Jawaban Q and A

Cuaca cerah menyinari Akademi Eidothea, terlihat anak-anak di akademi itu sedang menikmati hari Minggu mereka. Ada yang bermain bola, kejar-kejaran, tetapi menggunakan sihir. Kemudian ada yang menaiki sapu terbang atau balapan menunggangi kuda, ada juga yang berlatih menggunakan pedang atau busur panah. Terlihat pula, anak-anak bersantai menikmati hari ini dengan berbaring di halaman asrama mereka, lalu tak jauh dari sana ada yang bermain catur maupun monopoli sihir. Serta kegiatan lainnya. Mereka semua menikmati kehidupan akademi dengan normal.

Beralih ke dalam kastil akademi Eidothea, salah satu ruangan yang didominasi warna biru, terdapat pula meja bundar putih diselimuti kain, dua kursi putih juga, lalu di atas meja tersebut ada beberapa kue bolu, teko berisi teh, dua cangkir putih berukiran bunga tulip.

Sudah ada seorang pria di dalam ruangan tersebut yang menata meja bundar tersebut, ia juga meletakkan sapu tangan yang terdapat lambang akademi Eidothea. Ternyata pria itu adalah tuan Tamerlaine, Orly yang melayani profesor Eugenius, kini Tamerlaine kedatangan tamu penting.

Perlahan kubuka pintu tersebut, Tamerlaine memberikan penghormatan, lalu menuntunku menuju meja, menarik kursi, kini aku duduk sambil bersilang kaki di hadapan Tamerlaine.

"Kau berlebihan Tuan Tamerlaine, aku kemari hanya untuk menjawab pertanyaan, bukan menghadiri pesta teh," ujarku.

"Aku hanya tidak enak jika mengobrol tanpa menyuguhkan makanan atau minuman," ujar Tamerlaine. Dia benar tokoh yang kuciptakan dengan kepribadian baik dan sangat sopan, tidak heran Eugenius mau menjadikan pelayannya.

"Baiklah, kalau begitu mari mulai, waktuku tidak banyak. Aku harus kembali menulis karena sudah beberapa hari tidak menulis akibat marathon film. Ah, apa kau tahu kalau Game Last of Us dijadikan film?"

Tamerlaine menggeleng atas pertanyaan dariku. "Maaf, sayangnya Hamba tidak banyak tahu akan hal-hal di dunia Anda, Prins Llumière."

Aku tersenyum, apa pula kubawa dunia kuhidup ke Athinelon ini, mereka bahkan tak tahu apa itu Game online atau YouTube. "Maafkan aku, kalau begitu silakan, Tuan Tamerlaine, bacakan apa saja pertanyaan dari para pembaca yang kadang melunjak itu. Padahal jarang vote dan memberikan komentar."

Suara Tamerlaine terdengar, ia terkekeh. "Bukankah Anda terlalu spontan?"

"Tidak masalah, aku menulis dengan sepenuh hati, tanpa dibayar sepeserpun, hanya untuk memberikan cerita bagus dan berbobot, jadi mari, beritahu apa saja pertanyaannya dan kujawab semampuku."

Kini tangan Tamerlaine bersinar, pentagram sihir muncul, lalu dari pentagram itu ia ambil gulungan kertas berisi pertanyaan dari pembaca. Selagi Tamerlaine menjelaskan, aku meraih secangkir teh yang ia seduh, rasanya enak, enak sekali, bahkan lebih enak dibandingkan minuman boba atau susu dicampurkan dengan teh.

"Dikarenakan pertanyaan cukup banyak," ujar Tamerlaine, "lalu beberapa pembaca menanyakan hal yang sama, jadi aku pilah lalu yang sama akan dijawab sekaligus saja untuk tidak membuang waktu Anda."

"Bagus, tolong beritahu pembaca."

"Kepada para pembaca mohon disimak jawabannya karena jika tidak, niscaya author kita ini bisa tidak melanjutkan ceritanya, akibat kesal." Tamerlaine tersenyum sangat sinis.

"Tuan Tamerlaine yang berkata begitu, aku tidak," sahutku hendak mengelak.

"Baiklah langsung saja, pertanyaan 1, bisa jelaskan secara singkat identitas Anda Prins Llumière seperti asal Anda, kuliah Anda, dan juga jenis kelamin Anda?"

Aku tersenyum kecil sambil meletakkan cangkirku ke atas piring kecil berwarna putih juga. "Namaku Prins Llumière, sudah pasti itu nama pena karena aku tidak bisa mengatakan nama asliku. Kalau diterjemahkan, Prins artinya Pangeran sedang Llumière berarti Cahaya.

"Asalku dari Bumi, tepatnya Indonesia, kotanya, uhm, aku jelasnya tidak berasal dari pulau Jawa. Jadi aku bukan anak Jaksel atau Bandung, maupun Yogyakarta.

"Kini aku menempuh kuliah di Fakultas Ilmu Budaya dan mengambil jurusan Sastra Indonesia, serta memasuki semester 6. Sedikit stress, tapi mudah kulewati. Baiklah itu jawabku untuk pertanyaan pertama."

"Loh, belum Anda jawab, Anda ini perempuan atau laki-laki?"

"Tebaklah, lagi pula aku perempuan atau laki-laki tidak begitu penting. Pertanyaan selanjutnya."

Tamerlaine mencoret pertanyaan pertama. "Oke, pertanyaan 2, apa hobi Prins kemudian novel, pengarang novel, dan manhwa favorit?"

"Hobiku adalah hobi yang biasa disukai orang berkepribadian introver, membaca novel, light-novel, atau komik, webtoon, manhwa, manga. Lalu tentu saja menulis, mendengarkan musik, dan menonton film. Film favoritku kebanyakan film horor, thriller, slasher, pembunuh berantai, misteri, fantasi, action. Aku jarang menonton film romansa, kecuali film tersebut mengangkat tema Feminisme.

"Novel favoritku lebih mengarah ke genre fantasi, aksi, misteri. Sejujurnya aku jarang membaca wattpad karena lebih sering membaca novel, apalagi anak Sastra dituntut baca novel sastra klasik yang kadang nguras otak banget.

"Jadi kalau pengarang novel favoritku yah sudah ketebak Cok Sawitri, Seno Gumira Ajidarma, Budi Darma, Eka Kurniawan, Ayu Utami, Iwan Simatupang, Risa Saraswati, dan jajaran sastrawan, karena aku lebih sering baca novel sastrawan."

"Meskipun begitu masih punya Pengarang favorit di wattpad 'kan?" ucap Tamerlaine.

"Ya, aku suka karya Bayu Permana, Asri Aci, Luluk Hf, Kata kokoh, dan para pengarang wattpad di tahun 2017."

"Bagaimana dengan manhwa favorit?" Tamerlaine berujar lagi.

"Aku suka baca manga Jepang, terus nonton anime meski tidak sering. Setelahnya mulai suka webtoon yang rata-rata genre fantasi, aksi sama slice of life terus komedi, kalau manhwa sering yang transmigrasi, regresi, memutar waktu, serta tema kerajaan."

"Baiklah, mungkin karena bacaan yang rata-rata fantasi jadi memutuskan untuk menulis cerita yang sekarang?" ujar Tamerlaine.

"Maybe, langsung lanjut pertanyaan lainnya."

"Pertanyaan ke 3, tapi agak nyinggung, jadi pertanyaannya adalah Kak Prins, kakak juga pendek ya? maaf atas pertanyaan yg agak keterlaluan ini."

"Kurasa gambar ini bisa jadi jawabannya," sahutku.

Tamerlaine berdehem. "Pertanyaan 4 inspirasi dari cerita The Arcanum of Aalisha? Terus dapat idenya kapan?"

Aku sedikit berpikir. "Sebenarnya ada banyak inspirasiku dalam menulis cerita ini dimulai dari kegemaran membaca novel bertema fantasi terus aku juga suka membaca manga dan manhwa yang punya penjelasan detail, kemudian aku hendak menciptakan dunia sendiri sehingga terciptalah Athinelon yang lengkap dengan segala isinya; seperti ras penghuni dunia tersebut, wilayah dijaga oleh para Nott, serangkaian ujian demi mendapatkan zero domain, berbagai macam kerajaan dan kekaisaran dari berbagai macam ras, hingga peraturan dunia ini dan batasannya.

"Selain itu untuk inspirasi tokoh, aku agak bosan membaca cerita dengan tokoh utama yang memiliki sifat kepahlawanan, maksudku tokoh utama yang baik hati, akan melakukan segala hal demi menolong orang lain, atas inilah kuciptakan Aalisha.

"Berbicara mengenai dapat ide dari mana? Kurasa sejak dulu otakku sudah lebih dulu mengembangkan ide dari segala macam inspirasi yang kudapatkan, mudahnya nanam draft di otak, jadi nda ada tuh aku melamun dengan otak kosong karena otakku isinya selalu jalan cerita dari cerita-cerita yang ada. Terkecuali aku menjalani aktivitas lain. Misalnya saja, aku ada satu dunia lain selain Athinelon yaitu Acala, terus aku juga ada dunia cerita lain berupa distopia di mana para tokohnya adalah anak-anak spesial yang dijadikan percobaan oleh organisasi jahat. Semua itu awalnya berupa draft di otak saja, lalu hanya yang paling kompleks yang benar-benar kutulis jadi cerita.

Tamerlaine cukup heran mendengar jawaban tersebut, lalu dia lekas mencoret pertanyaan tersebut kemudian beralih ke pertanyaan selanjutnya. "Pertanyaan 5, bagaimana tahap cerita ini dibuat."

"Mudahnya kujabarkan begini,

1. Mendapatkan inspirasi, kemudian draft terbentuk di otak, kusimpan setiap ide yang ada.

2. Setelahnya membentuk kerangka cerita yang dimulai dari tema utama, world-building (penciptaan dunia), tokoh dan penokohan (Dimensi Sosiologis, Psikologis, Fisiologis) bersamaan nama tokoh. Para Majestic Families termasuk nama Kepala Keluarga, kemampuan mistis, kepribadian sifat, dan lainnya. Kemudian organisasi, serta penjahat utama.

3. Setelahnya mulai menulis premis cerita, dimulai dari siapa tokohnya, tujuannya, hambatan atau rintangan, kemudian ending dari ceritanya. Setelahnya aku mulai menulis sinopsis secara panjang yang dimulai dari perkenalan tokoh Aalisha hingga ending dari cerita ini.

"Oh ya, pesan dariku tolong bedakan antara SINOPSIS dan BLURB dalam sebuah novel atau cerita, karena sinopsis adalah ringkasan atau garis besar naskah yang menggambarkan isi dari sebuah buku. Sedangkan blurb itu gambaran singkat akan cerita, biasanya ada di belakang novel atau kalau di wattpad yah perkenalan di awalnya."

4. Setelah premis dan sinopsis, aku mulai menulis poin secara garis besar, dimulai dari introduction, inciting moment, rising action, climax, falling action, dan catastrophe. Jadi poin garis besar ini adalah alur atau plot yang harus ada di dalam ceritaku dan tidak bisa dihapuskan. Salah satu adegan yang termasuk poin garis besar adalah adegan chapter 49 ketika Aalisha menghajar Gezmez dan Devury.

5. Membuat poin kecil dari cerita, nah jadi setelah ditentukan poin besarnya maka kubuat poin kecilnya untuk menyambungkan ke poin besar cerita. Biasanya poin kecil ini aku buat per chapter. Kemudian poin kecil ini bisa berubah seiring penulisan cerita. Semisalnya adalah keseharian di akademi, kelas-kelas di akademi, atau adegan lainnya seperti pertengkaran antara Jasmine dan Aalisha.

Contohnya perhatikan gambar di bawah adalah salah satu poin garis kecil cerita:

6. Terkadang seiring berjalannya cerita akan ada istilah baru yang muncul, aku juga harus memperbaharui kerangka cerita di bagian para tokoh dan penokohan terlebih ketika tokoh baru muncul entah manusia atau para monster dan iblis juga. Aku juga menulis kamus mengenai kekuataan dari sihir-sihir yang pernah digunakan serta penjelasannya, tetapi kadang aku suka lupa sama teknik sihirnya jadi tak heran kalau teknik yang digunakan Aalisha atau tokoh lainnya kadang sama kwkwkw.

Tamerlaine untung saja tidak tertidur setelah mendengar jawaban panjangku, ya dia memang Orly terbaik yang kuciptakan apalagi punya kesopanan yang tinggi. "Baiklah Hama lanjutkan ke pertanyaan lainnya, lalu pertanyaan ini mengarah pada isi cerita. Pertanyaan ke 6, berapa chapter lagi untuk mengungkapkan identitas Aalisha?"

"Identitasnya akan terungkap menuju akhir cerita."

"Baiklah pertanyaan ke 7, kenapa keturunan Majestic Families sifat mereka akhlakless semua? kemudian apakah akan ada cerita lengkap tentang 8 Majestic Families nggak? Kayak Arc khusus masing-masing Keluarga?"

"Karena para Majestic Families memang begitu, mereka bukan orang baik, bukan juga orang yang jahat. Lagi pula siapa di dunia ini yang takkan sombong jika diberi banyak harta dan tahta? Mereka cukup menggambarkan bagaimana manusia itu sebenarnya. Kemudian untuk pertanyan Arc khusus, ya, setiap 8 Majestic Families akan ada Arc khusus masing-masing, tapi masih cukup lama. Oh terus aku mau spoiler, Arc khusus yang pertama akan membahas tentang Majestic Families Clemence. Jadi bersiaplah untuk cerita ketika di musim panas, tetapi cuaca yang menutupi malah musim dingin serta banyak nyawa akan mati. Kemudian kalian akan melihat interaksi dan kerjasama antara Aalisha dan Eloise, hmmm, menarik."

"Ahhhh, aku akan menantikannya. Oke, selanjutnya pertanyaan ke 8 bagaimana cara menyebut nama Aalisha?" ujar Tamerlaine.

"Kalau pronounce secara bahasa Inggris disebutnya Uh—lish—uh atau Uh—li—shuh, tapi sebut saja A—lis—sya untuk lebih mudahnya dengan bahasa Indonesia."

"Baiklah, mari beralih ke pertanyaan selanjutnya, pertanyaan 9, sebenarnya apa sih tujuan Aalisha? Dia seperti bukan berasal dari dunia yang sama kayak mereka, kayak Aalisha lagi dihukum sama Dewa?" Tamerlaine agak terkejut dengan pertanyaan tersebut. "Dia punya imajinasi yang bagus akan Aalisha ya."

"Tujuan Aalisha adalah hidup dan dia cuma boneka para Dewa, sekian. Untuk jawaban seriusnya mari lihat cerita ini berjalan! Next!!"

"Oke, dikarenakan ada beberapa pertanyaan yang sama jadi kugabung saja. Pertanyaan ke 10, apakah Aalisha punya hubungan antara Aldrich, lalu apakah dia keturunan De Lune, dan antara Wilhemina dan De Lune keturunan apakah Aalisha? Alisha sebenarnya siapa!"

"Hubungannya mereka sama-sama tokoh yang kuciptakan dan Aalisha keturunan emak bapaknya. Lalu siapa sebenarnya Aalisha? Tokoh dalam cerita ini, sekian."

"Pertanyaan 11, apakah Aalisha itu anti-hero?"

"Menurut sudut pandang para pembaca sendiri bagaimana?" sahutku capek menjawab jadi sekalian tanya kembali saja.

"Pertanyaan ke 12, kemampuan mistis Achelois itu apa saja, sudah atau belum dibahas?"

"Rahasia," sahutku.

"Pertanyaan 13, ini berupa pesan untuk Aalisha dari salah satu pembaca, isi pesannya yaitu Kok kamu jadi manusia kok hebat banget sih? Kok kamu gak tinggi tinggi ya?" Terlihat Tamerlaine hendak tertawa karena pertanyaan terakhir.

"Tolong panggilkan Aalisha kemari," perintahku segera.

"Tapi dia ada kelas profesor Solana," jawab Tamerlaine.

"Minta izin sebentar."

"Baik, akan kupanggilkan dia."

Maka lima menit berlalu dan kini di hadapanku adalah Aalisha dengan wajah masamnya menatap padaku. Aalisha lalu berujar, "kenapa makai topeng?"

"Sejak awal aku memang pakai topeng untuk menutupi identitasku, aku juga pakai suara palsu, hebat 'kan?"

"Alay," balas Aalisha.

"Lo asu sih kata gue," balasku dan Aalisha jadi bingung.

"Bahasa apa itu? Aneh," balasnya.

"Oke dari pada aku gila karena berantem dengan tokoh sendiri, jadi aku mau kaujawab beberapa pertanyaan. Jadi ada pembaca bertanya, Aalisha kenapa kamu jadi manusia kok hebat banget sih? Terus kenapa kamu nggak tinggi-tinggi ya?"

"Jelas aku hebat pakai nanya lagi, lalu apa-apaan pertanyaan biadab itu, kenapa aku nggak tinggi? Jawaban mudahnya karena pengarang yang ada di depanku sengaja ciptakan aku nggak tinggi terus karena aku cacat, siapa suruh aku dilahirkan 7 bulan terus prematur terus—"

Lekas aku membekap mulut Aalisha. "WOYYYYYYY DIAM AALISHA, MAU SPOILER KAH KAMU? DASAR TOKOH KURANG AJAR."

"Oke, apalagi yang mau ditanyakan? Kelasku masih jalan ya," balas Aalisha tanpa rasa bersalah.

"Tamerlaine, pertanyaan selanjutnya," ujarku.

"Pertanyaan ke 14 adalah Aalisha apakah kamu suka kangen atau penasaran sama orang tuamu?"

Sesaat ada ekspresi yang tidak bisa digambarkan dari Aalisha. "Gak." Maka lekas gadis kecil itu berdiri kemudian melenggang pergi, tak lupa dia membanting pintu dengan sangat keras.

"Dia bohong," sahutku, "sejujurnya dia cukup rindu, tapi mau rindu sama siapa? Dia saja tidak tahu bagaimana orang tua yang dimaksudkan tersebut."

"Langsung saja ya, pertanyaan ke 15. Apakah nanti Aalisha bakal ada kekasih atau cowoknya?"

"Ya, mari tunggu kisah tragedi cinta tersebut yang bakal kubuat lebih mengenaskan dari pada tenggelamnya kapal Titanic."

Tamerlaine terdiam membisu sesaat. "Pertanyaan ke 16, pertanyaan untuk Anda. Setelah cerita ini ada rencana buat cerita baru? Dan kalau ada, rencana kira genre apa?"

"Setelah The Arcanum of Aalisha, bakal ada Book 2 dari cerita ini juga, serta Book 3, dan seterusnya jadi nantikan saja. Kemudian mungkin aku bisa menulis cerita lain lagi yang bertemakan fantasi romance sudah ada premisnya, tapi belum kubuat Poin Besar dan Kecil ceritanya."

"Oke, pertanyaan ke 17, cerita ini bakal sebanyak novel Harry Potter atau sebanyak one piece tidak?"

"Ya, akan ada banyak."

"Pertanyaan ke 18 atau pertanyaan terakhir, Ceritanya bakal happy ending atau sad ending?"

"Kalau bertanya ending akan Book 1 bakak sad atau happy, aku rasa bisa Happy? Tapi untuk ending yang benar-benar ending entah di Book ke berapa, kurasa belum dipikirkan."

"Oke sudah selesai."

"Ya. Terima kasih." Maka sesi tanya jawabnya telah usai.

◇─◇──◇─────◇──◇─◇

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top