2. I'm Naked

Kali ini ceritanya sedikit ada humornya. Maaf jika jelek.

Hatiku kelam di landa deraan yang tak kunjung habis-habisnya. Meskipun sinar mentari pagi ini cerah secerah wajah tampanku ini tetapi semua itu tak membuatku cerah.

Bagamaina tidak aku masih mengingat kejadian hari kemarin. Kejadian yang membuatku tak bisa tidur karena menanggung hilangnya urat kemaluanku. Malu. Sumpah malunya malu-maluin sampai ini wajah serasa ingin pakai helm tiap hari buat nutupi wajah tampanku.

Flash Back

Aku sedang mengendarai motorku dari pantai Parang Tritis menuju ke Borobudur. Bisa di bilang aku rider yang suka berkeliling menaiki motor bututku ini untuk mengelilingi Indonesia di kala hari liburan dan hari ini gantian kota Yogyakarta yang akan aku kunjungi.

Kemarin malam aku memang sempat singgah ke rumah orang untuk menumpang tidur dan mandi sebelum aku melanjutkan perjalanku.

Aku mengendarai motorku menuju warung makan untuk makan. Bukan aku orang gak punya untuk makan di restoran, rumah makan cepat saji, atau yang lain tetapi aku lebih memilih cita rasa dari penjual langsung.

"Buk makan gudeg satu, tempe bacem, sama kopinya ya," pesanku pada penjual warung ini.

Penjual warung ini masih melayani pembeli lain. "Bentar ya." Jawabnya.

Makan sama minumnya udah di tangan giliran ngeludesin semua.

Hari ini aku mampir ke Malioboro dahulu untuk membeli oleh-oleh yang akan aku berikan ke mama dan sisanya di bagi-bagi.

Selesai di malioboro aku menuju ke keraton untuk melihat rumah Hamangkubuwono atau bisa di bilang keraton Yogya.

Habis dari keraton di lanjut beli makan siang di warung-warung pinggir jalan dengan menu sama. Ya itung-itung ngingat rasa masakannya sebelum ninggalin Yogya.

Waktu udah sore ketika sampai di candi Borobudur. Maka mandiku aku atur setelah keluar dari candi yang lumayan gede untuk di kelilingi.

Aku ke luar dari candi Borobudur sekitar jam 3.50 itu aja jalannya di cepet-cepetin. Bayangin aja gimana nih jadinya kakiku.

Aku cari toilet untuk menghilangkan peluh yang udah ngurangi tampanku ini. Banyak sih tapi ya gitu. Penuh semua bro sampe-sampe pada ngantri.

Dari pada aku nungguin gak jelas kapan selesainya mending aku go cari yang lain yang penting bisa di gunain untuk mandi.

Akhirnya pencarianku membuahkan hasil. Aku mendapatkan toilet sayang kondisinya kurang memuaskan. Masak sih pintunya itu banyak bolong-bolong di mana aja udah gitu slotnya senggol sitik lepaslah si pintu.

Gak banyak rewel lagi aku mulai mandi. Aku udah ngelepasin semua pakaian yang aku pakai. Aku siramin tubuhku dengan air. Di sini gak ada shower mangkanya aku pakai gayung.

Aku membersihkan sisa air mandi dengan handuk yang aku bawa. Ku gosok sini, gosok sana, jongkok sini, jongkok sana.

Hening 2 menit.

Kok aku ngerasa gak enak ya? Apa tadi aku nyenggol sesuatu? Tapi perasaan aku gak nyenggol apa-apa deh. Batinku. Halah di terusin aja paling juga perasaan doang.

"Aduh cicay uhuy deh cin tu body. Boleh toel-toel dikit gak?" Ucap seorang dari belakangku.

Aku menoleh ke belakang. "Wa... Ada bencong!" Batinku lalu menutup pintu dengan segera. Sial! Sial! Kalau cewek cantik aku masih toliter. Lah ini bencong bro yang lihat. Mau di kemanain ni perjakaku yang udah di lihat sesama adam?

Flash Back end

Itu mungkin karmaku karena aku biasa lihat cewek naked yang terkadang mereka sampai marah. Namanya juga gak sengaja ya gak salahkukan kalau tahu cewek naked gak ngabarin dulu.

End

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top