Bab 35
Jgn lupa follow, like and koment cerita ini ♥️♥️♥️
Love dulu buat part ini ♥️♥️♥️
Ada yg nungguin?
***
Ana duduk di salah satu sofa ruang tamu. Sekarang ia sibuk membalas pesan dari Tante Eve. Beliau menanyakan bagaimana keadaan ibunya. Ana menjelaskan bahwa ibunya sudah baikan namun belum siuman. Ana juga menjelaskan perihal Aditya yang membantunya dalam pengobatan. Ana senang sekali bisa berkomunikasi lagi dengan tantenya yang sudah lama pergi.
"Kamu lagi apa?" Tanya Aditya ikut duduk di sebelah Ana.
Saat ini mereka masih di Jogja. Aditya tidak ingin Ana kecapean jadinya ia memutuskan untuk pulang besok pagi. Sekalian berlibur dengan gadis ini. Ia sungguh tidak sabar menantikan hari pernikahannya. Ia juga meminta Arlan untuk mengurusnya dan mendesain pernikahan terbaik yang pernah ada.
"Ini lagi chat sama Tante Eve." Ujar Ana.
Aditya mendesah tidak suka. Ia tidak ingin istrinya itu berdekatan dengan Eve. Ia merasa Eve itu tidak baik untuk Ana. Tapi kenapa gadis ini masih bisa-bisanya berpikir positif pada orang yang menipunya bahkan enggan membantu keluarganya ketika susah. Bahkan mengambil perusahaan ayah gadis ini. Tapi Ana memang kelewat bodoh dan polos jadi mudah di tipu.
"Tadi Tante Eve juga minta nomer kamu. Trus aku kasih." Ucap Ana polos tanpa dosa seakan apa yang ia lakukan itu adalah benar.
Aditya membulatkan mata mendengar itu. Astaga apa yang dipikirkan gadisnya ini. Aditya sungguh marah tanpa sadar pria itu membuang ponsel Ana. Lalu mencengkram dagu Ana dan menciumnya dengan kasar.
Ana terkejut dengan perlakuan Aditya ia hanya bisa memukul dada pria itu untuk menghentikannya. Ia tidak suka data pribadinya di sebar luaskan apalagi kepada wanita licik seperti Eve. Memang Ana tidak tahu. Tapi Aditya sudah tahu semuanya. Karena ia sudah menyelidikinya. Ia juga berencana membuat perusahaan yang Eve rebut itu menjadi miliknya lalu ia akan memberikannya kepada Ana. Ia telah membeli saham di perusahaan Eve hanya tinggal sedikit lagi ia akan menjadi pemegang saham tertinggi di sana. Ia ingin menjadikan itu sebagai salah satu hadiah pernikahan untuk Ana.
"Kamu apa-apaan sih!" Ana menatap Aditya kesal. Karena pria ini merusak ponselnya dan menciumnya kasar.
"Hukuman karena memberikan nomer saya ke sembarang orang. Ingat Ana saya tidak suka hal privasi saya di bagikan banyak orang. Kalau kamu melakukan lagi maka saya tidak akan segan-segan memaksa kamu bercinta dengan saya..." Ana menelan ludah gugup lalu mengangguk. Demi Tuhan Aditya terlihat sangat seram saat ini. Lebih baik ia menurut dari pada Aditya tidak segan-segan melakukan apa yang pria itu katakan.
Aditya menempelkan keningnya Ke kening Ana. Menatap tajam mata gadis itu. Apa Ana tidak berpikir bahwa Anak dari Tante Eve itu menyukainya bahkan menatapnya seperti ingin memakannya?
Apa Ana tidak cemburu? Atau ungkapan cinta Ana kemarin hanyalah omong kosong belaka? Aditya tersenyum getir membayangkan itu. Apa Ana mengatakan itu hanya untuk menghiburnya? Agar dia tidak terlihat seperti pria yang menyedihkan karena cintanya di abaikan dulu.
"Kamu serius?" Tanya Aditya sambil menatap Ana tajam. Ia ingin kejelasan ia tidak ingin hanya diberikan harapan palsu. Ia butuh kepastian.
Kening Ana berkerut tidak mengerti dengan pertanyaan Aditya. Pria itu tidak jelas menanyakan apa. Lalu bagaimana dia menjawabnya.
"Serius apa mas?" Tanya Ana balik dengan raut wajah bingung.
Aditya mendesah, kenapa sih Ana tidak pernah peka terhadap dirinya. Tapi kenapa hanya dia yang selalu peka terhadap Ana. Pria itu mengangkat tubuh Ana untuk duduk di pangkuannya. Awalnya Ana menolak tapi tatapan tajam Aditya membuatnya pasrah.
"Waktu kamu bilang mencintai saya." Ana terdiam lalu menatap mata hitam Aditya yang kelam. Jadi pria ini masih meragukan cintanya pantas saja Aditya tidak pernah menanggapi pernyataan cintanya.
"Aku serius mas bahkan sejak pertama kali kita bertemu." Ana menjawabnya dengan nada yang lembut membuat Aditya tertegun.
"Maksud kamu?" Aditya pura-pura tidak mengerti. Ia takut salah, lebih baik Ana yang menjelaskan. Tidak mungkin bukan Ana mencintainya sejak mereka bertemu di kampus dulu.
Ana tertawa kemudian mencuri kecupan pada raut wajah Aditya yang tegang. Hal itu memberikan efek yang luar biasa pada Aditya. Tapi pria itu menahannya ia lebih memilih untuk mendengarkan bagaimana isi hati wanita yang ia cintai sejak dulu hingga sekarang. Ia berharap perasaannya selama ini tidak sia-sia. Dan ia bukan pria menyedihkan yang hanya mencintai sepihak.
"Aku suka sama mas Adit sejak mas nolong aku ngurus administrasi pendaftaran di kampus. Bahkan mas rela bolak-balik fotocopy demi aku. Padahal kita nggak saling kenal."
"Mas tahukan waktu itu aku yang datengin mas duluan. Karena aku tertarik sama mas. Padahal banyak orang disana tapi aku lebih memilih mas. Bahkan disaat aku tidak mengerti dengan tugas yang diberikan dosen aku selalu meminta bantuan mas. Itu hanya alasan aku biar bisa bertemu sama mas." Ana menjelaskan apa yang selama ini ia pendam walau ia merasa malu. Tapi ia tidak ingin ada salah paham lagi. Ia ingin bahagia dengan pria ini. Pipinya bahkan bersemu membayangkan masa-masa itu.
Ana benar-benar menjadi budak cintanya Aditya dulu. Bahkan ia juga sering memfoto pria ini tanpa sepengetahuan Aditya lalu mencetaknya dan menempelkannya dibuku bersama fotonya dan Aditya. Dan menjadikannya koleksi. Semoga saja Aditya tidak menemukan buku itu. Bisa malu dia menjadi stalker pria ini.
Aditya tertegun mendengar itu. Apa yang Ana katakan ada benarnya juga. Kenapa ia tidak menyadari itu? Andai saja Ana tidak berteman dengan teman-temannya yang bermuka dua itu. Pasti mereka tidak akan memiliki kesalahpahaman seperti ini.
"Berarti kamu yang lebih dahulu suka sama saya?" Tanya Aditya. Ia seperti memenangkan lotre bebannya terangkat sudah. Tidak ada yang lebih membahagiakan dari pada ini. Jadi selama ini bukan hanya dia yang menjadi bodoh kuadrat karena cinta. Tapi gadis ini juga. Ana mengangguk membiarkan Aditya merasa menang. Ego pria itu sangat tinggi untuk kalah. Ia harus mengalah kepada bayi besar ini.
"Terimakasih telah mencintaiku Ana." Kemudian Aditya mencium kening Ana lama mencurahkan kebahagiaannya. Ia tidak ingin merusak pernyataan cinta Ana dengan nafsunya.
"I Love you too.." bisik Aditya tanpa sempat Ana mengatakan I Love you. Ana tertegun mendengar itu tanpa sadar ia tersenyum bahagia. Apa itu tandanya mereka akan hidup normal seperti suami istri pada umumnya. Ia berjanji akan mencintai Aditya seperti pria itu mencintainya.
"Sekarang kamu adalah milikku Ana..." Urusan penyakit itu belakangan yang terpenting Ana sudah menjadi miliknya sekarang. Dan ia tidak akan melepaskan gadis itu.
***
K
onflik belum terlihat sabar ya....
SPAM Next yaaa...
Ada yang mau disampaikan ke
Aditya
Arlan
Ana
Sean
#adityatidakpernahsalah
#arlanselalusalah
#anaitucantik
1000 komen yuk...
Jangan lupa follow Instagram author @wgulla_ ♥️♥️ atau @wattpadgulla
Mau lanjut?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top