Anggap aja bonus!

"Kalo kamu bisa jatuh cinta ke cowok, kenapa kamu gak bisa cinta ke aku?"

Gue menahan diri untuk nggak menjerit ala-ala mbas Icun. Mbas (Mbak Mas) Icun adalah tetangga kamar sebelah gue, seorang bencong sarap berusia 23 tahun, yang kalau wig yang dipakainya terbang kebawa angin dia bakal berseriousa menggemparkan rusun ini, yang setiap seminggu sekali gonta-ganti brondong buat dibawa main ke kamarnya. Huh, untung gue belum jadi korbannya. Semoga nggak akan pernah, deh. AMIN.

Dini masih memeluk lengan gue, mata berwarna biru dari lensa kontak yang dikenakannya menatap gue penuh harap. Yang justru, jatuhnya bikin gue makin jijik. Gue mendengus, menarik secara kasar tangan gue supaya lepas dari pelukannya.

"Denger gue, Din... Lo udah tau gue sukanya cowok, napa lo nanya segala? Tentu gue gak bisa lah suka sama cewek. Gue jijik malahan. Apalagi jenis cewek ber-make up tebal, mata palsu, alis lebat, bibir merah kayak abis makan janin dan... Ugh, belahan dada lo yang bikin mata gue sepet. Demi ketek, kalo pun lo cowok, lo bakal ada di jajaran terbawah orang yang bisa gue suka, Din!" sergah gue menuturkan.

Mata Dini terlihat siap menangis. "Kamu kok tega sih, Tuf?" ujarnya parau. Huh. Bodo amat. Gue homo. Terima kenyataan ini. Jadi gue gak peduliin dia. "Aku sumpahin kamu jadi homo selamanya! Dasar homo penyuka sesama jenis!" setelah mengutuk gue begitu, Dini berbalik, dan menuruni tangga rusun kontrakan gue. Meninggalkan gue yang melongo kayak si Cecep yang rambutnya ngaceng terus itu.

Dalam hati gue mengamini do'anya. Biarin aja gue jadi homo seumur hidup. Daripada gue mesti punya masa depan sama cewek alay, plus tolol kayak dia. Dih, ogah banget! Mendingan mati muda aja. Ah. Tapi gue belum boleh mati muda sebelum bisa ngentotin si kembar Heru dan Heri. Anak yang punya rusun kontrakan ini. Tiap melihat mereka datang buat nyariin Mami dan Papinya, gue selalu dibuat ngiler. Karena keinginan terbesar gue adalah mengajak mereka berdua threesome.

Ah. Gue ngaceng kan. Mendingan gue coli dulu, deh.

--Udah

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top