Uwaima.Seseorang Yang Dikenal.
Duapuluh Lima/Twenty Five/Ni Juu Go
Seseorang yang dikenal oleh satu manusia
Singkatnya, ia tidak terkenal hanya pemuda biasa yang tinggal bersama mantan hasrat bundir.
Sebelum terlelap sepenuhnya, Randy mendengarkan teriakan seseorang yang dirindukannya selama sepuluh tahun belakangan. Pada akhirnya, misi pencarian Randy telah sampai pada puncaknya. Selama ini ia terus mencari namun tidak mengetahui apa yang dicari. Bagaikan hantu penasaran.
Terus menerus menekuni sebuah hal yang disukai oleh Ami. Sejak Ami datang untuk mengambil bola semasa sekolah tersebut, Randy mulai mencari tahu tentang Ami. Apapun kesukaannya, hingga ia menemukan Ami yang suka menggambar di pojok perpustakaan. Meninggalkan catatan kecilnya disana dan kembali di lain hari untuk menggambar lagi, terus berulang hingga catatan tersebut sudah penuh dengan gambaran asal yang bisa debut menajdi buku komik.
Tetapi beberapa bulan berlalu, Ami tak kunjung datang lagi ke bagian pojok perpustakaan. Tak lagi menggambar dengan rambut panjangnya yang terurai tertiup kipas angin. Sampai setahun setelahnya, Randy mendengar kabar bahwa Ami memutuskan untuk bersekolah di Jepang, di rumah masa kecil Ayahnya karena sebuah insiden yang tertutupi—Randy tidak tahu betul jikalau orang tua serta kakak lelaki Ami meninggal dunia. Yang ia ketahui hanyalah kepergian sosok Ami yang mendadak dari ruang lingkup Randy.
Karena merasa kehilangan, Randy akhirnya memutuskan untuk menekuni dunia animator dengan tujuan mendirikan perusahaan animasi dan menjadikan dirinya sendiri seorang bos. Katakan Randy bucin pada jamannya.
Lebih bucin mana dengan Hina dan Hodaka pada anime Weathering with you yang menyebabkan satu kota besar Tokyo terkena banjir? Atau yang lebih parah kisah bucin Obito kepada Rin pada anime Naruto yang menyebabkan perang dunia shinobi? Masih banyak lagi kebucinan lainnya, coba sebutkan!
Oke, back to the topic.
Randy berjalan hanya mengandalkan impian orang lain. Walau memang terasa susah dengan ruang lingkup baru dan harus selalu terlihat aktif, Randy masih terus berusaha agar tujuannya tercapai. Hingga ia di diagnosis memiliki phobia aneh. Randy juga tidak mengerti, namun seiring waktu, ia merasakan muntah dan mual ketika melihat sesuatu yang tidak diinginkannya. Randy benar-benar mengidap cacophobia. Setelah penyakit tersebut muncul, pubertas Randy baru terjalan. Ia sepenuhnya berubah menjadi lelaki tampan dengan otak yang jenius. Karena sekarang ia dipuja banyak orang, Randy memutuskan untuk pindah dari kota kelahirannya sembari mendirikan kantor sendiri, tetap pada tujuan utamanya.
Sekarang semuanya sudah terpenuhi, dimulai dari mendirikan kantor, menjadi seorang bos lalu bertemu dengan Ami. Sebenarnya hal tersebut sudah terpenuhi sejak tiga tahun lalu, namun karena Randy lupa-lupa ingat -seperti lagu milik band Kuburan- ia tidak merasakan kehadiran sosok gadis berambut panjang dengan senyum cerah. Randy juga tidak menyangka rambut lurus panjang tersebut dipotong pendek dengan sedikit curly diujungnya. Ya, semua orang pasti berubah, termasuk dirinya sendiri yang sampai sekarang tidak dikenali.
Randy cukup kecewa karena Ami tidak mengingatnya. Apa mungkin Randy harus kembali menjadi cowok seram seperti masa SMA agar di kenali oleh Ami? Apa itu akan berhasil? Setidak pentingkah hidup Randy di memori Ami? Lalu untuk apa datang dan pergi lalu kembali?
Mengenai teriakan Ami serta suara riuh, tak lama kemudian terdengar suara ambulans dan Randy tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Sekarang ia hanya diam dalam keadaan tertidur di sebuah ruangan bercat tembok putih. Ia sudah sadar sekarang, rumah sakit, tentu saja. Tubuhnya masih terasa lemas namun ia terus berusaha untuk bisa mendudukkan dirinya. Tangannya yang terhubung dengan selang infus sungguh membuatnya kerepotan.
Gerakan Randy terhenti ketika melihat seseorang terduduk di sebelahnya sedang tertidur membelakanginya hingga ia tidak dapat melihat wajahnya. Saat Randy hendak menyentuh tubuh kecil tersebut, secara sadar orang itu terbangun dan menatapnya dengan tangan yang mengucek mata percis seperti orang yang baru bangun tidur. Randy menghela napas lemah, ia kira itu adalah Ami. Padahal tidak mirip sama sekali. Randy hanya ingin menghibur diri sendiri.
Karena mengetahui Randy sudah tersadar, orang tersebut beranjak ingin pergi. Randy sontak bertanya, "Kemana?"
"Panggil dokter, katanya kalau pasien udah bangun harus dikasih tahu."
"Sekarang jam berapa?" tanya Randy lagi.
Tanpa melihat ponsel atau jam tangannya, orang tersebut menjawab dengan nada malas, "Satu dini hari."
—
Setelah mobil ambulans datang dan membawa tubuh Randy ke rumah sakit terdekat, semuanya berkumpul di satu titik yang sama. Hanya Thora dan Jeje yang pergi membuntuti mobil bersuara nyaring tersebut. Stevi menyarankan agar mereka tidak ikut panik serta tetap tenang. Disaat-saat seperti ini Stevi sangat diperlukan untuk mengatur orang-orang. Suara, nada serta wajahnya cukup meyakinkan orang-orang, tenang namun tegas.
"Mba kita harus gimana?" tanya Nada.
"Tenang aja, tunggu kabar dari Pak Thora atau Jeje, gue pikir sih Bos emang udah kecapean sejak kita kumpul di kantor jam empat sore tadi."
"Anu ... nggak kabarin keluarganya?" tanya suami Stevi yang juga ikut berkemah.
Semua bungkam, tidak ada yang mengetahui urusan pribadi sang Bos. Randy sangat tertutup masalah pribadinya, mereka juga tidak pernah menyinggung hal sensitive seperti itu. Tetapi ada satu orang yang mengetahuinya, Agus, walau tidak bisa membaca pikiran Randy, setidaknya orang yang sudah dekat dengan Randy bertahun-tahun tahu hal itu.
"Gue cuma tau satu, dia serumah sama adiknya."
"Adik?" tanya Geon.
Agus mengangguk lalu mulai bercerita tentang beberapa hal yang diketahuinya selama ini. Setidaknya Agus berguna kali ini.
—
Kacandra Gerandy, lelaki yang berumur duapuluh delapan tahun kini. Banyak yang tidak mengetahui identitas pribadinya. Orang-orang hanya tahu lelaki tersebut manusia pengidap cacophobia atau Bos dari salah satu kantor animator yang cukup terkenal. Namun wawasan mereka sedikit terbuka sejak Agus menceritakan beberapa potongan puzzle informasi pribadi Randy.
Katanya, Randy memiliki seorang adik laki-laki yang terpaut umur sebelas tahun dengannya. Sama seperti sang kakak, adik Randy orangnya pendiam dan lebih suka sendirian-sama seperti Randy pada masanya. Sekarang masih duduk di bangku SMA. Namanya Kacandra Caraka. Agus juga mengatakan bahwa adik Randy yang kerap dipanggil Raka tersebut jenius dan pintar serta suka sekali menyendiri dengan buku bacaan yang tebal. Mereka berdua tidak dapat dikatakan akur maupun tidak. Keduanya jarang berkomunikasi.
Keluarga Randy yang lainnya seperti ibu atau ayahnya tidak ada yang tahu kecuali Randy dan Raka sendiri. Mungkin Randy serta Raka sudah hidup sendirian sejak kecil. Para pegawai maupun Agus tidak pernah berkunjung ke rumah Randy. Jangankan berkunjung, alamatnya saja mereka tidak tahu. Ah tidak, Agus sepertinya pernah sekali, dulu.
"Mau pulang?" tanya Raka tanpa menoleh ke arah Randy, ia kini sedang membaca sebuah buku tebal dengan sampul kuno.
"Besok aja, udah malam," jawabnya.
Hening tidak ada percakapan lagi di antara mereka, namun Randy masih penasaran mengapa adiknya berada di sini, di sebelahnya.
"Kenapa bisa ada disini?"
"Ada yang telpon." Jawaban yang sungguh singkat. Randy tidak bertanya lagi, ia kini memandang atap rumah sakit, ia tahu siapa orang yang memanggil adiknya itu. Hanya satu orang saja.
Setidaknya Randy tidak sendirian mencium aroma rumah sakit yang paling di bencinya.
180720ailavutu.
Gapapa kan updatenya jam segini? Yang penting update daripada enggak :)
Gimana part kali ini????
Besok Aila update lagi kalau nggak ada kendala ya:)
Ada yang mau ditanyain?? Tulis aja di kolom komentar yak.
Jangan lupa vote nya :)
See youuuuuuuuu
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top