An Invitation To A Party

Selesai dengan pelajaran yang diberikan oleh dosenku kali ini, aku beristirahat sejenak di dalam kelas sambil meregangkan tubuhku yang sangat pegal akibat duduk terus selama 2 jam. Aku melihat ke arah jam, jarum jam menunjukkan angka pukul 10 namun perutku rasanya sudah sangat lapar, aku ingat memang aku belum sarapan dari rumah. Aku memutuskan untuk membeli jajanan di kantin kampus yang letaknya tak jauh dari kelas ku, aku memesan roti sandwich dan susu cokelat sebagai minumannya kemudian aku duduk di salah satu bangku yang berada di dekat taman.

Aku memakan sandwichku sambil melihat beberapa orang yang lalu lalang. Sakaigawa yang sedang dikerubungi oleh teman-teman perempuannya melihat ke arahku lalu melambaikan tangannya. Aku hanya membalasnya, tak lama dia menghampiriku.

"(Y/n) sedang istirahat?"

"Iya."

"Aku ingin bilang sesuatu. Aku ingin mengundangmu ke sebuah pesta temanku. Kamu bisa datang?"

"Pesta?" aku berpikir sejenak sebelum menjawabnya apakah aku harus datang atau tidak. Apakah aku harus membawa hadiah sebagai buah tangan atau tidak.

"Kapan?"

"Malam ini. Temanku ada yang ulang tahun hari ini." katanya.

"Sepertinya tidak." kataku.

"Sepertinya? Pasti kau akan datang."

"Lho aku kan gak bilang aku pasti datang."

"Haha, memang kenapa tidak mau datang? Bukankah pesta itu sesuatu yang menyenangkan?"

"Iya aku tahu itu menyenangkan. Tapi tidak enak kalau tidak diundang."

"Kan aku yang ngundang." katanya.

"Hmm baiklah. Akan ku usahakan."

"Oke. Nanti malam jam 7 kujemput."

"Eh gak usah, aku bisa naik bis aja."

"Udah gak papa, lagian aku juga berangkat sendiri kok."

"Yaah..baiklah.."

Aku hanya bisa mengiyakan saja permintaanya, sebenarnya aku tidak ingin datang bukannya aku tak tertarik dengan pesta yang diadakan temannya itu hanya saja aku tak terlalu akrab dengan teman-temannya itu. Aku khawatir nanti aku hanya menjadi obat nyamuk di pesta tersebut. Sepulang dari kampus kuputuskan untuk membeli hadiah, saat memilih hadiah aku berpikir, "Eh iya. Yang ulang tahun cewek apa cowok ya?"

Sakaigawa tidak memberitahuku yang ulang tahun itu perempuan atau laki-laki. Karena bingung kuputuskan saja untuk membelikannya sebuah buku catatan berwarna hijau pastel yang terlihat imut namun tak terlalu heboh dan bingkai foto berwarna hitam. Aku membayar semua belanjaanku di meja kasir, sesampainya di rumah aku membungkusnya dengan kertas kado bergambar kucing. Aku tidak pandai membungkus kado makanya kubungkus saja menjadi segiempat dan menuliskan catatan kecil bertuliskan "Otanjoubi Omedeto."

Malamnya aku bersiap untuk pergi ke pesta tersebut dengan memakai pakaian yang menurutku nyaman. Kado sudah siap di dalam tas paper bag yang akan kubawa, handphoneku pun berdering menampilkan nomor yang tak kukenal, tanpa pikir panjang aku angkat saja.

"Halo."

"Halo, (Y/n) chan. Ini Miyuki."

"Miyuki? Sakaigawa san?"

"Iya. Ah tapi panggil aku Miyuki saja. Temanku memanggilku itu."

"Baiklah Miyuki san."

"Bagaimana sudah siap? Aku sudah menunggu di depan rumahmu nih." katanya.

Aku melirik ke arah jendela dan benar saja mobil hitam miliknya sudah terparkir di depan rumahku, dia berdiri di samping mobil sambil memakai jas berwarna marun dengan rambut yang diikat ke belakang.

"Lah kamu pakai jas?" tanyaku.

"Iya memang kenapa?"

"Ini acara formal ya?"

"Bukan tuh. Emang kenapa?"

"Hah kukira, habis kamu pakai jas begitu."

"Hehe gomen. Yaudah kamu cepet keluar dong nanti kutinggalin nih."

"Iya iya."

Aku bergegas menuju pintu keluar, tak lupa aku membawa tas paper bag yang sudah ku isi dengan kado yang akan kuberikan ke temannya. Setelah mengunci pintu aku menghampirinya.

"Sudah. Ayo pergi." kataku.

Dia melihatku ke arahku dengan tatapan yang seperti terpesona, "Cantik sekali." katanya sambil mengusap rambutku.

"Jangan usap rambutku." kataku sambil menepis tangannya pelan.

"Oh gomen. Galak juga ya cewek ini."

"Aku bukannya galak tapi nanti pacarmu cemburu."

"Pacar? Memang kamu tahu kalau aku punya pacar?"

"Pasti punya. Kan kamu terkenal di kampus, terlebih lagi temanmu banyak yang perempuan."

"Memang kenapa kalau temannya banyak yang perempuan?"

"Eemm...pasti banyak suka."

Dia memandangku sambil mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum jahil seolah sedang mengejekku. Aku yakin sekali pasti orang sepertinya itu bukanlah orang yang tidak punya pacar.

"Hei jangan berprasangka buruk dulu. Aku bukan orang yang seperti itu, paham."

"Baiklah. Jadi sekarang ayo berangkat."

"Ayo."

Miyuki membukakan pintu mobilnya untukku, aku langsung duduk dan dia pun mulai menjalankan mobilnya. Seperti biasa dia mengemudikannya dengan kecepatan yang tinggi beruntung jalanan malam itu tak terlalu ramai. Entah kenapa aku merasa sangat senang malam ini, entah karena pesta atau karena bersamanya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top