[Dean & Rama]

"Rama bego, bego, bego, bego."

Rama turun dari motor lalu mengusap kasar wajahnya, "apaan lagi sih, Deandra?"

Anak perempuan itu menyelipkan beberapa anak rambut yang dari tadi menganggu, "lo makin gede makin bego, ya?"

"Yang jelas dong, Dean!"

"Ih," Dean mengangkat ke atas bunga mawar yang tadi sempat ia beli di jalan, "lo buta warna ya? Ini mawar merah kali."

"Lah, anak TK juga tau itu warna merah." Rama menatap mawar merah itu lekat, "emang kenapa sih, Dean?"

"Gila lo ya? Kita mau nengok abang lo bukan mau nembak cewek."

Rama kembali mengusap kasar wajahnya yang ke empat kali, "yaiya, ini mau nengok abang."

"Kenapa mawar merah?" Dean kembali mengangkat mawarnya ke udara, "abang lo udah mati, kenapa nggak mawar putih?"

"Meninggal."

"Ya meninggal."

"Pake yang merah aja sih, gak usah ribet." Rama merebut mawar dari tangan Dean.

"Bodo ganti warna,"

"Nggak,"

"Ganti,"

"Nggak,"


"Ganti atau gue nggak ikut."

"Tapi gue malu sama abangnya, ini udah ke enam kali gue nuker bunga. Nanti dikira gue doyan gratisan lagi."

"Emang iya."

Rama mengelus dadanya, sabar. "Malu dedek bang, malu dedek."

Dean mengangkat tangan kanan keudara, "bodolah."

"Malu dedek."

"Bodo."

"Yaudah ini aja."

"Nggak."

Dengan rasa penuh kekalahan Rama memutar motor untuk yang ke enam kalinya, mengabaikan segala kecamuk rasa di dalam hati. Malu. Dan, Dean tidak mengerti itu?

Andai saja Dean adalah seorang perempuan yang baru Rama kenal beberapa hari, pasti sudah Rama maki sejak jam dua tadi. Untung Dean adalah sahabat Rama dari kecil, anak laki-laki itu masih bisa memaklumi.

Dalam hati Rama mengucap berbagai sumpah serapah, memang Dean rada gila!

..........

Rama Delio Prasetya
&
Deandra Avilla

------------------------------------------------------

TADAA! CERITA LAMA YG DI UNPUBLISH.💨✨

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top