O-Ow Ketahuan!
"Jo?"
"Hm? Apa, Lan?"
Wulan mengibaskan rambutnya ke belakang, menyentuh iPhone di tangannya kesana-kemari setelah itu mengerling sahabatnya. "Semalem gue nemu video," katanya memulai.
"Terus?" sahut Joshua singkat.
Wulan kemudian memutar video yang dimaksudnya, memperdengarkan suara seorang remaja laki-laki...
'Halo semua... Apa kabar?'
...yang kontan saja membuat kedua mata Joshua mendelik ngeri. Perlahan, ia menoleh, melirik iPhone Wulan yang memutar video dengan gambaran remang di layarnya. Suara itu, video ini.
Astaga, Joshua ingin menghilang saja.
"Vi-video dari mana itu?" tanya Joshua tergagap.
Wulan menekan tengah layarnya, menjeda video. "Dari akun Facebook gue. Akun khusus yang berteman sama para gay dan fujoshi."
Joshua terkesiap. Tidak mempercayai kegunaan indra pendengarannya lagi.
Wulan bilang apa barusan?
Wulan terkekeh malu. "Sorry gue baru bisa ngaku. Gue emang... fujoshi."
Joshua seakan tercekik.
"...Lo gak jijik kan sama gue, Jo? Lo tau arti... fujoshi itu apa kan?"
Joshua kembali lagi ke alam kesadarannya. Maksud pernyataan Wulan apa?
"Gue cuma kaget aja, Jo. Kok bisa ya suara pacar dari penulis gay kesukaan gue mirip banget gitu sama suara lo."
Joshua bungkam.
Wulan manyun. "Nama penulis kesukaan gue Laurent Aryan, nah... yang di video tadi itu suara pacarnya, nama pacar Laurent Aryan kalo gak salah Rahmanu Alandi." paparnya meneruskan.
Joshua mengalihkan pandangannya.
"Hm. Gue sempet shock pas gue denger suara di video ini, Jo. I mean, lo itu sahabat gue, dan gue tau lo bukan homo, jadi ya gak mungkin aja kalo misal--misal ya, si Rahmanu ini ternyata lo. Lagian si Laurent ini nggak menjadikan cowok kayak lo sebagai tipenya, deh. Seinget yang gue tau..."
Joshua neneguk ludahnya. Isi pikirannya berlarian serempak, mengarah pada satu sosok laki-laki yang entah-sedang-berada-dimana-saat-ini, Rehan Ryanggga. Kekasihnya. Wujud asli dari sosok Laurent Aryan.
Astaga, apa yang harus dikatakannya pada Wulan?
"Tapi..." Wulan menekuk mulutnya, seakan ragu untuk melanjutkan ucapannya. "Kok suara si Laurent mirip sama suara..." Joshua menunggu dengan was-was. "Rehan Ryangga, ya?"
Joshua menahan dirinya mati-matian untuk tidak kabur dari tempat ini.
"Lo tau Rehan kan, Jo? Dia itu penyiar radio di 98.5 FM itu."
Joshua mengangguk lambat.
"Yah. Tapi suara para penyiar radio kan banyak yang sama, ya. Jadi tetep, mustahil gitu. Apalagi Rehan kan straight, kan? Kan dia masih sering tuh ngedeketin cewek yang satu siaran jadwal sama dia, si Vera itu."
Vera itu juga Fujoshi seperti lo, Lan! Jerit Joshua dalam hati.
"Jo, liat sini dong!" tegas Wulan meminta.
Laun sekali, Joshua memberanikan diri untuk menatap sang sahabat yang ternyata fujoshi. Tersenyum gugup lalu cengengesan. Wulan mendelik curiga.
"Video ini... bukan video tentang lo kan? Bilang nggak, ya?"
Joshua mengangguk. "Bu-bukan," jawabnya lemah.
Wulan tersenyum lega. "Bagus deh. Kalo ini bukan lo, berarti gue bisa kepoin mereka mati-matian. Soalnya kalo beneran ini lo, gue gak bisa ngebayangin gimana histerisnya hidup gue pas tau bahwa sahabat gue... gay. Dan gak pernah ngaku. Awas aja lo, ya!"
Joshua merinding seketika. Wulan nyengir.
"Eh, Laurent Aryan update status!" jerit Wulan girang. Matanya membaca per baris kata yang terpampang di beranda Facebook-nya. Senyum riangnya raib sedikit demi sedikit. Matanya melotot horor ke arah Joshua.
Joshua yang dipelototi demikian pun menggeragap di posisinya. "Ke-kenapa?" tanyanya takut-takut.
"Kemaren... lo pergi ke Sushi Tei buat ketemu siapa?"
Joshua membisu. Jangan bilang...
"...Laurent update status, katanya kemarin dia habis jalan ke Sushi Tei sama si doi. Kok... bisa kebetulan gini?"
Joshua kaku.
"...Lo beneran... Rahmanu, Jo?"
Joshua ingin meleburkan dirinya menjadi debu.
Wulan menunggu jawaban. Dan saat Joshua memberikan anggukan, sahabatnya itu kontan saja pingsan.
Astaga, boleh ikut pingsan juga gak? Pikir Joshua yang sudah kepalang bingung.
--End
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top