang selalu tersenyum pun lahir. Ia adalah buah hati dari Raja Fergus dan Ratu Elinor Beathan.
Rambutnya kelam, menjuntai, melambai-lambai. Pipinya semu merah, bibirnya merona, senyumnya menawan, matanya ... tidak ada yang tahu seperti apa mata sang putri kelihatannya.
Sejak kecil, ia menutup matanya menggunakan hiasan bunga. Beranjak remaja, sang putri memanjangkan rambut guna menutup separuh wajah cantiknya. Putri tersebut diberi nama Merida Phoebe Beathan.
Walau memiliki nama depan yang indah, Phoebe selalu ingin dipanggil dengan nama tengahnya. Ia tidak menyukai gelar putri yang selalu mengikuti nama, kemudian tak menyukai segala adat istana.
Phoebe merupakan putri pertama yang tidak ingin menjadi keluarga bangsawan. Perasaannya untuk kabur dari kerajaan tumbuh menjadi besar ketika usianya menginjak yang ke-16.
Adat kerajaan dimulai, banyak kandidat pangeran dari negeri sebelah melamar. Namun, tidak ada yang berhasil menarik hati sang putri. Sampai akhirnya, seorang pangeran dari Eropa muncul dan memenangkan pesta tersebut.
Ada yang bilang, pangeran tersebut bernama Evan Skye Morven, dari Kerajaan Inggris. Parasnya menawan, hatinya rupawan. Ia merupakan pasangan yang pantas untuk Phoebe.
Ada yang bilang, Evan sangat mencintai Phoebe. Segala sesuatu tentang sang putri memikat hatinya, membuat ia tak ingin lepas dari samping Phoebe. Maka, banyak penduduk saat itu selalu melihat Evan membuntuti putrinya.
Akan tetapi, rumor lain beredar setelah Ratu Elinor menghilang suatu malam.
Ada yang bilang, Evan dikutuk. Beberapa penduduk saat itu berkata, mereka merasa ekspresi Evan dibuat-buat. Ia terlihat tertekan, kantong matanya bahkan menghitam, seolah kelelahan dan jaramg tertidur.
Rumor beredar, berkata Phoebe menyiksanya. Bukan secara fisik melainkan mental.
Ada yang bilang, hal itu disebabkan oleh rahasia besar milik Phoebe. Beberapa penduduk berkata, sang putri selalu menutupi setengah wajahnya. Mereka berasumsi bahwa tertekannya Evan bersangkutan dengan apa yang ada di balik rambut Phoebe.
Selama bertahun-tahun mereka mencoba untuk mengulik apa yang Phoebe sembunyikan, tetapi banyak yang mengecam mengingat mereka sangat memuja Phoebe.
Kecantikan abadi.
Kemurahan hati nurani.
Pemimpin terkuat.
Wanita pujaan.
Semua pujian itu para penduduk tujukkan kepada Phoebe. Tak ayal apabila tidak sedikit penduduk menghentikan aksi mereka. Tidak ada kemungkinan bahwa Phoebe melakukan hal buruk itu, kata warga yang memujanya.
Pernikahan kerajaan diselenggarakan, banyak penduduk kini melihat bahwa rumor mengenai ekspresi Evan benar adanya. Dia terlihat tertekan, seolah mengetahui apa yang tidak orang lain ketahui mengenai Phoebe.
Butuh waktu yang sangat lama untuk membuat banyak warga yakin bahwa ada sesuatu yang salah mengenai Phoebe, dan mereka baru menyadarinya selama bertahun-tahun dipimpin oleh Ratu Negeri DunBroch.
Berangkatlah mereka pada malam hari, menjelang dini hari. Obor-obor mereka bawa, tidak ada yang memegang senjata. Jumlah penduduk yang pergi ke istana tidak sedikit, mereka menghabiskan setengah halaman istana hanya untuk berkumpul.
Phoebe meladeni mereka, berdiri ia di balkon istana dengan gaun tidur birunya yang cantik. Di bawah sinar rembulan, mereka dapat melihat wajah Phoebe yang tidak tertutup apa pun.
Entah apa yang terjadi setelah itu, tidak sda yang tahu. Negeri DunBroch kini hanya sekumpulan puing-puing dari yang mereka sebut perumahan dan istana.
Dikisahkan, dahulu kala, terdapat seorang ratu bernama Merida Phoebe Beathan dengan suaminya, Evan Skye Morven-Beathan.
Kabar burung berkata, mereka menghilang tanpa jejak. Tidak ada yang tahu apakah mereka masih hidup, tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada para penduduk dan kerajaan.
Satu yang pasti, membicarakan Ratu Phoebe merupakan sebuah kesalahan.
Karena kisahnya terkenal sebagai kutukan ; undangan untuk seorang Merida Phoebe Beathan. Maukah kamu memberitahuku, apa yang terjadi kepadamu setelah kisah ini kaubaca?
Apakah Phoebe ada di sana?
Apa yang dia lakukan?
***
604 kata.
Hola, ¡amigos!
Wah satu cerita lain tamat. Menghe, terkesan terburu-buru ya? :')) Penulis nggak bisa menulis suatu cerita dengan jumlah bab yang telah ditentukan.
Lupa berapa maksimal jumlahnya, jadi Penulis patok 15 bab saja termasuk prolog dan epilog. Maafkan Penulis. Nanti-nanti, cerita ini pasti akan direvisi, jadi eksekusinya pasti akan lebih baik.
Penulis mohon maaf kalau banyak banget plot hole-nya :')) sedang berusaha menulis di kala writer block menyerang.
Yey. Makasi yang udah baca. Lope-lope.
Adiós, ¡amigos!
A i s h i p i t.
Terima kasih telah membaca!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top