Bab 36
Jgn lupa follow, like and koment cerita ini ♥️♥️♥️
Love dulu buat part ini ♥️♥️♥️
Ada yg nungguin?
***
Waktu berlalu dengan cepat, tak terasa sudah dua bulan lebih Ana tinggal bersama Aditya. Aditya merasa hidupnya berubah sejak pernyataan cinta itu. Terlebih setiap malam ada Ana yang bisa dipeluk dan ia cium. Bukan hanya itu ada sosok yang selalu mengingatkannya untuk makan. Ia jadi tidak sabar untuk menikah dengan Ana. Pernikahan mereka masih satu bulan lagi. Aditya ingin mempercepat pernikahannya.
“Kamu di mana sayang?” Aditya mencoba menghubungi Ana melalui telepon. Tadi ia ada meeting mendadak dengan client. Karena proyek ini penting, ia pergi bersama Arlan bukan Ana.
“Lagi beli rujak, Mas.”
“Rujak?”
“Iya, lagi pengen banget.”
“Jangan makan banyak-banyak nanti kamu sakit perut!” Aditya khawatir.
“Iya, Mas. Makasih.”
“Share lokasi kamu. Ini meeting aku udah selesai. Aku mau makan siang bareng kamu.” Aditya sudah berada di dalam mobil bersama Arlan. Sebentar lagi jam makan siang. Ia tidak ingin makan siang berdua dengan Arlan. Jujur Aditya bosan.
“Mampir makan di mana bos?” tanya Arlan seperti biasanya. Setelah meeting mereka akan makan bersama.
“Gue mau ketemu Ana.”
“Nggak mau makan dulu?”
“Lo lupa?”
“Lupa apaaan Anjir!”
“Ckckck...”
“Sekarang gue udah nggak jomlo lagi. Makan siang sama pacar lah masa sama lo. Nanti di kira homo lagi.”
Anjir! Arlan mengumpat dalam hati. Rasanya ia ingin mencekik leher bosnya. Bilang saja bosnya itu menyindir dirinya yang jomlo. Padahal ia jomlo juga karen Aditya. Ia selalu dikasih pekerjaan yang super melelahkan.
“Ok.” Arlan tidak ingin berdebat. Ia hanya menatap sebentar wajah Aditya dengan sinis. Namun bosnya itu malah tersenyum gila seperti orang yang pertama kali jatuh cinta.
Dasar bucin! Bilangnya mau bales dendam malah jatuh cinta! Makannya jadi orang tuh jangan gengsian. Bilang nggak suka malah sekarang mau nikah. Dasar Adit!
***
“Lo di dalam aja. Biar gue sendiri yang ke Ana.” Aditya memperingati Arlan untuk tetap berada di mobil dan tidak merusak kemesraannya bersama Ana.
“Siapa juga yang mau jadi obat nyamuk. Mending gue tidur." Balas Arlan sebal.
Aditya tidak membalas, pria itu memilih untuk keluar dari mobil. Dilihatnya Ana sedang menyebrang jalan. Di tangan kanannya terlihat membawa sekantong plastik rujak. Gadis itu belum menyadari kehadirannya.
“Ana Sayang!!!” teriak Aditya.
Pandangan Ana mengikuti suara panggilan itu. Ia terkejut mendapati Aditya di seberang jalan yang sama dengannya. Ia tidak menduga jika pria itu akan benar-benar menyusulnya. Ana senang sekali. Ia ingin segera mendekat dan memeluk kekasihnya itu. Tanpa sadar Ana menyebrang jalan dengan berlari.
Aditya terkejut melihat pergerakan Ana tersebut. Hingga tak sampai beberapa detik. Sebuah motor dengan kecepatan tinggi menabrak Ana tepat di depan matanya. Terdengar bunyi hantaman yang begitu keras. Bahkan tabrakan itu membuat Ana terbaring lemas tak berdaya di jalan.
Aditya syok, tak lama kemudian ia tersadar dari lamunannya langsung berlari menghampiri gadis itu. Air matanya turun tanpa ia minta. Terlihat noda darah keluar dari kaki Ana banyak sekali. Hal itu membuat Aditya menahan napas sesak. Melihat kekasihnya kecelakaan di depan matanya sendiri itu sakit sekali rasanya. Sedangkan pengendara motor tersebut sudah pergi entah ke mana.
Sial!
“Bertahan sayang...” ujar Aditya sedih. Baru kali ini ia melihat Ana begitu mengenaskan. Pasti sakit sekali rasanya.
Beberapa kendaraan berhenti begitu juga orang-orang yang penasaran. Aditya yang tidak ingin Ana menjadi tontonan. Ia mengangkat gadis itu membopongnya ke dalam mobil.
“Ke RS cepet!!!” perintah Aditya pada Arlan.
Arlan masih sok. Ia tidak menyangka dengan kejadian dadakan tadi. Padahal baru saja ia melihat adegan bucin ala bosnya itu. Malah berakhir mengenaskan.
****
Aditya berlari seperti orang gila memasuki rumah sakit dengan Ana di gendongannya. Kemejanya dipenuhi banyak darah. Sedangkan Ana tak sadarkan diri dari tadi. Ia khawatir dan takut jika Ana tak dapat terselamatkan. Ia belum siap kehilangan Ana.
Untungnya perawat yang berada di sekitar daerah itu dengan sigap membantu Aditya hingga Ana bisa langsung mendapatkan pertolongan pertama. Aditya duduk di kursi tunggu. Tak lama kemudian seorang dokter masuk ke dalam ruangan di mana Ana berada.
Arlan sibuk mengurusi administrasi rumah sakit. Bukan hanya itu ia juga mencari tahu siapa yang menabrak Ana. Bosnya itu mau bales dendam. Arlan hanya bisa berdoa yang terbaik. Walau bosnya menyebalkan, namun ia tak tega melihat Aditya seperti orang linglung kehilangan orang yang dicintainya.
Lebih dari satu jam, dokter belum juga keluar. Aditya takut jika terjadi sesuatu yang parah pada Ana. Ia tidak akan memaafkan orang itu jika Ana kenapa-kenapa. Tak lama kemudian pintu kamar terbuka. Mendengar langkah kaki keluar dari ruangan tersebut, Aditya langsung berdiri menghampiri dokter tersebut.
“Bagaimana dok keadaan Ana?”
“Maaf Pak, kami tidak bisa menyelamatkan janin di dalam kandungan istri anda.”
“Janin?” Aditya bingung, kenapa dokter malah menyebutkan janin. Apa dokter salah pasien. Bukan Ana yang di rawatnya.
“Istri anda Anastasya Rehan keguguran Pak. Tapi bapak tak usah risau, istri anda baik-baik saja hanya butuh istirahat.”
Deg!
Tubuh Aditya terdiam kaku. Ana memiliki janin. Berarti selama ini Ana hamil dan Ana tidak memberitahunya. Siapa ayah dari kandungan Ana? Kenapa Ana tak bilang apa-apa? Apa gadis itu sengaja agar ia bertanggungjawab? Apa gadis itu dicampakkan oleh pria yang menghamilinya dan liciknya Ana malah memanfaatkan dirinya yang baik hati ini. Aditya berdecih, rahangnya mengeras. Ia kira ia spesial. Nyatanya tidak, semua perkataan cinta gadis itu hanya semu. Ana mendekatinya hanya untuk menutupi aibnya.
Dasar wanita licik! Seharusnya ia tak mudah percaya pada gadis itu. Sekali pembohong selamanya akan begitu.
“Berapa usia anak itu, Dok?”
“Sekitar dua bulan, Pak.”
“Makasih Dok.” Kemudian Dokter tersebut pamit dan berlalu meninggalkan Aditya.
Sedangkan Aditya yang awalnya ingin melihat kondisi Ana. Ia mengurungkan niatnya. Ia memilih pergi keluar dari rumah sakit. Hatinya sakit sekali mendengar fakta bahwa Ana hamil. Terlebih hamil dengan pria lain. Apa salahnya hingga gadis itu menyakitinya seperti ini? Apa semua yang telah ia berikan pada Ana kurang? Hingga gadis itu bermain di belakangnya.
“Saya benci kamu, Ana.”
***
SPAM Next yaaa...
Mau bilang nanti April novel ini mau terbit. Dan khusus novel ini nggak ada di Gramedia kayak novel aku yg lain. Dan juga ngk ada PDF. Cuma ada waktu PO aja. Tenang aja aku upload sampai ending kok. Dulu yg udah baca cerita ini juga udah tau endingnya gmn. Ini repost aja sih.
Ada yang mau disampaikan ke
Aditya
Arlan
Ana
Sean
#adityatidakpernahsalah
#arlanselalusalah
#anaitucantik
1000 komen yuk...
Jangan lupa follow Instagram author @wgulla_ ♥️♥️ atau @wattpadgulla
Mau lanjut?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top