Heartbeat
Di jalan pulang aku melihatnya sedang menjemput teman-teman perempuannya di sebuah toko baju yang cukup terkenal. Salah satu dari mereka memakai sangat banyak perhiasan dan sangat mencolok, teman-temannya pun juga memakai baju yang lumayan bagus dan menarik.
"Miyuki kun. Ayo kita berangkat." katanya dengan nada yang sedikit menggoda.
"Oke."
Mereka pun pergi dengan menaiki sebuah mobil berwarna hitam yang ukurannya cukup untuk orang banyak. Para perempuan itu masuk duluan, dia menunggu semuanya masuk. Aku melihatnya dan dia pun membalas tatapanku.
"(Y/n). Pulangnya sendirian aja?"
"Eh Sakaigawa san. Iya."
"Kenapa gak bareng teman?"
"Teman-temanku rumahnya lain arah. Jadi pulangnya pada misah."
"Oh begitu ya. Mau ikut gak?"
"Kemana?" tanyaku.
"Kita mau jalan-jalan. Ayo ikut."
"Eummm lain kali aja, aku mau istirahat."
"Oh begitu ya. Ya sudah deh, lain kali aja. Bye-bye."
Dia melambaikan tangannya lalu masuk ke dalam mobil dan pergi. Di rumah aku langsung menuju kamarku dan merebahkan diriku di atas kasur lalu tertidur.
Keesokan harinya aku berangkat pagi-pagi karena kelasku diadakan di pagi hari. Aku berjalan menuju stasiun agar tak ketinggalan kereta. Di stasiun sangat ramai oleh orang-orang yang ingin bekerja dan bersekolah padahal ini hari Selasa tapi ramainya tidak mengalahkan hari Senin yang dimana hari itu adalah hari yang sangat sibuk. Aku pergi untuk membeli susu kaleng selagi menunggu, saat berjalan tanpa sengaja aku menabrak seorang laki-laki.
"Go...gomen.."
"Daijobu. Are? (Y/n)?"
"Sakaigawa san?"
"Sedang apa disini?" tanyanya.
"Aku mau berangkat ke kampus. Kalau Sakaigawa san?"
"Aku cuma mengantar barang sepupuku yang tertinggal. Setelah ini aku juga mau berangkat. Eumm bagaimana kalau kita berangkat bareng saja?"
"Apa tidak apa-apa?" tanyaku.
"Tidak apa-apa. Lagipula siapa yang melarang."
"Tapi nanti aku dibully teman-temanmu."
"Ahaha. Kenapa berpikir begitu?"
"Ya kan bisa saja. Teman-temanmu kan perempuan semua nanti takut ada yang cemburu."
"Emang ada yang cemburu?" tanyanya.
"Enggak tahu. Tapi kereta sebentar lagi sampai. Aku duluan ya."
Dia menarik tanganku hingga hampir jatuh ke badannya.
"Kenapa Sakaigawa san?"
"Bareng saja. Ayo."
Dia menarik tanganku sambil mengajakku berlari. Aku hanya bisa mengikutinya yang berlari dengan sangat cepat itu hingga napasku terengah-engah. Sesampainya di depan stasiun dia membukakan pintu mobilnya dan mempersilahkanku masuk.
"Silahkan."
"Arigato...hah..." aku masih terengah-engah.
"Kamu gak biasa olahraga ya?" tanyanya.
"Eh aku olahraga tahu."
"Masa diajak lari begitu aja udah ngos-ngosan?"
"Ya kamu kan larinya cepet." kataku sedikit emosi
"Kapan olahraganya? Seminggu sekali?"
"Iya. Iya kalo gak males."
"Hmmm pantesan. Ya udah ayo berangkat nanti telat."
Aku masuk ke dalam mobilnya dan dia mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan yang agak tinggi. Aku sampai hampir terjungkal karena dia menarik gasnya dengan tiba-tiba dan berkendara dengan kencang.
"Sakaigawa san jangan ngebut-ngebut bahaya!" kataku.
"Biar cepet sampe daripada kita telat." katanya sambil fokus menyetir.
"Iya tahu. Tapi ini kekencengan tahu nyetirnya."
Dia tak menghiraukanku dan masih fokus menyetir, entah sudah berapa kali dia hampir menabrak pohon dan gang kecil namun dia tampak begitu lihai saat mengemudikannya. Benar saja kami akhirnya sampai di kampus tepat sebelum jam 7. Dia membuka sabuk pengamannya kemudian membukakan sabuk pengamanku juga.
"Gomen." katanya sambil melepas sabuk.
"Arigato." kataku.
"Daijobu. Ayo."
Kami berdua langsung menuju kelas masing-masing. Untunglah kelas belum dimulai karena jam masih berada di angka 7, aku meletakkan tas ku diatas meja dan duduk di bangkuku sambil bermain handphone. Aku melihat-lihat media sosial sampai ada suatu pesan dari Instagram.
"Halo. Ini (Y/n) ya?"
"Sakaigawa san? Kenapa dia kirim dm?"
Aku berpikir sejenak kemudian membalasnya, "Iya benar. Ini Sakaigawa san ya?"
"Benar. Ayo mutualan."
"Ya ampun sampai kirim dm dulu?" kataku sambil menekan tombol follow di akunnya.
"Done ya." kataku.
"Arigato." katanya sambil memfolback akunku.
"Kenapa ngirim dm?"
"Gak papa, cuma minta di follow doang."
"Kan bisa langsung pencet follow."
"Entar gak di folback."
"Emang kalau aku follow kamu duluan bakal di folback?"
"Iya. Kalo enggak lupa."
"Hmm -_-"
Saat asik membalas chat dari Sakaigawa kelas pun mulai ramai oleh orang lain dan dosen masuk untuk memulai pelajaran.
"Dosennya udah masuk kelas. Kalau gitu nanti lagi ya. Matta ne." kataku.
"Matta ne (Y/n) chan."
Aku mematikan handphoneku kemudian memasukkannya ke dalam tas dan mulai mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh dosenku.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top