Dua Belas
Aku yang tengah berada di dapur untuk menyajikan makanan yang dibawa Khana mendengar suara ketukan pintu, mungkin Livia telah datang. Tadi aku benar-benar terkejut ketika Khana datang dan membawa makanan. Aku senang, berarti ia perhatian padaku. Tapi sekali lagi aku menegaskan pada diriku sendiri bahwa ini hanyalah bentuk perhatian seorang teman.
"Khana, tolong buka pintunya, aku sedang menyiapkan makanan," teriakku dari dapur karena ketukan itu berubah menjadi gedoran, sepertinya Khana tak kunjung membuka pintu.
Tak lama kemudian terdengar suara pintu dibuka. Tapi, "Kamu siapa?" tunggu, suara itu, suara yang begitu familiar di telingaku.
Aku pun dengan segera bergegas menuju ke depan rumah. Dan benar saja, kedua orang itu sedang saling berpandangan dengan ekspresi yang mungkin kebingungan.
"Hei! Ayo masuk Dek," ucapku membunyarkan lamunan mereka berdua. Yang datang rupanya adikku Keyla, bukan Livia.
Aku bergegas ke dapur untuk mengambilkan minum untuk Keyla.
"Ini minumnya Dek, kamu kok datang tidak bilang-bilang?" tanyaku.
"Sengaja mau buat kejutan untuk kakak," jawabnya dengan senyum yang tak pernah pudar. Walaupun aku tahu banyak sekali pertannyaan dibalik senyumnya itu.
"Tapi Jakarta itu jauh loh Dek," ujarku tak habis pikir.
"Udah deh kak, lagi pula aku juga sudah sampai kok," ucapnya dengan nada malas yang kentara.
"Oh ya Dek, kenalin ini Pak Dane dan beliau adalah atasan kakak," ujarku sambil melirik pada Khana yang kini tengah memelototkan matanya. Kuyakin itu karena panggilan ku terhadapnya.
"Hai kak! Kenalin aku Keyla, adiknya Kak Syaqira yang menyebalkan," ucap Keyla dengan mengedipkan sebelah matanya. Dasar adik tak tahu diri!
"Aku Dane. Panggil saja kakak seperti memanggil kakak mu," jawab Dane sambil menyunggingkan senyumnya.
"Ok sip kak. Udah punya pacar belum Kak?" tanya Keyla dengan nada manjanya. Aku tak tahu pribadinya itu sangat berbeda dengan ku. Ia orang yang mudal bergaul dan juga bercanda dengan siapa saja, berbeda denganku yang lebih tertutup kecuali pada orang yang dekat denganku saja.
"Keyla, masuk sana! Kakak tegasin ya, Pak Dane itu atasan kakak. Kamu mau kakak dipecat gara-gara kamu gak sopan sama dia?" tegasku. Bukannya aku marah, hanya saja aku merasa kurang enak dengan Khana.
"Kakak cemburu ya? Atau jangan-jangan Kak Dane ini orang yang diceritain Ummi tempo hari dulu?" tanya Keyla dengan pandangan menuduh ke arahku dan Khana.
"Sudahlah! Kakak mau membereskan pekerjaan kakak yang tertunda," ujarku sambil bergegas ke dapur, bukan hal yang baik jika aku meneruskan perdebatan dengan Keyla, apalagi di hadapan Khana.
Syaqira pun segera pergi ke dapur, namun Dane tetap berada di ruang depan dan asik mengobrol dengan Keyla, bahkan sesekali mereka tertawa. Syaqira yang berada di dapur jadi was-was apa yang sebenarnya mereka bicarakan? Apakah mereka membicarakan dirinya?
Tak lama, pintu diketuk kembali dan muncullah Livia dengan menjinjing kresek makanan. Ia kaget karena di rumah itu ada Dane atasannya yang sedang bercanda dengan Keyla adik sahabatnya.
"Kak Livi!! Keyla kangen udah lama gak ketemu." ucap Keyla dan langsung memeluk Livia yang masih kebingungan.
"Eh Iya Key, kakak juga kanget. Selamat sore Pak," balas Livia dan tersenyum canggung ke arah Dane.
"Selamat sore. Kia nya ada di dapur," ujar Dane yang tahu bahwa sejak tadi mata Livia mencari-cari keberadaan Syaqira.
"Kia siapa Pak?" tanya Livia tidak mengerti.
"Maksud saya Syaqira. Saya memang terbiasa memanggilnya seperti itu," ucap Dane dan berdehem sedikit menetralkan pikirannya yang rumit.
"Oh begitu. Baik Pak saya permisi dulu ke dapur," ucap Livia dan berlalu menuju dapur.
"Woy!" ucap Livia sambil memukul pelan lengan Syaqira yang tengah membersihkan dapurnya yang sedikit berantakan.
"Hei, bawa apaan itu?" tanya Syaqira
"Gue bawa makanan, tapi sepertinya jadi sia-sia dehh. Itu kan udah dibawain banyak makanan dari ayang beb lo," ucap Livia sambil terkekeh geli.
"Apaan sih lo. Rese tahu!" gerutu Syaqira sambil memindahkan makanan yang di bawa Livia.
"Hahahaa ... becanda kali Bu. Tapi ngomong-ngomong, itu adik Lo kapan datang?" tanya Livia sambil tertawa.
"Dia baru datang," jawab Syaqira
"Tumben banget. Emang lagi libur ya?" tanya Livia lagi.
"Ummi tadi nelpon, katanya sekolahnya libur 4 hari, dan ia maksa pengen kesini. Malahan tuh anak gak ngabari dulu mau datang. Tiba-tiba nyampe aja," ucap Syaqira sambil menggeleng-gelengkan kepalanya bingung dengan tingkah adiknya.
Tak lama kemudian, terdengar suara tawa Keyla dan Dane dari ruang depan.
"Ngomong-ngomong, ada urusan apa tuh pak Dane kesini?" tanya Livia sambil memandang Syaqira penuh tanda tanya.
"Gak tahu juga sih. Tapi kayanya dia ngerasa bersalah deh sama gue," ucap Syaqira sambil duduk di kursi makan depan Livia.
"Kok bisa?" tanya Livia bingung.
Kemudian mengalirlah cerita tentang makan siang tadi dari mulut Syaqira.
"Ohh ... gitu. Tapi akur banget tuh pak Dane sama adik Lo. Ternyata ia gak sedingin kelihatannya ya," ucap Livia.
"Maksudnya?" tanya Syaqira.
"Ya kan kalau di kantor ia kelihatan berwibawa, dingin, pokoknya model-model CEO arrogant gitu lah," ujar Livia
"Heemm," jawab Syaqira sambil manggut-manggut pura-pura setuju, padahal dia sudah tahu kebobrokan Dane.
Setelah selesai menata makanan, Syaqira dan Livia pun pergi ke ruangan depan bergabung dengan Dane dan Keyla. Mereka tampak asik mengobrol, dan tak lama adzan maghrib pun berkumandang.
"Saya pulang dulu," ucap Dane.
"Kenapa pulang Kakak ipar? Disini aja kita makan bareng," ucap Keyla.
Mendengar kata kakak ipar, Livia menahan tawanya, sedangkan Syaqira melotot ke arah adiknya itu.
"Iya pak, kita makan bersama saja disini," ujar Livia menambahi.
"Tidak usah, saya pulang saja. Tidak enak sama tuan rumah," ucap Dane sambil tersenyum ke arah Syaqira.
"Emm ... oh ... i ... iya Khan, eh maksudnya Pak. Gak papa kok. Makan disini saja," ujar Syaqira gelagapan.
"Tuh kan kak, kakak Syaqira pasti tidak apa-apa," ucap Keyla dengan tersenyum senang.
Akhirnya Dane pun ikut makan bersama mereka. Dan setelah makan mereka pun melaksanakan shalat Maghrib berjamaah.
Selesai shalat, Livia dan Keyla pergi ke ruang TV dan Syaqira pergi ke dapur untuk membersihkan sisa-sisa makan tadi. Dane yang bingung hendak kemana, akhirnya memutuskan untuk mengikuti Syaqira ke dapur.
"Kok kesini Khana?" tanya Syaqira.
"Aku bingung mau kemana yaudah aku ikutin kamu aja kesini," jawab Dane.
"Duduklah, aku hendak membereskannya," ucap Syaqira sambil menunjuk ke arah kursi makan.
"Mau aku bantu?" tawar Dane.
"Tidak usah, aku bisa sendiri," tolak Syaqira
"Ok," jawab Dane dan dia pun duduk di kursi makan sambil memperhatikan Syaqira yang tengah sibuk dengan kegiatannya.
Selesai membereskan dapur, mereka berdua pun melangkah menuju ke ruang TV.
"Cieee ... yang udah selesai pacaran," ledek Keyla.
"Apaan sih dek," ucap Syaqira.
"Ini, aku udah punya fotonya. Mau di kirim ke Ummi," ujar Keyla sambil menunjukkan foto Syaqira yang sedang mengangkat piring dari meja makan, dan Dane yang membelakangi kamera dengan posisi duduk di kursi.
"Siniin gak dek," ucap Syaqira dengan tajam.
"Mana mau lah kak, ini kan bukti!" ucap Keyla sambil tersenyum tanpa dosa.
"Ekhem," Suara bariton itu menyudahi perdebatan mereka, dan sekaligus ketiga wanita yang berada disana langsung menengok ke sumber suara.
"Saya permisi hendak pulang. Terima kasih atas jamuan makan malamnya," ucap Dane.
"Bapak hendak pulang? Ini kan baru jam setengah tujuh lewat pak," tanya Livia.
"Iya, tapi ada yang harus saya periksa untuk meeting besok," jawab Dane.
"CEO so sibuk," ucap Syaqira dengan nada rendah, bahkan nyaris berbisik.
"Saya masih dengar Kia ..." ucap Dane.
"Gak mau ditinggalin ya Kak? Kalau mau lama-lama segera nikah atuh Kak," ujar Keyla membuat Dane dan Syaqira salah tingkah.
"Emang adik durhaka kamu!" gerutu Syaqira.
"Hati-hati di jalan Pak. Dan maafkan sikap adik saya yang sedikit geser otaknya," ujar Syaqira dengan senyum tanpa dosa, dan mendapat pelototan dari adiknya.
"No problem," jawab Dane.
"Nice to meet you Key. Dan Livia saya permisi dulu," ucap Dane.
"Silahkan Pak," jawab Livia. Bagaimanapun berbicara dengan atasannya masih kaku untuk nya.
"Nice to meet you too Kak. Kapan-kapan main ke rumah aku ya," ucap Keyla sambil tersenyum lebar dan hanya di balas senyuman oleh Dane. Syaqira pun bertanya-tanya dalam hati apakah mungkin suatu hari nanti Dane akan datang ke rumahnya dan bertemu orang tuanya?
Hai... aku come back again :D
Sorry, banyak Typo. hehehe
Happy New Year 2017 buat semuanya.. ( Walaupun Telat :D )
Enjoy Reading, dan jangan lupa Vote juga komentarnya ya.. :)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top