Chapter 18 (2)
Setelah kelas berakhir selesai di pukul empat sore, Aalisha bergegas mengganti seragamnya menjadi seragam latihan karena dia ada latihan Oulixeus pada hari ini. Jadi bersama dengan anggota timnya yang terdiri dari Easton, Noah, Damien, ada juga Evanora meskipun dia takkan lama karena harus bertemu profesor Rosemary, lalu beberapa kakak tingkat yang sudah Aalisha lumayan kenal yakni Priscilla, Aguero, Fabian, dan Bellezac. Sebenarnya ada anggota lain lagi, tetapi mereka tak bisa hadir karena ada kegiatan dan urusan penting.
Warna raisin purple terlihat oleh manik mata para murid ketika gerombolan anggota tim tersebut menuju lapangan Eidothea di sebelah barat akademi. Aalisha tak ada di antara mereka karena gadis itu sengaja terlambat agar tidak menjadi sorotan para murid, lagi pula dia masih menyembunyikan identitasnya sebagai anggota termuda di tim Oulixeus Arevalous. Meskipun beberapa tim asrama lain, sudah ada yang tahu, tetapi mereka diancam untuk tidak menyebarkan hal ini terutama pada para murid di Akademi.
"Akhirnya kau datang, kupikir kau akan tersesat," ujar Easton tersenyum sumringah ketika melihat Aalisha dengan seragam latihan melekat di tubuhnya, pedang Aeternitas di sampingnya, serta rambut Aalisha dikepang.
Aguero bersedekap. "Woah, kau sudah sangat siap Nona De Lune."
"Tidak juga sebenarnya aku lelah, tetapi aku yakin Damien akan menyeretku jika aku tak datang latihan," ujar Aalisha seraya menatap Damien yang menaikkan sebelah alisnya.
"Maaf ya, Nona De Lune," balas Damien, "tapi sudah kewajibanmu sebagai anggota untuk latihan karena jika kaubebal tak mau mengikuti latihan, kau akan mendapatkan konsekuensinya dari profesor Madeleine."
Aalisha berdecak dan wajahnya sangat angkuh. "Katakan saja jika kalian memerlukanku karena tidak bisa mengalahkan tim lain."
Para kakak tingkat itu langsung mematung karena perkataan menusuk Aalisha. Gadis kecil itu jauh lebih sombong dibandingkan Damien---terkadang Damien bersikap sombong layaknya para keturunan Majestic Families meskipun dia keturunan cabang---sebenarnya perkataan Aalisha tidak sepenuhnya benar, tidak sepenuhnya salah karena alasan Arevalous selalu kalah adalah tiga Majestic Families keturunan utama yang harus mereka lawan lalu Athreus dan Nicaise selalu bersaing jadi susah bagi murid lain mencari celah mengalahkan mereka.
"Karenanya harus ada sosok yang bisa membuat keduanya lepas dari persaingan dan memperhatikan musuh lain agar tim lain juga punya kesempatan," ujar Evanora.
Aalisha memutar bola matanya, malas. "Maksudmu keduanya selalu bersaing dan tak mau kalah di pertandingan Oulixeus, begitu? Karenanya jika ada aku, mereka akan memperhatikanku dan berniat mengalahkanku jadi ada kesempatan tim kita menang."
"Benar," sahut Bellezac, "mudahnya seperti ini, Athreus dan Nicaise adalah rival, mereka rela menghancurkan arena agar hanya mereka berdua yang beradu kekuatan supaya menang jadi seberusaha apa pun tim lain jika kedua Majestic Families itu sudah memutuskan untuk saling mengalahkan, yang lain akan binasa."
"Asal kau tahu," timpal Noah, "Nicaise dan Athreus pernah bekerja sama untuk mengalahkan tim lain di awal pertandingan agar hanya tim Faelyn melawan Gwenaelle saja yang bertarung di arena. Mereka bahkan takkan segan menggunakan kemampuan mistis demi menyingkirkan tim lain agar keduanya bisa beradu kekuatan setelahnya."
Kini Aalisha paham, pantas saja tim lain sulit menembus Faelyn dan Gwenaelle karena isinya adalah orang-orang gila. Bayangkan para Majestic Families itu bekerja sama hanya untuk menyingkirkan tim lain supaya di arena hanya tersisa mereka lalu bertarung agar menentukan Majestic Families mana yang paling kuat. "Kalian tetap kesusahan meskipun ada keluarga cabang Majestic Families? Oh ayolah, keturunan cabang itu tidak selemah yang kutahu."
Manik mata gadis itu serta yang lainnya menatap pada Damien Nerezza, ia menghela napas. "Aku bisa melawan mereka, tetapi sulit jika mereka bekerja sama demi menyingkirkan tim lain agar hanya tim mereka yang bertarung di arena."
Evanora menimpali, "jangan remehkan Damien, tapi ketiga Majestic Families saja yang gila. Damien bahkan sudah pernah berjuang mati-matian saat dia dikepung tiga Majestic Families sekaligus."
Manik mata Aalisha membulat. "Kau berkata sungguhan? Bukankah itu pelanggaran? Bekerja sama dengan pihak musuh demi mengalahkan musuh lainnya?"
"Tidak," balas Priscilla, "tidak curang."
"Mengapa bisa?" balas Aalisha, masih sedikit bingung dengan konsep Oulixeus ini karena di kediamannya dahulu, dia tak diajarkan Oulixeus, mengapa? Tentu saja karena ia tidak bersekolah. Sementara Oulixeus adalah pertandingan yang termasuk olahraga bergengsi yang dimainkan secara berkelompok.
"Jawabannya adalah apa pun bisa terjadi di Oulixeus bahkan membunuh lawan. Meskipun kini, hal itu ilegal, tapi dulu diperbolehkan." Damien akhirnya menjawab. "Pertandingan ini diibaratkan perang atau ekspedisi militer versi aman, ada juga yang mengatakan sebagai persiapan terjun ke peperangan atau ekspedisi zero domain. Atas hal inilah, ada banyak jenis rintangan di Oulixeus yang diibaratkan sebagai "ujian" jika pergi ke zero domain."
Easton terkekeh kecil. "Generasi kita sudah banyak perubahan aturan dan rintangan pertandingan Oulixeus supaya lebih manusiawi dan aman, jika di generasi jauh sebelum kita, ada pertandingan Oulixeus yang berlangsung hingga berbulan-bulan hanya karena dua tim tidak kunjung mengundurkan diri dan tak mau mengalahkan, mereka bahkan membuat tenda di arena dan mencari makan dengan cara berburu."
Kini Aalisha menyesal sudah masuk tim ini, tidak terbayangkan bagaimana nyawa Aalisha dipertaruhkan dan selalu di ujung tanduk hanya karena pertandingan gila ini. "Bagaimana dengan ras lain? Apakah Oulixeus juga ada di budaya mereka?"
"Ada," sahut Fabian, "Oulixeus sifatnya mendunia karena ada sejak zaman Majestic Families generasi ketiga dan semua ras punya budaya Oulixeus bahkan ada pertandingan antara bangsa manusia melawan bangsa ras lain, terkadang diselenggarakan setahun beberapa kali dan tim yang bermain adalah tim khusus yang dibuat dan dilatih langsung di bawah Kekaisaran Ekreadel."
"Jika kau jadi bagian dari tim Oulixeus itu, dipastikan hidupmu akan kaya raya tujuh turunan, tapi taruhannya nyawa," ucap Noah, "meskipun begitu di sekolah ini ada banyak yang mengincar agar bisa menjadi anggota tim tersebut."
Aalisha menyahut, "aku sih enggan, lagi pula aku akan terus kaya hingga seribu turunan sekali pun."
Tawa para kakak tingkat itu terdengar terkecuali Easton dan Noah yang berniat mencekik Aalisha karena kesal. "Tentu saja jika itu kau karena kau Majestic Families, tanpa kerja pun, kau akan tetap kaya! Berbeda dengan kami!" pekik Noah dan Easton bersamaan. Mereka seperti anak kembar padahal beda umur.
Terlihat Damien berbicara dengan Orly di lapangan Eidothea ini karena dengan bantuan Orly tersebut, maka akan muncul jenis rintangan yang hendak mereka gunakan untuk latihan hari ini. "Katakan lagi mengenai ketiga Majestic Families, aku harus tahu sebelum melawan mereka di pertandingan yang entah kapan terjadi."
"Mereka bergabung dengan tim Oulixeus sebelum kelas dua sama sepertimu, padahal syarat masuk tim Oulixeus itu di tahun kedua bahkan ada yang di tahun ketiga baru boleh bergabung," ujar Easton.
Aalisha menyahut, "ah, sama sepertiku ternyata."
"Majestic Families sedikit diberi keistimewaan," balas Noah.
"Katakan saja kalau kalian berdua iri," sahut Priscilla.
Sementara Evanora hanya menggelengkan kepalanya seraya menghela napas lalu berujar pada Aalisha. "Oh ya, kau tahu tentang Ordonium Generum?"
"Pernah dengar sekilas, jelaskan lebih rinci padaku," balas Aalisha.
Ordonium Generum jika diartikan berarti Peringkat di Seluruh Angkatan adalah sistem peringkat yang mengambil nilai berdasarkan seluruh Angkatan di Akademi Eidothea, ada tujuh Angkatan di sekolah ini. Sementara Urdovium Generum adalah peringkat per Angkatan. Perhitungan peringkat ini selalu berubah setiap harinya tergantung dengan nilai dan poin yang didapatkan para murid. Bisa dicek melalui Cyubes yang sudah tersambung dengan koneksi milik Eidothea Academy.
"Jadi Urdovium, peringkat per Angkatan sementara Ordonium, seluruh Angkatan di sekolah ini. Awalnya sebelum tiga Majestic Families masuk ke sekolah ini, Ordonium Generum selalu berubah-ubah, terkadang ditempati keturunan cabang Majestic Families, terkadang ditempati kakak tingkat di kelas enam atau tujuh, tetapi semenjak mereka ada di Eidothea, yeah ... kau tebak saja sendiri," ujar Evanora.
"Sialan, kau serius?" sahut Aalisha, "jadi peringkat seluruh Angkatan di sekolah ini ditempati oleh---"
"Benar," ucap Bellezac setelah mengencangkan ikatan tali sepatunya. "Athreus, Nicaise, dan Eloise, mereka bertiga yang selalu bergonta-ganti peringkat tiga teratas, terkadang selama sebulan nama Eloise di peringkat pertama, lalu nama Nicaise, lalu nama Athreus, dan selalu nama mereka bertiga yang selalu bertarung menempati peringkat pertama. Namun, paling sering bergonta-ganti adalah nama Athreus dan Nicaise di peringkat satu dan dua, sementara Eloise lebih sering bertahan di peringkat tiga."
"Kadang Nathalia Clodovea di peringkat empat," timpal Fabian, "tapi kini setahuku dia ada di peringkat lima atau enam, dia tidak segila tiga temannya yang gila akan peringkat."
Sesaat Aalisha terdiam, memikirkan perkelahian ketiga Majestic Families terutama Athreus dan Nicaise saja sudah membuat Aalisha lelah. Pasti tidak lama lagi akan ada berita panas yang membicarakan; apakah Aalisha mampu bersaing dengan ketiga Majestic Families? Sialan, ia tidak mau terlibat dengan hal-hal yang melelahkan.
"Mereka berempat, sejak kapan saling kenal?" ujar Aalisha.
"Kurasa sejak sekolah dasar," balas Damien, berjalan ke arah mereka. "Setahuku mereka berempat sudah mengenal satu sama lain jauh sebelum masuk ke Eidothea."
"Padahal ketiga Majestic Families yang berbeda keluarga," balas Aalisha.
"Karena itu, banyak murid menyorot mereka karena mereka berempat berteman sejak kecil padahal keempatnya punya latar belakang keluarga yang berbeda bahkan saling bersaing, tapi setahuku, Eloise dan Nathalia memang bersahabat karena keluarga Clodovea relasi keluarga Clemence. Terus berteman dengan Nicaise karena keluarga Nathalia ada yang menikah dengan keturunan cabang Von Havardur, terakhir mereka bertemu dengan Athreus, tapi tak ada yang tahu kenapa bisa bertemu, barangkali di pesta debutante atau pesta bangsawan, intinya Athreus terakhir bertemu mereka." Evanora menjelaskan seraya mengecek Cyubes-nya.
"Bagaimana bisa kautahu semua itu?" ujar Aalisha.
"Kurasa bukan rahasia lagi mengenai pertemanan mereka, bahkan pernah tersebar di surat kabar Lè Ephraim," ujar Evanora, "aku harus pergi, ternyata profesor Rosemary memanggilku lebih cepat."
Damien mendekati mereka. "Sudah mau pergi?"
"Ya, maaf aku tidak bisa ikut latihan," ujar Evanora. Sementara Aalisha memperhatikan percakapan Damien dan Evanora.
"Baiklah," sahut Damien, "jangan lupa, langsung istirahat setelah urusan dengan profesor Rosemary, karena besok ada latihan sihir."
"Okey, semangat latihan kalian semua," teriak Evanora melambaikan tangannya. "
"Dah, hati-hati," balas Damien.
Aalisha berujar, "kalian berdua pacaran?"
"TIDAK!" teriak Damien dan Evanora berbarengan.
"Oh, okay aku hanya asal bertanya," sahut Aalisha dengan polosnya dan mengundang tawa yang lain.
"Pertanyaanmu jangan aneh-aneh!" teriak Evanora bergegas pergi. Ia masih terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba itu.
Damien menggelengkan kepalanya, langsung berbalik ketika pentagram hijau mengelilingi lapangan. "Persiapannya sudah selesai, kita akan gunakan dungeon untuk latihan."
Easton dan Noah lekas merangkul Damien. "Bocah pendek itu membuatmu terkejut ya, Damien," ujar Easton.
"Telingamu memerah," timpal Noah yang lekas Damien menyingkirkan kedua tangan mereka.
"Jangan ada yang bercanda lagi! Fokus latihan hari ini!!" teriak Damien, wajahnya memerah karena amarah. "Jika ada yang bercanda, aku takkan segan menghukum kalian!"
Aalisha menatap Damien, lalu beralih pada Priscilla. "Apakah pertanyaanku tadi salah?"
Senyuman gadis itu terukir. "Kau tak salah, Damien hanya sensitif jika ada yang membahas tentang hubungan seperti itu. Asal kau tahu saja kalau keluarga Nerezza adalah keluarga yang paling sering melakukan pernikahan politik pada keturunannya jadi kebanyakan keturunan cabang Nerezza sudah memiliki tunangan, jarang di antara mereka yang bisa memilih pasangan sesuai kehendak mereka."
Bellezac berdiri di samping Aalisha. "Sebenarnya bukan rahasia lagi jika Damien menaruh rasa pada Evanora lho, bahkan Evanora juga, tapi sayangnya, Damien sudah dijodohkan dan memiliki tunangan sejak umur enam tahun."
"Menyedihkan, hidup sebagai bangsawan dan berhadapan dengan pernikahan politik sangat menyakitkan." Priscilla berjalan lebih dulu hendak memasuki dungeon, disusul Aalisha ketika arena latihan mereka sudah muncul. "Aku tidak tahu bagaimana pandanganmu, tapi aku berharap jika kau bisa memiliki cinta sesuai dengan kehendakmu, Nona De Lune."
"Maaf, aku tak tertarik dengan hal itu," sahut Aalisha.
Priscilla terkekeh. "Yeah, terlalu muda untukmu membahas cinta, tapi tidak ada salahnya jatuh cinta karena takkan ada yang tahu apakah kita akan menikah atau menemui kematian lebih dulu."
Aalisha tak menjawab hanya diam, entah apa yang ada di benak gadis itu ataukah ia sama sekali tak peduli dengan cinta dan sebagainya serta lebih memilih bertemu kematian lebih dulu? Sungguh sulit ditebak.
****
Kini Aalisha berada di dalam dungeon, terlihat samar-samar cahaya yang mengelilingi lapangan tersebut, selubung Neith yang menjadi barrier untuk dungeon ini sekaligus mencegah segala serangan sihir dari dalam dungeon ini keluar sehingga takkan terjadi kerusakan di area luar dungeon.
Gadis kecil itu paham bagaimana terbentuknya arena pertandingan hanya dalam sekejap saja, ternyata selain ditata dengan berbagai macam properti asli seperti waktu pertandingan Chrùin Games, sebuah arena pertandingan juga dapat diciptakan dengan teknik sihir berjenis penciptaan dungeon, lalu yang membantu menciptakan ini adalah para Orly yang telah dipilih oleh profesor Eugenius. Sehingga satu Orly biasanya dapat menciptakan beberapa jenis arena pertandingan sementara Orly lain akan menciptakan arena yang berbeda.
"Jadi Aalisha, ini adalah arena paling dasar yang ada di pertandingan Oulixeus dan terkadang digunakan untuk berlatih bagi para pemula," jelas Damien, "arena ini berada di tingkatan E, jadi dalam pertandingan Oulixeus ada beberapa tingkatan arena dan rintangan pertandingan. Dimulai dari tingkatan terbawah yakni E dan E+, D dan D+ hingga seterusnya dan tingkatan paling tinggi adalah SS+. Biasanya arena SS+ adalah pertandingan antara ras atau bangsa seperti bangsa manusia bertanding melawan bangsa Elf dan lain sebagainya."
"Cobalah tingkatan akhir itu, baru mulai kau mungkin akan langsung dibunuh para monster," timpal Easton.
Noah lekas menyahut, "tahun lalu arena pertandingan SS+ menyuguhkan salju yang penuh dengan monster pembunuh bahkan ada badai salju yang membuat banyak pemain menderita hipotermia."
Sekali lagi, ia semakin menyesal telah bergabung dengan tim ini. Kini ia hanya berharap jika tingkatan sekolah takkan semenyesusahkan tingkatan pertandingan antara ras atau bangsa. "Dalam pertandingan Oulixeus siapa yang biasanya menentukan arena pertandingan atau jenis rintangannya?"
"Pertanyaan yang cerdas Nona De Lune," sahut Priscilla, "izinkan aku yang menjawab, jadi sebelum pertandingan Oulixeus dilaksanakan, akan ada beberapa pihak tertentu yang akan terlibat dalam penentuan arena dan rintangan. Pihak ini disebut Dewan Utama Oulixeus atau singkatnya adalah Erincilium Oulixeus. Mereka ini terdiri dari dua belah pihak atau lebih yang menjadi tuan rumah pertandingan Oulixeus. Semisalnya, Eidothea yang menyelenggarakan pertandingan Oulixeus, maka Eidothea yang akan menjadi tuan rumah sekaligus menentukan arena dan rintangan pertandingannya. Jika pertandingan internasional seperti antara bangsa, maka salah satu pihak bangsa yang akan jadi tuan rumahnya sekaligus yang menentukan arena dan rintangannya. Sampai sini kau, paham?"
Aalisha menaikkan sebelah alisnya kemudian mengangguk seperti anak kecil yang diberi nasehat oleh ibunya. "Kalau begitu, apakah pernah suatu pertandingan Oulixeus disabotase entah arenanya, rintangannya, atau apa pun itu yang berakhir dengan membahayakan para tim yang berpartisipasi?"
Easton, Noah, Priscilla, Bellezac, Aguero, dan Fabian terdiam. Mengapa di antara banyaknya pertanyaan, gadis itu malah memilih pertanyaan tersebut? "Kau aneh ya, bukannya bertanya semisalnya mengenai peraturan Oulixeus atau berapa lama pertandingannya dilaksanakan, malah mempertanyakan hal itu?" ujar Fabian agak sulit memahami isi pikiran keturunan Keluarga Agung.
"Kauselalu mempertanyakan hal-hal yang di luar kotak, maksudku pertanyaan yang tak terduga," timpal Aguero.
Aalisha menghela napas. "Aku hanya memastikan beberapa kemungkinan termasuk sabotase pertandingan Oulixeus, ini bukan karena aku aneh, tetapi karena kalian saja yang punya otak dangkal."
Mereka hendak marah, tetapi di hadapan mereka adalah Keturunan Utama Majestic Families jadi mereka urungkan tersulut emosi dan lebih banyak bersabar. "Serius tak ada yang mau menjawab pertanyaan mudahku itu?"
"Aku yang akan jawab," kata Damien, "sabotase pertandingan Oulixeus tentu pernah terjadi, seperti ada pertandingan di salah satu Kerajaan di Kekaisaran Ekreadel. Sabotase itu dilakukan kelompok Phantomius, mereka mengambil alih dungeon, menjadikannya milik mereka dan membawa para iblis tingkat tinggi untuk membantai para peserta. Ada banyak korban terluka, bahkan ada yang mati. Tujuan mereka merusak pertandingan itu hanya untuk membunuh salah satu Keturunan cabang keluarga Von Havardur. Beruntungnya keturunan itu selamat meski anggotanya terluka."
"Seingatku juga di benua lain, ada pertandingan Oulixeus lalu disabotase oleh para Phantomius," ujar Bellezac, "tujuan mereka adalah menculik putri kerajaan yang ikut bertanding, penculikan digagalkan oleh kakaknya si tuan putri dan para penculik dimusnahkan sebelum kabur."
"Bacalah surat kabar atau Lè Ephraim, di sana ada banyak berita yang mengabarkan tentang sabotase pertandingan Oulixeus," ucap Priscilla.
"Jadi intinya sabotase dilakukan karena para penjahat itu punya tujuan tertentu 'kan?" ujar Aalisha, "dan karena ada seseorang yang mereka incar."
Para kakak tingkat itu mengangguk, Damien lekas menyahut, "ya, sabotase yang mereka lakukan karena ada tujuan tertentu dan seseorang yang menjadi target mereka. Namun, paling sering adalah anak-anak bangsawan tinggi atau keturunan Majestic Families."
Aalisha terdiam setelah mendengar perkataan itu. Ia tak terkejut karena Aalisha sudah menebak jika pertandingan ini pasti menjadi salah satu medan berdarah yang dapat dimanfaatkan berbagai pihak mana pun terutama organisasi kriminal seperti Phantome Vendettasius. "Baiklah, mari sudahi obrolan panjang ini dan mulai latihannya."
"Tentu saja, Your Majesty," ujar Damien seraya tersenyum dan membungkukkan badannya sesaat.
****
Arena latihan bertarung ini berada di tingkat paling rendah yakni E. Biasanya digunakan untuk melatih ketahanan fisik dan kecepatan. Arena latihan ini berbentuk tower raksasa yang terbuat dari kayu, tower-nya akan terus berputar searah jarum jam dan cukup lambat serta di dalamnya dapat dimasuki oleh para peserta, tetapi tidak sekaligus banyak. Tower tersebut terbagi menjadi empat lantai. Kayu-kayu yang membangun tower tersebut terlihat sangat kuat dan terukir dengan motif-motif.
Kemudian di bagian luar tower yakni tepatnya di dinding tower-nya, ternyata menempel banyak kayu yang ujungnya berupa pedang atau pisau tajam. Sehingga menciptakan rintangan berbahaya bagi para peserta. Aalisha menyadari jika para peserta dapat terluka semisal salah satu pedang menggores wajah mereka. Kemudian di dalam tower, tersebar wooden dummy yang ditempatkan dengan cerdik. Ujung dari wooden dummy ini juga berbentuk pedang yang tajam. Lalu ada rantai-rantai besi yang bergelantungan di langit-langit setiap lantai tower dan ada pula tangga dari tali di dua titik tertentu agar para peserta bisa naik ke lantai selanjutnya. Terakhir di lantai paling atas terdapat bendera merah yang berkibar karena tertiup angin. Bendera tersebut lah yang harus diperebutkan.
"Benda apa itu?" ujar Aalisha menatap pada benda yang berbentuk kotak dengan ada batang panjang warna hitam terbuat dari logam.
"Ah ini, Nit thermometrum," ujar Damien, "alat untuk mengecek kapasitas atau besarnya Neith yang seseorang keluarkan."
Benda yang ada di dekat Damien tersebut adalah Nit thermometrum yang berbentuk kotak hampir mirip dengan Cyubes atau Invinirium. Namun, di belakangnya terdapat tambahan alat yang bentuknya bulat, tetapi tipis seperti cermin. Warna Nit thermometrum itu hitam dengan tengahnya putih serta memperlihatkan semacam bar dan angka yang akan menunjukkan kapasitas atau besarnya neith.
"Digunakan untuk apa?" ujar Aalisha.
"Uhm jadi sebenarnya alat ini digunakan di beberapa pertandingan Oulixeus untuk mengecek kapasitas dan besarnya neith yang digunakan seseorang untuk melakukan sihir maupun mantra bahkan memperkuat tubuh." Aguero menjelaskan. "Jadi ada pertandingan Oulixeus yang memiliki peraturan jika para peserta tidak boleh kapasitas neith-nya melebihi batasan yang telah ditentukan oleh pertandingan Oulixeus tersebut jadi dengan alat ini, maka kita bisa memberitahukan rekan kita jika kapasitas Neith mereka melebihi batasan yang telah ditetapkan."
Tunggu jika ada batasan kapasitas Neith di beberapa pertandingan Oulixeus, artinya para peserta tidak bisa bebas menggunakan sihir tertentu karena ada beberapa sihir yang perlu kapasitas Neith yang besar agar teknik sihir tersebut berhasil digunakan. "Apa yang terjadi jika seseorang tidak sengaja melebihi batasan kapasitas yang telah ditentukan pertandingan?"
"Pengurangan poin," ujar Priscilla, "akan mendapatkan pengurangan poin dan jika poin peserta terus berkurang maka bisa didiskualifikasi."
"Kenapa ada jenis Oulixeus ini?" ujar Aalisha, "okay, aku tahu jika hanya ada beberapa pertandingan Oulixeus yang membatasi penggunaan Neith, tapi kenapa ada jenis pertandingan ini?"
"Aku tak ingat siapa yang memulai ide ini," balas Belezzac, "tapi hal ini dilakukan sebagai latihan karena ketika di peperangan atau ekspedisi militer Zero Domain. Densitas Neith bisa berubah-ubah, jika Densitasnya semakin rendah maka sulit tersedia Neith dan sulit bagi penyihir melakukan Nereum jadi otomatis sihir yang mereka gunakan terbatas. Adanya jenis pertandingan Oulixeus ini untuk mengajarkan orang-orang untuk menggunakan sihir di saat Neith mereka terbatas."
Aalisha diam sejenak, ada sesuatu yang terlintas di pikirannya dan dapat dibaca oleh Noah dan Easton. "Nona De Lune, tidak semua manusia diberkahi Neith sehingga mereka tak punya batasan Neith dalam diri mereka. Asalkan kau tahu jika hampir 45%, pasukan kesatria di Zero Domain kehilangan nyawa karena densitas Neith yang rendah sekali sehingga mereka tak bisa menggunakan sihir untuk melawan monster atau iblis."
"Aku tak mengatakan apa pun," balas Aalisha.
"Namun, terbaca jelas di wajahmu jika kau meremehkan kami yang punya batasan kapasitas Neith," timpal Aguero.
"Apakah aku pernah berkata jika aku tak punya batasan Neith?" sahut Aalisha.
"Memang tidak," ujar Damien, telah selesai mengatur Nit thermometrum untuk mendeteksi Neith. "Namun, tak bisa dimungkiri jika hampir kebanyakan Keturunan Majestic Families tidak memiliki batasan Neith jadi sihir mereka tak terbatas jumlahnya."
Aalisha terkekeh. "Siapa yang kau maksudkan, sebutkan satu nama untukku?"
Damien menatap sinis Aalisha. "Tidak perlu kusebutkan karena kau pasti bisa menebaknya. Lagi pula, makhluk rendahan sepertiku tak pantas menyebut namanya yang Sangat Agung itu."
Aalisha benci pembicaraan ini. "Baiklah, mari sudahi pembicaraan ini."
"Perlukah kujelaskan bagaimana jenis rintangan ini?" ujar Priscilla.
"Tidak perlu," ucap Aalisha, "aku hanya perlu mengambil bendera di puncak tower 'kan? Sangat mudah."
Para kakak tingkat itu hanya diam dan harus banyak bersabar menghadapi kesombongan seorang Majestic Families. "Ya! Jangan lupa batasan Neith-nya, jika poinmu terus berkurang maka kaukalah."
"Ah artinya aku tak bisa menggunakan sihir terbang?" Aalisha mulai melangkah mendekati tower.
"Tentu saja," balas Damien.
"Okay, aku siap, kurasa 3 menit saja sudah cukup." Maka Aalisha perlahan memasuki tower tersebut.
"Sangat sombong," kata Aguero, "menurutmu dia akan berhasil?"
"Aku sih bertaruh dia akan menang," kata Noah.
"Aku bertaruh dia kalah," ujar Easton.
"Aku netral saja," balas Belezzac.
"Jangan bertaruh untuk Majestic Families," ujar Priscilla, "terkadang mereka tidak tertebak."
"Bagaimana denganmu, Damien?" ujar Aguero.
"Gagal," kata Damien seraya tersenyum kemudian berteriak, "Nona De Lune!!! Alatnya mendeteksi kau sedikit melebihi batasan Neith! Poinmu dikurangi!"
Maka begitulah takdir akan tertuliskan. Berada di dalam tower tersebut. Rantai-rantai besi terlihat bergerak dengan sendirinya dan terus berusaha melilit kedua kaki Aalisha, sementara para wooden dummy terus berputar dengan ujung pedang yang tajam hampir menyayat tubuh Aalisha. Wooden dummy yang lain terlepas dari kayu dan bergerak seperti para prajurit dan kini mulai menyerang Aalisha. Maka Aalisha lekas menggunakan sihirnya dan menciptakan besi panjang untuk menangkis setiap serangan dari wooden dummy atau rantai-rantai besi yang hendak melilit kedua kakinya.
Tidak bisa menggunakan sihir berlebihan karena ada batasan Neith yang dikatakan Damien. Membuat Aalisha bertarung dengan senjata dan adu fisik. Kini ia melompat, menyerang, melakukan tendangan berputar, segara menaiki tangga untuk ke lantai selanjutnya, ia bahkan terkena beberapa serangan dari wooden dummy, tapi tak membuatnya gentar Ia terus menghancurkan setiap wooden dummy yang muncul tepat di depan wajahnya.
"Sial, ternyata sulit juga!" Sesekali ia mendengar Damien berteriak di luar tower jika poin Aalisha terus berkurang karena Neith-nya selalu melebihi batasan. Sebenarnya berapa batasan yang Damien atur, huh? Seolah-olah Aalisha bergerak sedikit saja maka Neith-nya sudah melebihi batasan.
Setelah melewati beberapa rintangan, dan menghancurkan sebagian wooden dummy, Aalisha tinggal menuju satu lantai lagi agar bisa mencapai puncak tower. Ketika menyentuh tangga tali, tiba-tiba tali tersebut berubah menjadi rantai yang seketika melilit kuat tangan kecil Aalisha, maka dengan ancang-ancang yang kuat rantai itu berhasil menariknya dan menerbangkan Aalisha hingga tubuhnya menghantam salah satu dinding tipis tower tersebut hingga hancur dan ia terempas ke luar tower lalu punggungnya menghantam keras rerumputan.
"Tiga menit, De Lune?" kata Damien dengan senyuman meremehkan.
"Sial!" teriak Aalisha lekas berdiri maka dengan kecepatannya, ia menuju tower kembali, melompati salah satu wooden dummy, menjadikannya pijakan, dan ia raih rantai yang hampir melilitnya makan dengan bantuan rantai tersebut, Aalisha berhasil mencapai puncak tower.
Para kakak tingkat termasuk Damien terdiam melihat bagaimana perlawanan Aalisha yang begitu cepat, gadis itu sampai memasang wajah mengejek pada mereka seraya menarik bendera yang ada di puncak tower. Namun, bukan kemenangan yang ia dapatkan. Tower tersebut seketika runtuh dan ambruk ke bawah bersamaan Aalisha yang jatuh ke bawah. Beruntung dia tak terluka karena melindungi diri dengan Neith. Namun, hal ini membuat poinnya habis akibat Neith-nya melebihi batasan.
"Bagaimana bisa," gumam Aalisha perlahan bangun dan menatap pada para kakak tingkat yang terkekeh. "Seharusnya aku menang bukan karena aku berhasil mendapatkan bendera ...." Ia terdiam karena bendera yang ia tarik tadi malah berubah jadi abu.
"Siapa bilang benderanya ada di puncak tower, huh?" kata Noah.
"Sial sekali," tukas Easton, "terkadang arena Oulixeus penuh jebakan."
"Kau kalah, poinmu habis dan benderanya ada di salah satu kepala wooden dummy yang kau hancurkan." Damien seraya menggunakan mantra dan kini kepala wooden dummy yang ia maksudkan terbang ke arahnya dan ia tangkap dengan lancar. "Harusnya kau bisa menebak jika benderanya takkan semudah itu terlihat oleh mata, barangkali hanya jebakan."
Mendengar hal itu Aalisha merasa sangat kesal sementara para kakak tingkatnya tertawa kencang terutama Easton dan Noah yang tidak berhenti tertawa sampai perut mereka sakit. Hal ini sukses menjadi pelajaran bagi Aalisha jika ia jangan terlalu meremehkan Oulixeus karena baru percobaan pertamanya pada arena paling mudah, ia gagal.
"Tenanglah," kata Priscilla, "arena ini memang sengaja dibuat penuh jebakan, hanya untuk memperlihatkan pada para anggota tim jika Oulixeus tak bisa diremehkan." Ia hendak membantu Aalisha berdiri, tetapi gadis itu tak mau karena Aalisha dapat berdiri tanpa bantuan. Sedikit membuat Priscilla potek hatinya.
"Kau lucu sekali tadi," ujar Noah.
"Ya, aku bisa melihat wajahmu yang terkejut itu saat tower-nya runtuh," timpal Easton.
Keduanya tertawa terbahak-bahak lagi. Membuat yang lain merasa jika keduanya sudah berlebihan seolah-olah di hadapan mereka bukanlah Keturunan Majestic Families. "Hey sudah kalian berdua." Belezzac memperingatkan. "Cukup."
"Memangnya apa yang akan terjadi," ujar Noah.
"Ya, apa yang akan dia---"
Seketika mereka semua diam membisu saat terdengar teriakan salah satu binatang magis, Bobynolous yang meraung-raung dan mulutnya menyemburkan api serta asap mengepul ke langit. Saat itu mereka melihat Aalisha tengah mengusap hidungnya yang berdarah seraya menyeringai kecil.
"Kini giliran kalian yang harus menghadapi tantangan dariku. Terutama Easton dan Noah Cressida."
"Selamat," kata Priscilla, "kalian membuatnya marah."
"Aku tak mau ikut campur," ujar Aguero, "ayo Belezzac, kita pergi." Dan Belezzac menuruti perkataan
"Ayo ke kantin rumah pohon," ucap Fabian.
"Aku juga," ujar Damien.
Mereka meninggalkan Easton dan Noah yang terpojok oleh Bobynolous. Kini keduanya sangat ketakutan dan meminta maaf pada Aalisha, sayangnya tak gadis itu maafkan.
"Matilah kita," ujar Easton.
"Kurasa besok kita akan absen karena malam ini tidur di rumah sakit," sahut Noah.
Sementara dari kejauhan. Seorang lelaki yang terbalut baju bukan seragam Eidothea dan jubah berwarna hitam tengah duduk di batang pohon seraya memperhatikan semua kejadian yang terjadi pada Aalisha dan lainnya. Manik mata lelaki itu bersinar kebiruan dan ia tersenyum saat menatap lekat-lekat gadis De Lune yang terlihat diselimuti amarah.
"Dia gagal, sayang sekali," ujar Athreus, "yeah, percobaan pertamaku saat bergabung dengan Oulixeus juga tak berjalan dengan lancar."
"Anda harus beristirahat Master," ujar seorang Orly yang mengenakan pakaian bangsawan dan berambut hitam panjang serta manik mata merah.
"Kau sudah tiba, bagaimana dengan kabar Duke pemerkosa itu?" ujar Athreus tersenyum lebar.
"Seperti perintah Anda," sahut Sang Orly, "Kerajaan Cretaeton menghentikan proses hukuman penggal kepala putri Baron Lory'an, dia selamat dan sedang menjalani perawatan sementara Duke Vicdithas dan seluruh keluarganya akan dihukum mati atas ditemukannya penjara bawah tanah di mansion keluarga itu yang berisi manusia yang diperbudak dan organ tubuh mereka diperjualbelikan."
"Baguslah sesuai dengan yang kuinginkan," ujar Athreus, "mereka bangsawan yang sangat menjijikkan."
"Sepertinya Anda harus kembali ke asrama dan beristirahat Master."
"Baiklah---"
Tiba-tiba seekor burung hantu putih singgah di salah satu batang pohon seraya memberikan Athreus sebuah surat kabar yang diterbitkan oleh Lè Ephraim. "Apakah ini berita tentang kematian Duke Vicdithas, cepat sekali beritanya disebarkan ...." Athreus terdiam sejenak, "ini bukan soal keluarga itu."
Athreus menatap surat kabar tersebut dan membaca tajuk utamanya. "Lima pasukan ekspedisi militer Zero Domain dari Bangsa Elf dikabarkan menghilang. Kemungkinan karena gagal melewati ujian yang diberikan Nott atau mati ditangan bangsa Iblis." Ia berdecak. "Berita yang tak menarik."
Athreus baru hendak membakar surat kabar tersebut, tetapi ia urungkan saat membaca akhir kalimat dari kabar mengenai hilangnya pasukan dari Bangsa Elf tersebut. "Namun, kemungkinan lain jika ada pihak ketiga yang tak diketahui siapa dan mengapa, telah ikut campur tangan dalam ekspedisi militer tersebut dan membinasakan seluruh pasukan."
Detik itu, Athreus berharap jika tidak ada hal buruk yang menimpa Eidothea karena entah mengapa ia lelah jika ada kemalangan lain yang hendak menghancurkan akademi ini maupun kehidupan manusia.
"Kembalilah," katanya pada Orly-nya, "tugasmu selesai dan aku hendak istirahat."
"Tentu saja, selamat beristirahat Yang Mulia."
◇─◇──◇─────◇──◇─◇
|| Afterword #8
Oulixeus menjadi olahraga pertandingan yang sangat bergengsi sehingga di setiap sekolah diwajibkan ada ekstrakurikuler Oulixeus. Saking bergengsi Olahraga ini, hingga dibuat pertandingan bersifat Internasional; pertandingan antara bangsa atau ras. Bahkan yang menjadi tim dari Oulixeus di bawah Kekaisaran ini akan dianggap sebagai salah satu pekerjaan paling makmur karena sudah dipastikan akan sukses dan kaya, tetapi taruhannya adalah nyawa.
Dahulu ketika masih generasi kuno, pertandingan Oulixeus benar-benar tidak manusiawi karena tidak sedikit dari para peserta atau anggota tim yang terbunuh di arena pertandingan atau keluar dalam keadaan cacat. Bahkan tercatat dalam sejarah jika ada beberapa pertandingan Oulixeus yang memakan waktu hingga berbulan-bulan. Atas inilah secara perlahan dam berdasarkan perkembangan zaman, Oulixeus pun diperbaiki dimulai dari jenis arena yang diperbolehkan, batasan umur, hingga aturannya agar tidak memakan nyawa lagi.
Berbicara mengenai Athreus, dia seperti remaja pubertas kebanyakan yang suka berbuat onar dan kenakalan, terlebih dia sangat terkenal dan semua orang menghormatinya. Namun, dia tetaplah bangsawan sekaligus Majestic Families yang sejak lahir diajarkan etika dan cara menghormati serta punya batasan. Dia memang jail, tapi dia takkan melecehkan siapa pun terutama seorang wanita. Karena jika ia lakukan, maka ..... [mengandung spoiler jadi teks ini dihapus]
Prins Llumière
Rabu, 07 Februari 2024
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top