Pengkhianatan?

Bagaimana perasaanmu, saat kamu baru datang jauh-jauh dari Canada, masih jet lag untuk pulang ke rumah mengambil kunci duplikat, buru-buru menuju ke apartemen kekasihmu, membuka pintunya memakai kunci itu, masuk ke dalam, mengendap-ngendap ke kamarnya, berniat memberikan kejutan tapi justru kekasihmu yang mengejutkanmu? Melihatnya bergelung tanpa sehelai busana dengan lelaki lain, padahal status kalian masih sepasang kekasih. Ini namanya selingkuh, kan? Jadi, dengan santai, aku menarik selimut tebal yang tergeletak di lantai untuk kemudian aku lemparkan ke atas kasur. Menutupi tubuh dua makhluk biadad itu.

Mereka berdua tentu saja kelabakan seperti ikan yang terjaring, begitu mata lelaki kepunyaanku terbuka dan menangkap keberadaanku lantas melotot ngeri. Aku tersenyum seriang mungkin...

"Happy birthday, Revan sayang. Ya ampun, kak Ben gak nyangka... niatnya kakak mau surprise-in kamu, tapi yang ada malah kamu yang ngasih surprise kakak duluan. Kamu baik banget, deh. Jadi pengen kakak gampar muka unyu kamu!" ujarku menggunakan nada lembut yang berangsur-angsur meninggi.

Lelaki bertubuh besar di sisi Revan meneguk ludahnya. Menutupi selangkangannya. Dih, lihat. Bahkan penisnya saja lebih kecil dari punyaku. Ckckck. Memangnya Revan puas ya dientot oleh penis semungil itu? Prostatnya bisa kena? Hm. Dasar bencong tidak punya harga diri.

Aku mengeluarkan sekotak kado dari dalam tasku. Begitu ingin melemparkannya, aku urungkan niatku. Jadi, aku merogoh benda lain dari dalam tasku. Benda yang selalu aku bawa kemana-mana yang untungnya, di Indonesia ini selalu bisa aku sembunyikan dengan aman di rumahku. Sebuah pistol.

Revan makin ngeri melihatku. Dan satu matanya yang melotot aku hadiahi tembakan pertama. Darah dari matanya yang sudah tertembus peluru menyiprat ke badan kekar lelaki sialan di sebelahnya. Baru saja aku menodongkan pistol ke arahnya, lelaki itu sudah saja pingsan. Tapi tetap, aku turut menghadiahinya satu tembakan tepat ke selangkangan.

Pasangan bencong yang cocok. Hm. Biarlah mereka mati laksana Romeo dan Juliet. Aku mau kembali ke rumahku, tidur dan memanggil jasa gigolo saja untuk diajak ngentot. Ah, aku jadi rindu Sammy. Sedang apa ya kekasihku di Canada itu sekarang?

-End

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top