Kereta
Siang, walaupun pagi terjadi hujan deras siangnya hujan itu meninggalkan bekas. Menjadikan suasana menjadi hangat-hangat tai ayam yang dinginnya kubangan lumpur bercampur panasnya aspal.
Sepeda motorku berhenti sejenak. Berhenti tepat di depan palang pintu kereta api. Suara deruan memecah keramaian. Kunikmati setiap detik deruan yang menggoda gendang telingaku. Begitu palang itu kembali naik aku melajukan sepeda motorku.
Kemudian aku berhenti tepat di depan halte. Kusapa perempuan yang aku kenal sebagai teman kuliahku, dia berbaju merah dengan rambut hitam legam terurai di sisi kiri pundaknya. Perempuan itu berbalik menyapa dan berjalan mendekat.
Hatiku berdetak normal awalnya namun ketika hidungku menghirup aroma wangi dari perempuan itu membuat jantungku memopa darah lebih cepat lagi.
"Nunggu bis?" tanyaku sekadar basa-basi untuk merilekskan tubuh.
"Tidak," jawabnya. "Aku menunggu suamiku."
Ceeeeees. Yah kempes.
Andai aku tidak berhenti di depan palang pintu melainkan berhenti di atas rel lalu membiarkan kereta menggantamku, aku tidak akan merasakan sakit yang luar biasa seperti ini.
Tamat
Lamongan, 9 Desember 2017.
Bosan ketika weekend.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top