02
Happy Reading
.
.
.
.
Di suatu kediaman yang terbilang cukup runyam lantaran hanya di isi dua orang saja, terdengar suara benda bertabrakan satu sama lain. Ice selaku salah satu penghuni rumah tersebut, tengah menyantap makanannya dengan santai dan sesekali melihat se arah ponselnya.
"Sayang, apa kakak mu belum pulang juga?" Tanya wanita paruhbaya yang merupakan Ibu dari dua anak tersebut. Blaze dan Ice.
Ice mengalihkan tatapannya dari ponsel ke arah sang Bunda. Gelengan kecil ia berikan sebagai jawaban atas pertanyaan-nya.
"Mungkin kak Blaze ke basecamenya lagi" ujar Ice sembari menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya.
"Huft...dasar anak itu, selalu lupa rumah" guman sang Bunda heran lantaran anak sulungnya itu seperti tak ingat rumah. Karena setiap pulang sekolah, bukannya langsung pulang yang ada malah bablas ke tempat favoritnya yang biasa di bilang basecame atau tempat naungan anak muda jaman sekarang.
~○○○○○~
Di lain tempat....
BRAK!!
"Sorry, gue telat hah hah hah..." seru pemuda dengan jaket merah menyala setelah mendobrak satu-satunya pintu disana.
Langkahnya ia bawa lebih masuk ke ruangan yang bisa dikatakan tempat anak muda jaman sekarang, lantaran banyaknya coretan gravity yang terpampang di setiap dinding bata tersebut.
"Tumben banget kak Blaze, bisa setelat ini" ujar Solar heran. Walaupun mereka sama-sama SMA tapi solar masih kelas X makanya ia manggil Blaze dengan sebutan kakak, karena Blaze satu tingkat di atasnya.
Blaze menjatuhkan dirinya di salah satu sofa yang ada disana. Napasnya yang tadi memburu sedikit lebih tenang, karena ia baru saja berlari menaiki tangga agar sampai basecame-nya.
"Ada sedikit masalah di jalan" jawabnya singkat sembari melepas tas serta jaketnya. Atensinya berkelana ke segala penjuru dan ia baru sadar jika sebagian anggota Geng-nya tidak ada di tempat.
"Kemana yang lain?" Ujarnya heran, karena ia kira hanya dirinya saja yang telat, sial. Tahu begini ia takkan kelabakan di jalan tadi, batinnya kesal.
"Yang lain lagi beli cemilan, biasalah...perut pada cacingan semua. Sedangkan kak Gempa, kak Sam, kak Halilintar, kak Taufan dan kak Lori, mereka gk bisa datang. Katanya sih ada urusan mendadak di sekolahnya" jelas Solar.
Karena ia paling muda, jadi tak heran Solar memanggil semuanya dengan sebutan kakak, kecuali untuk orang yang kerap kali bertikai dengannya. Entah siapa.
Perlu diketahui, bahwasanya para anggota basecame Tapops berasal dari berbagai sekolah SMA.
Mulai dari Blaze, Fang, dan Kei yang berasal dari SMA RAFFLES, lalu Halilintar, Taufan, dan Lori dari SMA VERTAZ, dan Gempa, Sam dari SMA XAVERIUS, serta Solar, Keil dan Jevon dari SMA FRASTA.
Sedangkan untuk Ice dan Thorn, kedua anak itu bukan anggota Tapops karena masih SMP jauh dari kata Brandalan. Mereka bersekolah di SMP BINTANG.
Blaze mengangguk paham dan kembali terdiam. Sampai sebuah dobrakan pintu kembali terdengar memunculkan beberapa anggota Tapops disana, salah satunya ialah Kei.
Semua yang ada disana menatap 5 orang yang baru datang membawa cemilan dengan raut berbinar tak kecuali Blaze. Yah...kalian tahulah, ia paling demen jika berkaitan dengan yang namanya cemilan.
Kei dan lainnya melangkah mendekati meja bulat yang ada di depan Blaze dan Solar.
"Naaahh ini baru mantap!!" Seru Blaze kala jajanan yang dibawa Kei sudah terpampang di meja persis di depannya.
"Ini semua pakai uang gue. Jadi lo lo pada harus cepet ganti uang jajan gue. Lo semua tau'kan kalo uang jajan gue terbatas, Mak gue gak ngasih uang lebih bulan ini, jadi intinya sekarang gue lagi bokek. Jadi cepet balikin, oke!" cerocos Kei dengan raut minta ditabok, dasar gak ikhlas!
"Ya elah Kei, bukan lo doang kali yang bokek. Nih gue juga kagak punya (sambil membalikkan saku celananya) yang ada hanya 500 rupiah, ditambah gambarnya minta dicolok lagi" ujar Solar nelangsa sambil melihat malas ke uang kertas 500nya. Pada tau'kan gambarnya apa? Bener-bener minta dicolok tu gambar. XD
Sedangkan Blaze tanpa mengindahkan cerocosan teman-temannya, ia lebih memilih menyantap cemilan di depannya.
"Woi Blaze lo makan mulu, jangan lupa ganti juga. Ditambah lo makannya banyak banget lagi" ujar Kei kembali dengan wajah cengo-nya ketika melihat cemilan di atas meha sudah banyak yang kosong alias tinggal bungkusnya saja.
"Iya-iya bawel banget sih, lo. Nih lebih baik cepet makan atau gak kehabisan baru tau rasa" ujar Blaze sambil memberikan sisa potongan kripik kentangnya pada Kei. Astaga kejam banget si lo Blaze, udah dibeliin tapi ngasihnya cuma sepotong kripik.
~○○○○○~
Malam menjelang.
"Mampus gue, udah jam segini lagi. Kalo Bunda tau bakalan tamat gue" panik Blaze ketika sampai di depan gerbang rumahnya.
"Tuan Blaze baru pulang?" Sumpah, Blaze hampir dibuat jantungan ketika suara dari dalam tiba-tiba terdengar di telinganya. Ayolah ini sudah larut malam, ditambah lampu pada mati semua kecuali lampu jalanan.
"Astaga! Pak Lim ngagetin aja sih!" Pak Lim selaku satpam di rumahnya tertawa kecil. Bukan bermaksud lancang pada Tuan-nya, tapi memang ekspresi Tuan-nya itu membuatnya sulit menahan tawa.
Pak Lim membukakan gerbangnya dan segera saja Blaze masuk membawa motornya tapi dengan cara di tuntun, takutnya sang Bunda dengar. Setelah memarkirkan motornya, Blaze berjalan pelan ke arah pintu utama.
CLEK
Antara bingung dan lega Blaze rasakan saat itu. Bingung karena sudah selarut ini, pintu belum di kunci? Dan lega lantaran dirinya bisa masuk dengan cara biasa tanpa harus memanjat untuk pergi ke kamarnya karena terletak di lantai dua.
Setelah menutup dan mengunci pintunya, dapat ia lihat suasana rumahnya begitu sepi dan lampu juga
pada mati semua. Selarut inikah dirinya pulang? Pikirnya heran.
Blaze kembali berjalan dengan cara mengendap-ngendap berusaha tak menimbulkan suara yang sekiranya bisa membangunkan Bunda-nya.
Seringai puas tersungging di wajahnya, ketika sampai di depan tangga yang menjurus ke lantai dua. Tinggal melewati tangga ini, ia akan sampai ke kamarnya dengan selamat hehe...itulah sekiranya yang kini ada di pikiran Blaze.
Tapi naas, ketika kakinya baru akan menginjak anak tangga pertama, hal yang ia takutkan pun terjadi, yaitu lampu yang tiba-tiba menyala. Mampus!
Blaze dibuat beku seketika, wajahnya kembali panik dengan jantung berdebar kuat. Apa ia ketahuan?
Suara langkah kaki terdengar setelahnya. Dan secepat itu pula Blaze menutup matanya rapat-rapat tanpa membalikkan tubuhnya dengan kedua tangan mengatup di depan wajah sembari berteriak...
"Huaaaa...ampun Bunda ampuuuunn!!! Jangan hukum Blaze. Blaze gak bakal nakal lagi deh, suwer!" Teriaknya dengan kedua tangan yang beralih menjadi tanda peace di samping telinganya.
Blaze semakin merapatkan pejaman matanya, takut takut jika sang Bunda bentar lagi akan menjewer telinganya, seperti saat-saat sebelumnya. Sakit woi!
Dan ketika langkah itu kembali terdengar dan sialnya semakin jelas, degupan jantungnya semakin kuat saking takutnya hingga...
"Kak Blaze ngapain?" Secepat kata itu keluar, secepat itu pula wajah ketakutan Blaze sirna dan tergantikan dengan ekspresi cengo-nya. Dengan cepat, Blaze membalikkan tubuhnya menatap arah suara yang begitu familiar di telinganya.
"Ice?!" Ujarnya terkejut. Sedangkan sang adik yang melihat raut aneh kakaknya hanya menatapnya datar dengan sesekali menyeruput susu kotaknya yang baru ia ambil dari dapur.
"Ya?" Sahut Ice sedatar-datarnya dengan satu alis terangkat.
Perempatan siku mulai muncul di pojok kepala Blaze. Tangannya terulur seakan ingin mencekik leher Ice tapi ia urungkan dan memilih...
"DASAR ADIK KUTUB SIALAN, LO!! Gue hampir jantungan tadi. Gue kira Bunda yang bangun, nyatanya lo" geram Blaze pada adik satu-satunya itu. Jujur, dari lubuk hatinya paling dalam, ingin sekali ia mencekik atau bahkan menendang Ice saat itu juga.
Ayolah, ia benar-benar hampir jantungan tadi. Ketika lampu yang tiba-tiba nyala dan ia kira Bunda-nyalah yang bakar tegor dirinya, eh ternyata si kutub utara yang nongol.
"Ngapain sih lo, bangun tengah malam gini?" Tanya Blaze yang mulai tenang kembali walau matanya tetap waspada pada pintu bercat crem di ujung dekat ruang tengah. Ya, itu adalah kamar Bunda dan Ayahnya.
Takut-takut jika si Bunda nongol juga dari balik pintu.
"Ambil susu" jawab Ice singkat sambil menyeruput kembali susu kotaknya, sebelum kembali berujar..
"Kak Blaze sendiri ngapain ngendap-ngendap kayak maling tadi, aaahhh takut ketahuan Bunda, ya!?" Ujarnya sengaja mengeraskan suara siapa tahu Bunda-nya bisa denger dan menghukum kakaknya hahahah itu suatu kesenangan sendiri buatnya. Matanya meruncing seakan menyelidiki sesuatu pada sang kakak.
Blaze yang mendengar teriakan Ice, buru-buru membekap mulut sang adik dan menatap horror pintu crem tersebut.
Sang adik yang mulutnya di bekap, berusa memberontak dengan cara memukul tangan Blaze berulang kali.
"Ssstt! Lo jangan teriak bodoh, nanti kalo Bunda dengar terus bangun gimana, bisa mati gue" geram Blaze yang masih membekap mulut sang adik.
Ice kembali memberontak agar sang kakak melepas bekapannya.
"Eeemmm! eeeemmm!" Kesal lantaran bekapan di mulutnya belum juga dilepas, Ice pun langsung menggugit telapak tangan Blaze sedikit keras hingga membuat si empu tangan mengerang sakit.
"Akh! Sakit bego!" Kesal Blaze sambil mengibaskan tangannya.
"Lagian main bekap mulut orang aja. Dan lagi, tangan kak Blaze bau tau gak, kayak kaos kaki yang belum di cuci 5 hari" kesal Ice sambil mengelap bibirnya sedikit kasar.
Blaze yang merasa kesal pun, teringin memukul kepala sang adik tapi terurungkan katika sebuah suara kembali terdengar dan kali ini dari arah kamar sang Bunda.
"Ada apa sih kok ribut-ribut tengah malam" kedua anak dengan iris mata yang berbeda itu segera menoleh ke arah Bunda-nya.
"Tau tuh, kak Blaze!" Tuding Ice sarkas dan kembali menatap sang kakak kesal. Sedangkan Blaze balik menatapnya nyalang.
"Loh Blaze kamu udah pulang? Sejak kapan?" Tanya sang Bunda yang kini sudah berdiri di antara dirinya dan sang adik. Dan kini Bunda-nya tengah menatao selidik ke arahnya. Gila, meskipun kelihatan mengantuk, tapi aura garang Bunda-nya masih terasa...hebat!
Gelagat panik kembali menyerang Blaze, rautnya bingung mencari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan sang Bunda. Sedangkan Ice yang melihat gelagat takut kakaknya menyeringai senang, 'saatnya balas dendam' pikir Ice.
Blaze yang kebetulan melihat seringai adiknya, tiba-tiba merasa panik. Oh tidak, bakal benyok gue besok jika Bunda-nya tahu.
"Bar-" belum sempat Ice mengatakan satu kata, Blaze lebih dulu membekap mulutnya lagi dan lebih rapat dari sebelumnya. Ice kembali memberontak dengan cara yang sama, yaitu memukul beberapa kali tangan Blaze.
"Hehehe udah dari tadi, Bun. I-ini tadi habis dari dapur nemenin Ice ambil susu, dasar cemen gitu aja takut!" Ujar Blaze di akhiri hinaan pada sang adik.
Dalam hati, ia bersyukur tasnya ia tinggal di sofa tengah jadi tak ada yang dicurigai darinya saat ini.
Untuk masalah seragam, ia sudah ganti lebih dulu sebelum pulang dari basecame-nya, jadi ia bisa bebas hehe.
Iris jingganya mendelik tajam ke arah Ice memberi tanda agar tutup mulit dan sebagai ancaman.
'Jika berani jujur pada Bunda, awas lo!' Begitulah sekirannya ancaman-nya untuk sang adik.
Sedangkan Ice yang merasa tahu akan ancaman sang kakak, hanya mmemasang wajah datar sambil mengendikkan bahu acuh. Sama sekali tak takut.
"Hmm...yasudah. cepat balik kamar lalu tidur. Besok kalian masih harus sekolah!" Perintah sang Bunda sebelum beliau kembali ke kamarnya.
Kedua kakak beradik tadi hanya mengangguk patuh sebelum kembali saling lempar tatapan kesal.
Ice segera menepis tangan Blaze dan berjalan menaiki beberapa anak tangga dan berhenti sejenak untuk menatap sang kakak.
Seringai kecil tercetak diwajahnya.
"Jangan kira aku takkan mengatakannya pada Bunda. Heh, lihat saja nanti! Tunggu hukuman mu selanjutnya, kak Blaze sayaaaang" ejeknya sebelum berlari ke kamarnya, meninggalkan Blaze dengan tampang terkejutnya.
Pikirannya kembali berkecambuk mengingat bagaimana hukuman Bunda-nya kemarin lusa. Benar-benar sakit bercampur lelah. Dan sialnya, tubuhnya masih terasa sakit semua sekarang.
"Aarrgghh!! DASAR KUTUB SIALAN LO, ICE" geramnya setengah mati, sebelum akhirnya mengikuti jejak adiknya menuju kamarnya yang terletak di samping kamar sang adik.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung
Fyuhhh akhirnya selesai juga....
Hahahah dasar Ice, setiap kali aku buat pertikaian mereka...selalu keingat HaliTau yang kerap kali bertengkar hahahaha
Apalah daya tapi ini lebih ke BlazeIce karena dituntut judulnya🤣
Yeeeee, akhirnya satu elemental keluar juga (baby Solar)😂
Untuk kalian, please tekan bintang dan komen dibawah ne, terserah mau komen apa, terutama tentang chap kali ini....
Akhir kata, salam kiyut dari
"yuk selfi bareng 😎" -Solar-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top