3

Awas banyak typo bertebaran.

"Hoi kawan! Kenapa wajah mu begitu kusut?" Tanya bodyguard 2.

"Kau tau? Wanita yang ku bawa tadi tak disentuh sama sekali oleh salah satu bodyguard pribadi Boss. Itu membuat ku sangat jengkel!" Jawab bodyguard 1.

Tangan kotornya dengan lihai membuka minuman kaleng yang di pegangnya, lalu di habiskan dengan sekali tegukan. "Biarlah, mungkin Boss ingin bermain. Kita tak pernah melihat Boss bermain dengan wanita bukan?" Ucap bodyguard 3 seraya mengambil satu kaleng minuman alkohol yang tersisa.

"Sialan! Kau menghabiskan semua jatah minum ku tau!" Seru bodyguard 1 seraya menggulung lengan kaosnya tinggi-tinggi.

BRAKK!

Pintu di bukan dengan kasar, membuat orang yang di dalamnya terkena serangan jantung mendadak.

"Suara kalian menganggu sekali.. Apa kalian tak takut jika nama kalian ku tulis dalam buku ini?" Seru pria bersurai kuning seraya memperlihatkan buku putih yang dibawanya.

Miya Atsumu.
Miya Atsumu adalah salah satu bawahan yang dipercaya oleh sang Boss, Suna.

Dirinya bertugas mengatur semua rencana penyerangan dan mencatat nama-nama orang yang menurutnya patut di musnahkan.

"Berhenti bersikap sok keren seperti itu Tsumu." Seru orang di belakangnya. Pria bersurai abu-abu dengan ciri khas tato rubah di punggung tangan kirinya. Rupa wajahnya sangat mirip dengan pria bersurai kuning tadi, mereka adalah sepasang kembar yang dikenal dengan kekejamannya.

Miya Osamu
Pria bersurai abu-abu ini juga termasuk bawahan yang dipercaya oleh sang Boss.

Jika musuh bertemu dengan sepasang kembar ini, sudah dipastikan kepala mereka akan berlubang. Tugas Miya Osamu adalah membereskan pekerjaan Miya Atsumu yang berantakan, dan juga dia berposisi sebagai penyerang.

Setelah mendengar percakapan dari dua kembar ini, para bodyguard yang tengah bersantai-santai dengan bergegas berdiri tegak. Memperlihatkan sikap hormat kepada mereka yang telah membayarnya.

"Jadi apa yang kalian ributkan?" Tanya Osamu.

Bodyguard 1 yang berpakaian nyentrik membuka mulutnya "Perilaku Boss hari ini benar-benar berbeda. Biasanya wanita yang saya bawa akan Boss siksa, tapi kali ini berbeda. Boss bahkan sekarang sedang berbicara empat mata dengan wanita itu."

Atsumu yang mendengar perkataan dari bodyguard 1 itu langsung bersemangat. Jarang-jarang ada orang atau wanita yang menarik perhatian Suna.

"Wuaahh, ayo Osamu! Kita berkunjung ke kantor Suna!" Seru Atsumu seraya meninggalkan ruangan yang pengap itu.

"Kau terlalu berlebihan Atsumu, tapi kali ini aku akan ikut." Ucap Osamu sambil berjalan mengikuti jejak Atsumu.

「【︿】」

"Apa kau ingat aku nona?" Tanya Suna seraya berjalan ke arah [name].

[Name] diam beberapa detik, otaknya sedang mencari gambaran memori orang yang sedang berada di hadapannya.

"Tuan adalah orang yang saya temukan di toilet perempuan bukan?" Ucap [name] nada bicaranya menekan kata 'toilet perempuan'.

Urat di wajah Suna serasa di tarik, harga dirinya diinjak-injak oleh perempuan yang belum lama ini menolongnya.

"Kenapa kau menyembunyikan flashdisknya?" Tanya Suna mencoba mengalihkan topik.

"Flashdisk, flashdisk, flashdisk! Sedari tadi kalian membicarakan perihal flashdisk kepada orang yang tak tahu apa-apa!" Bentak [name], dirinya merasa capek sedari tadi dirinya ditanya hal-hal yang tidak di mengertinya.

"Jujur saja, kau tak usah berbohong. Aku tau kau menolong ku waktu itu untuk mencari perhatian ku bukan?"

"Banyak wanita yang sejenis seperti dirimu. Berpura-pura menolong ku lalu mencari perhatian ku dan mereka semua hanya menginginkan tubuh ku dan uang ku saja."

[Name] diam, tatapan matanya menusuk ke dalam mata sayu Suna. [Name] tak percaya ada orang yang lebih hina dari kakak kelasnya yang sering membulinya.

[Name] jelas tahu orang yang berada di hadapannya ini adalah orang terpandang. Tetapi, [name] tidak tahu siapa sebenarnya Suna itu. "Huh, tak usah sombong seperti itu tuan yang terhormat. Kau hanya beruntung mendapatkan posisi sebagai CEO di perusahaan yang terkenal ini. Dan aku yakin itu semua berkat harta warisan dari peninggalan ayah atau kakekmu." Seru [name] sarkas.

Suna yang mendengar perkataan bocah ingusan itu dengan spontan mengeluarkan smirk andalannya, uwu. Jarang sekali ada orang yang mengatai dirinya di hadapannya langsung.

"Kau itu..lumayan menarik." Ucap Suna, matanya bergerak dari atas ke bawah memperhatikan penampilan [name].

Matanya berhenti ke arah wajah [name]. Wajahnya didekatkan ke wajah [name] untuk lebih bisa melihat rupa cantik [name].

"Kening dan pipi mu ini kenapa?" Tanya Suna, tangannya bergerak menuju luka yang berada di wajah [name], tetapi gerakannya terhenti akibat suara teriakan.

"SUNAA!" Teriak Atsumu seraya membuka pintu ruang kantor Suna.

Matanya menelisik isi yang berada di ruangan itu. Netra coklatnya menangkap siluet seorang perempuan yang lebih pendek darinya.

Dengan semangat Atsumu berjalan ke arah perempuan itu, dan memegang bahunya kencang. "Apa benar kau orangnya?!" Ucap Atsumu seraya menggoyang-goyangkan badan [name].

Osamu yang melihat [name] yang pusing akibat perbuatan yang di lakukan abangnya itu, dengan segera memisahkan Atsumu dengan [name].

"Hentikan Tsumu! Apa kau tak lihat wajahnya sudah pucat." Seru Osamu.

Suna yang terganggu dengan kedatangan dua kembar di sampingnya, hanya menatapnya dengan tajam. Sudah biasa dua kembar ini menganggu urusannya.

Suna yang melihat penampilan [name] yang menurutnya sedang tidak baik-baik saja, akhirnya menyuruh salah satu bodyguard pribadinya untuk membawa [name] ke dalam penjara bawah tanah.

[Name] hanya menurut, dia sudah tidak peduli lagi mau dibawa kemana dirinya sekarang. Yang pastinya tenaga [name] sekarang sudah mencapai batas maksimal.

Rasa kasihan seorang CEO sekaligus Boss mafia sangat kejam sekali ya..

"Oi Suna! Apa kau tertarik dengan wanita itu?" Tanya Atsumu penasaran.

"Tidak, aku tidak tertarik." Jawab Suna seraya berjalan menuju bangku kebesarannya, lalu mendudukinya.

Menghisap sebatang rokok, lalu dari mulutnya ke luar segumpalan asap. "Aku memasuki dirinya ke dalam penjara bawah tanah bukan karena kasihan, tapi memang itu hukuman buatnya. Hukuman akibat berbohong kepada ku. Apa kau berpikir penjara bawah tanah adalah tempat untuk beristirahat dan bersantai-santai?"

Atsumu diam. Memang yang dikatakan Suna masuk di akal, tetapi menurut perasaannya, Suna tertarik dengan wanita tadi. Aneh sekali rasanya melihat Atsumu terdiam karena mendengar perasaanya.

"Siapa namanya?" Tanya Osamu, yang entah mengapa juga sedikit tertarik dengan wanita tadi.

Suna berhenti menghisap rokoknya, lalu membuang puntung rokoknya ke dalam asbak. "Aku lupa menanyakan namanya."


Tbc

Yahoo~

Maap baru up :)

Maap juga kelanjutannya gak sesuai ekspetasi klean :(

Bab ini kependekan ya? Trus OOC banget kan? 😭

Makasih yang udah nungguin buku ini up 👍

Bab-bab selanjutnya bakal lama di up, sabar aja ya hhe

Terima kritik dan saran!

Oya! Jangan lupa voment. Kalo gak voment, aku sundul nih 😈

Salam manis dari ican.








Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top