❈ Chap 9
"Ugh ... perlakuannya terhadapku tadi hampir membuatku lemas."
Suara lirihan berasal dari seorang wanita cantik yang sedang duduk di atas hamparan rumput luas, ia duduk sembari mengelus burung biru cantik, burung pendamping selama ia berada di sini.
"Siapa dan apa yang telah dilakukannya?"
Wanita bermanik cokelat muda mengadahkan kepalanya, menatap langit dengan sinar matahari begitu terik.
"Kau jangan menatap langit dalam keadaan sinar matahari begitu terik, [Name]. Nanti matamu akan mengalami hal yang fatal." Burung biru itu memperingati wanita tersebut, [Name] dengan nada agak mengkhawatirkan dirinya.
"Baiklah, akan kuturuti peringatanmu itu." [Name] kembali menatap ke arah burung miliknya, elusannya masih tetap ia lakukan. "Akihiro, dia mengecupku tadi sebelum pergi masuk ke dalam kerajaan."
"Sungguh?"
[Name] mengangguk pelan, "Aku berkata dengan sungguh-sungguh, Iori. Lalu dia mengajak, tidak. Lebih tepatnya mengajarkanku berdansa, meskipun aku melakukan kesalahan berkali-kali."
Burung biru cantik, Iori mendengar cerita [Name] dengan saksama. Sesekali ia mengangguk paham layaknya burung pelatuk. "Aku mengerti, ternyata Yang Mulia Raja Akihiro mulai mengalami perubahan."
"Maksudmu?" [Name] mengernyit tidak mengerti, perubahan apa yang dimaksud oleh Iori.
"Yeah ... dulu Yang Mulia Raja Akihiro tak pernah melakukan apa yang telah kaukatakan, seperti halnya mengecupmu tadi."
Sekarang giliran [Name] yang diam, mendengarkan setiap kalimat dari Iori.
"Beliau termasuk ke dalam jajaran 'Raja Tertegas' di negeri ini, setiap tindakan dan ucapannya terdapat aura ketegasan serta kewibawaan milik bangsawannya. Beliau tak pernah mengecup sang Ratu di manapun, apalagi tempat seperti ini. Bisa dibilang ini kali pertamanya ia melakukan seperti itu." Iori menjelaskan sembari menerawang ke arah luasnya taman kerajaan. [Name] masih membisu, lebih tepatnya mendengarkan semua penjelasan burung itu, memahami secara baik.
"Menurut Yang Mulia Raja Akihiro, melakukan tindakan seperti itu bisa membuat ketegasan seorang bangsawan menurun. Oleh sebab itu ia tak pernah melakukan hal seperti itu," tutup Iori dibalas anggukan mengerti dari [Name].
"Begitu rupanya, padahal kalau dipikir-pikir melakukan hal seperti itu justru terlihat bagus, apalagi untuk mempererat dan menambahkan sisi romantisme terhadap pasangannya." [Name] meletakkan jari lentiknya di bawah dagu, berpikir sembari melontarkan komentar yang ada di kepalanya.
"Aku setuju denganmu," ucap Iori menyetujui komentar milik wanita bergaun simple nan modis. [Name] hanya tersenyum manis, merasa bangga akan komentar yang telah dilontarkannya sendiri.
"Kau semakin berubah, ya. Dahulu kau tak pernah seperti ini, kalau diingat-ingat mengenai informasi milikmu, kau merupakan gadis pemalas, tidak taat aturan dan bahkan mudah untuk mengambek." [Name] melotot ke arah Iori, berani-beraninya ia mengucapkan hal privasi mengenai sifatnya dulu.
"Tetapi sekarang tidak lagi, kau menjadi seorang perempuan dengan sifat dewasa, kuat terhadap apapun yang dapat menjatuhkanmu, aku bangga akan perubahan drastis yang telah didapatkan olehmu, [Name]."
Tatapan [Name] kembali melunak, perlahan terdapat senyuman simpul di wajah cantiknya. "Terima kasih, Iori. Ini semua berkat pengalaman, pengajaran dan dirimu selama aku berada di dunia ini. Sekali lagi terima kasih," ucapnya berterima kasih. Iori menggelengkan kepalanya sejenak, "Tidak ... tidak ... ini semua berkat dirimu sendiri, [Name]. Kau melakukan perubahan atas keinginanmu sendiri, aku beserta pengalaman hanyalah fasilitasmu untuk berubah. Berterima kasihlah kepada dirimu sendiri, dan ucapan terima kasihmu, aku terima."
[Name] mengerjapkan matanya berkali-kali, senyumannya semakin melebar. Kini, ia tersenyum amat manis sehingga membuat Iori memalingkan wajahnya ke arah lain. "Aku mengerti, Iori. Diriku ... aku ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, terima kasih telah menginginkan untuk berubah, terima kasih banyak karena telah bertahan hingga di titik ini, terima kasih pula karena telah membuatku tumbuh menjadi perempuan yang kuat." [Name] menutup matanya, senyumannya masih tetap berada di wajah cantiknya, sebuah aura cantik begitu menyilaukan terpancar dari wajahnya.
"Sekali lagi terima kasih banyak, diriku."
TBC
580 kata
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top