Chapter 37

|| Yuks, 20 vote dan 30 komentar^^

|| Chapter ini berisi informasi penting, perhatikan agar memahami chapter ke depannya

Sebelum makan malam, para murid diberitahukan untuk berkumpul di aula utama akademi Eidothea karena ada beberapa hal yang hendak disampaikan oleh kepala sekolah yaitu profesor Eugenius. Jadi setelah membersihkan diri dan mengganti pakaian dengan pakaian biasa, ada juga yang sudah mengenakan piyama, seperti Gilbert dan dua kakak Mylo.  Mereka kini janjian untuk bersama-sama pergi ke aula utama itu. 

Gilbert dan yang lainnya yang sudah bersiap dan berada di ruangan utama asrama, saling berbincang sambil menunggu Anila, Aalisha, dan Mylo. Entah mengapa mereka lama sekali. 

"Akhirnya kalian datang, sempat kami keliling dunia menunggu—oh wow, tak kusangka jika kau cukup memperhatikan penampilan," ucap Easton. 

"Ya, aku takjub, lalu pakaian itu cukup mahal sepertinya?" sahut Noah sambil meraup makanan karena sudah lapar duluan. 

Manusia yang dibicarakan oleh kedua kakak Mylo itu, tidak lain adalah Aalisha. Gadis itu tidak seperti murid lain yang hanya mengenakan kaus biasa dengan celana panjang atau piyama. Gadis itu mengenakan baju berkain flanel, lengan panjang, celana biru tua mencapai mata kaki, serta cardigan yang mencapai lututnya dengan warna biru juga. Selain itu, Aalisha juga mengepang rambutnya. 

Bagi Anila dan Mylo, sudah tidak heran dengan salah satu kebiasaan Aalisha jika gadis itu cukup memperhatikan penampilan. Di zaman sekarang sudah bukan hal mengejutkan jika masyarakat di luar kaum borjuis sering memperhatikan penampilan mereka apalagi sejak beberapa kaum bangsawan mencari istri atau suami dari kalangan proletar yang membuat mereka jadi menaruh perhatian pada penampilan, siapa tahu Dewa memberikan jodoh dari kaum bangsawan. Selain itu sudah banyak toko pakaian serba jadi bagi kaum proletar karena jika toko pakaian para bangsawan biasanya harus memesan model atau desain kemudian dijahitkan terkadang ada yang memanggil desainer terkenal. Pakaian jenis itu, harganya sangatlah mahal.  

Atas inilah, Mylo dan Anila tidak heran jika Aalisha menggunakan pakaian yang terbilang bagus. Meskipun gadis itu bukan bangsawan. Namun, ada hal yang membuat keduanya heran yaitu bahan bacaan Aalisha. 

Sebenarnya di kalangan masyarakat sudah tersedia perpustakaan umum yang boleh digunakan oleh setiap masyarakat, tidak dipandang dari kalangan apa. Hal ini langsung berasal dari titah Kaisar yang sangat mencintai ilmu pengetahuan. Perpustakaan-perpustakaan itu juga lengkap isinya dimulai dari pemahaman dasar akan segala bidang ilmu, buku pelajaran anak-anak, novel, kumpulan puisi, bahkan buku sastra serta sejarah. Jadi pastinya ada kaum proletar yang punya bacaan berkualitas juga.

Hanya saja, beberapa buku yang Aalisha bawa terkadang tidak ada di perpustakaan umum atau termasuk buku yang sudah tak dicetak lagi. Dia juga senang membaca sastra yang jika dipahami anak seumuran mereka maka akan membuat otak meledak. Namun, gadis itu ternyata bisa memahaminya. Aalisha tidak menunjukkan secara gamblang, tetapi Anila dan Mylo yakin jika gadis itu cukup pintar.

"Kenapa kalian lama," tanya Gilbert. 

"Menunggu Anila mengepangkan rambut Aalisha," sahut Mylo yang tak menyangka jika Aalisha bisa meminta bantuan seperti itu, dia pikir, gadis itu sangat cuek dan enggan meminta bantuan terkecuali hal mendesak.

"Sumpah?!" Frisca juga sama tercengangnya. "Aku tak menyangka jika kau punya sifat feminin." 

"Sudah kubilang kalau mau duluan, ya duluan karena kami agak lambat," ujar Anila. 

"Tak mau katakan sesuatu?" ucap Frisca pada Aalisha yang ternyata membawa novel berjudul Perempuan Diujung Jurang Kematian. 

Singkat cerita, novel ini berkisah tentang seorang perempuan naas yang sedang menunggu masa hukumannya oleh pihak kerajaan atas pembunuhan yang dia lakukan pada pria keturunan bangsawan Marquess. Delapan jam menuju masa hukumannya yaitu dipasung, dia dipertemukan dengan seorang bangsawan keturunan Duke yang dipanggil Duke Muda, sang Duke Muda hendak mendengar cerita yang membuat perempuan itu dihukum pasung. 

Maka perempuan itu menceritakan kisahnya sejak dia kecil yang hidupnya penuh penderitaan. Ayahnya seorang yang kaya, tetapi pemabuk lalu menghamili ibunya yang seorang budak. Naasnya, sang ibu tidak dinikahi, melainkan ditinggal begitu saja, jadi harus hidup penuh sakit demi menghidupi anak satu-satunya, lalu sang ibu mati karena dibunuh tanpa diadili.  Akhirnya sang anak atau si perempuan dikarenakan hidup tanpa pendidikan, dia rela bekerja apa pun demi sesuap makan. Dimulai jadi pembantu, tukang bersih kebun, membantu merawat binatang, hingga menjadi penari jalanan dan penari di pesta bangsawan. Namun, dia selalu menjaga harga dirinya sebagai perempuan yang tak mau ditindas oleh kaum laki-laki. 

Hingga suatu hari, dia diincar oleh Marquess gila yang hampir memperkosanya, tetapi gagal karena perempuan itu membunuh sang Marquess. Atas perbuatannya ini, perempuan itu dihukum mati oleh kerajaan. 

Di akhir cerita, sang Duke Muda berkata, "apakah kau menyesal telah membunuh Marquess itu dan kini dihukum mati, tanpa diadili karena yang kau lawan adalah bangsawan?"

Perempuan itu tak gentar menjawab, "tidak, aku tak mau berakhir seperti ibuku yang membiarkan dirinya direndahkan kalangan sosial. Aku lebih baik menjadi monster demi melindungi harga diriku, bahkan jika harus dihukum para Dewa di neraka. Namun, harus percayalah Anda, jika Marquess itu juga akan mendapatkan hukuman Dewa nantinya."

"Aalisha!" panggilan Gilbert, "serius banget, ditanya tuh, tak mau katakan sesuatu?"

Aalisha melirik sesaat pada Gilbert, beralih Frisca. Lalu membuang wajahnya dan segera menuju pintu keluar sambil berujar, "tidak jadi diamlah, kalian menggangguku."

Semuanya menatap pada gadis kecil itu dengan perasaan terheran-heran lagi. "Lihatlah dia!" sahut Noah, "sifatnya kadang seperti tuan putri kerajaan."

"Atau jangan-jangan dia memang tuan putri kerajaan yang menyamar? Biasanya pengarang novel suka kasih alur begitu," imbuh Easton.

"Imajinasi kalian gila," sahut Anila. 

"Ya, gila sekali," sambung Frisca.

****

Semua murid kini heboh dan membicarakan berita yang disebarkan melalui Lè Ephraim. Sebenarnya Lè Ephraim merupakan salah satu dari sekian media cetak yang ada di dunia ini, tetapi di kekaisaran ini, Lè Ephraim adalah surat kabar paling dipercaya oleh setiap kalangan masyarakat terutama masyarakat borjuis atau kalangan bangsawan. 

Surat kabar ini tidak hanya berisi berita terkini, tetapi berita yang jarang diangkat oleh surat kabar lain, tetapi Lè Ephraim mengangkatnya karena berita-berita itu begitu penting atau dapat menarik minat baca masyarakat. Sehingga Lè Ephraim selain mengangkat berita heboh dari kalangan bangsawan, tetapi berita di luar itu bahkan dari kalangan masyarakat proletar. 

Lè Ephraim juga menjadi surat kabar yang paling berkualitas dimulai dari gaya selingkungnya yang begitu menarik serta memperhatikan kode etik. Semisal saja, ada masyarakat yang diwawancarai, terus tidak mau identitasnya aslinya diketahui maka Lè Ephraim akan menyanggupi hal itu. Sebaliknya, jika ada pelaku kekerasan seksual, penjahat, perampok, para koruptor, dan lainnya. Maka wajah-wajah manusia bajingan itu akan terpampang dengan jelas tanpa disembunyikan atau di sensor sedikit pun bahkan terkadang dibuat headline agar seluruh masyarakat Kekaisaran tahu wajah dari manusia-manusia hina itu. Lè Ephraim juga berani mengangkat berita besar dan praktik kotor para bangsawan kelas atas bahkan berita akan Majestic Families. Padahal surat kabar lain tidak berani karena takut kepala mereka akan dipenggal akibat berurusan dengan Keluarga Maha Agung itu.

Selain berisi berita atau kabar, Lè Ephraim juga menyuguhkan gosip-gosip yang sedang memanas. Biasanya gosip ini tersebar paling banyak di kalangan masyarakat kelas atas karena mereka sangat suka berita seperti itu. Biasanya para masyarakat borjuis akan membicarakan gosip yang tersebar di Lè Ephraim ketika acara salon atau pesta bangsawan. Hal ini semakin membuat Lè Ephraim dikenal oleh dunia dan posisinya sebagai media surat kabar terbaik takkan pernah tergantikan. 

"Pernahkah kau berpikir siapa dia sebenarnya?"

"Sungguh selama ini, tak ada yang tahu wajahnya bagaimana!"

"Jangankan wajah, kita saja tidak tahu, dia pria atau wanita!"

"Ya benar sekali, salah satu alasan, Lè Ephraim selalu berani mengungkapkan segala berita bahkan berani terhadap Majestic Families adalah karena hingga kini …." Suara murid itu menjadi sangat pelan. "Tidak ada yang tahu siapa Lè Ephraim itu siapa, tak ada yang tahu identitas aslinya."

Itulah yang menjadi salah satu rahasia terbesar yang hingga kini tidak pernah terkuak, bahkan ada yang memasukkan identitas asli Lè Ephraim dalam salah satu keajaiban di dunia. Berbeda dengan media surat kabar lain yang memiliki jurnalis atau seseorang yang melakukan wawancara.  

Lè Ephraim berdasarkan rumor yang tersebar, bahwa dia hanya satu penulis saja dan nama Lè Ephraim lebih merujuk pada nama pena penulis tersebut dibandingkan media surat kabar yang memiliki banyak pekerja jurnalis. Namun, dikarenakan setiap tulisannya dimuat dalam bentuk surat kabar berupa kertas atau koran, maka sepakat jika dianggap sebagai media surat kabar, tetapi seluruh masyarakat tahu jika Lè Ephraim hanya satu orang saja. Sedangkan proses pencetakan dan disebarkan beritanya dilakukan oleh tim rahasia Lè Ephraim yang sama sekali tidak diketahui identitasnya juga. 

Kehadiran Lè Ephraim terkadang menjadi ancaman atau malapetaka bagi beberapa pihak karena Lè Ephraim benar-benar mampu mengungkapkan hal-hal atau praktik kotor yang disembunyikan oleh para bangsawan atau masyarakat tertentu sehingga tidak heran jika banyak pembenci Lè Ephraim di Kekaisaran terutama kalangan bangsawan kelas atas. 

Bayangkan saja jika seorang bangsawan melakukan pekerjaan kotor diam-diam, tetapi berhasil terkuak dengan mudahnya oleh Lè Ephraim. Bangsawan-bangsawan itu pasti menyimpan dendam kesumat dan akan memberi imbalan besar bagi siapa pun yang berhasil mengungkapkan identitas asli penulis itu. 

Sehingga tidak jarang media surat kabar lain hendak mengungkapkan identitas asli Lè Ephraim, tetapi selalu berakhir dengan kegagalan. Tidak hanya pihak surat kabar lain, melainkan beberapa bangsawan besar juga sering mengirim seseorang untuk  mengungkapkan identitas Lè Ephraim bahkan ada desas-desus mereka mengirim komplotan penjahat seperti pembunuh bayaran untuk mengungkapkan identitas Lè Ephraim serta memajang kepalanya di hadapan seluruh kekaisaran. Hanya saja, seolah-olah Para Dewa begitu berpihak pada Lè Ephraim, semua rencana pengungkapan identitas itu selalu gagal.

Akibatnya banyak rumor yang berujar jika bisa saja Lè Ephraim berasal dari bangsawan kelas atas juga karenanya ada banyak dukungan dan pelindung. Lalu ada juga yang berpendapat jika Lè Ephraim berasal dari Majestic Families sehingga identitasnya selalu gagal diungkapkan. Maka asumsi-asumsi itu hingga kini tak pernah diketahui kebenarannya.

Meskipun begitu banyak yang bertaruh juga jika semua rencana itu akan gagal bahkan Lè Ephraim akan lebih dulu mengungkap kebusukan mereka karena seperti yang diketahui seluruh kekaisaran bahwa, "tak ada rahasia yang bisa disembunyikan dari penglihatan Lè Ephraim".

Aalisha duduk di hadapan Noah dan Easton sedangkan sampingnya ada Anila serta Mylo. Kini mereka sedang dalam diskusi yang amat sangat serius bahkan Gilbert tak mau bercanda. 

"Jadi rumornya benar karena di Lè Ephraim juga tersebar kalau Phantome Vendettasius sudah kembali bergerak?" ujar Mylo. 

"Ya itulah mengapa profesor Eugenius mengumpulkan kita untuk membicarakan masalah ini," sahut Noah, "profesor tak mau menutupi kabar ini dari kita apalagi sudah tersebar di surat kabar Lè Ephraim."

"Terutama korbannya bukanlah masyarakat proletar melainkan bangsawan penting di kerajaan," sambung Easton. 

"Bagaimana bisa? Mereka langsung menyerang bangsawan kerajaan? Bukankah itu gila, apa yang mereka incar," sambung Frisca.

"Kerajaan apa?" ujar Aalisha karena tak sempat membaca koran. 

Easton mulai menatap adik-adik tingkatnya ini. "Kerajaan Axecillite, kerajaan di selatan kekaisaran. Sangat jauh dari sini, mungkin bisa mencapai dua Minggu lebih jika hendak ke sana. Kabarnya para Phantomius—melakukan serangan pada lima bangsawan; dua Viscount, dua Count, dan satu Marquess. Satu Viscount berhasil mereka bunuh, sisanya terluka parah. Keluarga mereka ada yang dikabarkan terluka juga, ada yang berhasil dibunuh. Penyerangan itu dilakukan pada hari yang sama. "

"Sialan, ada yang mati, sebenarnya apa yang mereka incar?" sahut Gilbert.

"Putri Kerajaan Axecillite, tuan Putri Olivia Perenzie adalah target mereka. Jadi putri bangsawan Marquess Guzaldi melakukan pesta debutante, dikarenakan putri mereka berteman baik dengan putri kerajaan Axecillite jadi tuan putri diundang ke debutante Guzaldi. Pas di tengah-tengah acara, penyerangan terjadi, beruntung tuan putri selamat, tetapi Marquess Guzaldi jadi terluka parah karena harus turun tangan. Pihak kerajaan langsung dikerahkan dan para Phantomius saat itu berhasil ditangkap." Itulah berita yang Easton baca dari kabar yang tersebar melalui  Lè Ephraim.

"Benar-benar, mereka sangat nekat untuk menyerang langsung terutama distrik yang ada di kerajaan," ujar Anila. 

"Jelas saja, apalagi ketika eksekusi para Phantomius itu, mereka sama sekali tidak ketakutan malah bahagia karena mereka hampir menyelesaikan misi untuk tuan mereka," jawab Noah. 

 "Mereka benar-benar iblis," sahut Frisca, "gila, pendosa, musuh Dewa."

Phantome Vendettasius adalah organisasi kriminal paling kejam di dunia serta kultus pemuja raja Iblis. Salah satu keturunan utama Raja Iblis pendahulu yang menurunkan kutukan Cenobia pada Majestic Families dikatakan masih hidup meskipun tersisa satu. Keturunan utama itulah yang mendirikan Phantome Vendettasius sekaligus menjadikan kultus pemuja dirinya sebagai raja Iblis yang baru. Raja iblis itu adalah Ezequiel Jedidiah Thrathretha Zieldarchiet

Ezequiel adalah Iblis tingkat tinggi yang mencapai kesempurnaan dikarenakan hal ini wujudnya menyerupai manusia. Umurnya sudah lebih dari 500 tahun, tetapi tidak mencapai keabadian. Dikarenakan ini salah satu tujuan Ezequiel adalah mencapai keabadian dan menguasai Athinelon seperti pendahulunya. Namun, hal itu tidak mudah selama para Majestic Families masih hidup, karenanya Phantome Vendettasius mencari segala cara untuk meruntuhkan para Majestic Families. 

Raja Iblis Ezequiel memiliki banyak kerajaan sendiri di wilayah kekuasaan iblis miliknya. Kerajaan itu dipimpin oleh beberapa iblis tingkat tinggi serta paling patuh menyembahnya. Kerajaan utama yang menjadi tempat Ezequiel tinggal, hingga kini tidak diketahui keberadaannya. Bahkan iblis bawahannya tidak mengetahui di mana pastinya kerajaan itu. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya suatu pengkhianat atau penyerangan dari bangsa lain yang menggunakan iblis bawahannya untuk mengungkapkan di mana kediaman Ezequiel. Terutama antisipasi terhadap garis keturunan De Lune yang mampu mengendalikan makhluk hidup. 

Di dalam Phantome Vendettasius, ada tingkatan kebangsawanan. Ezequiel yang tidak begitu mempercayai iblis lain, maka dia mengangkat sepuluh iblis tingkat tinggi yang juga mencapai kesempurnaan untuk menjadi iblis kepercayaannya atau disebut sebagai Tangan Kanan langsung dari raja Ezequiel. Jika dalam ras manusia, maka dianggap sebagai bangsawan kelas atas atau tetua tertinggi dalam suatu keluarga. 

Sepuluh iblis itu disebut dengan  Apos'teleous, nama lain mereka adalah Utusan Pembawa Wahyu Raja Iblis. Para Apos'teleous memiliki kursi atau tahta mereka masing-masing. Lalu setiap Apos'teleous memiliki bawahan atau pengikut. Setiap pengikut yang menyembah Raja Ezequiel serta bawahan dari para Apos'teleous dikenal sebagai Phantomius atau Pengikut Raja Iblis. 

Para Phantomius tidak harus berasal dari kalangan iblis, tetapi seluruh makhluk hidup, ras, atau bangsa yang mendedikasikan diri serta menyembah sang raja iblis, sehingga tidak mengherankan jika ada manusia yang menjadi bagian dari Phantomius dan menyembah raja Ezequiel.

Kekuatan para Apos'teleous sangatlah kuat dibandingkan para iblis lain. Mereka tidak hanya ahli dalam menggunakan sihir, kekuatan spesial bangsa iblis, tetapi sangatlah cerdas. Namun, beberapa Apos'teleous berstatus tidak aktif atau bahkan keberadaan mereka tidak diketahui karena tidak pernah memperlihatkan diri mereka di hadapan dunia. 

Mereka lebih memilih untuk berdiam diri di kastil masing-masing. Para Apos'teleous lebih sering memerintah Phantomius untuk melakukan misi atau pekerjaan, tetapi ada waktu-waktu tertentu ketika Apos'teleous akan bergerak atau berkumpul yaitu ketika rapat besar bersamaan dengan raja Ezequiel. 

"Benar-benar gila, bagaimana mungkin Phantomius yang melakukan penyerangan itu adalah manusia penyembah kultus iblis," ujar Mylo. 

Easton setuju dengan perkataan adiknya itu. "Karena itu, pihak kerajaan Axecillite sangat marah besar ketika tahu jika manusia yang menjadi Phantomius."

"Dikarenakan para Phantomius tidak hanya berasal dari bangsa Iblis, tetapi ada juga manusia. Kekaisaran kita, Ekreadel menurunkan undang-undang yang berisi bahwa siapa pun dari kalangan mana pun yang menjadi Phantomius atau menyembah raja iblis akan langsung dihukum mati tanpa pengampunan sekali pun. Meskipun begitu, tetap masih banyak manusia yang menjadi Phantomius bahkan dari tahun ke tahun jumlahnya bertambah," imbuh Noah.

"Kau benar, pernah kudengar berita sekitar enam tahun lalu kalau ada pendeta kuil yang katanya sangat alim dan suci, ternyata seorang Phantomius," balas Gilbert. 

Frisca mengangguk kecil. Kabar itu juga dia dengar dan setelah itu, pihak kekaisaran pun mencari tahu lebih jauh dan ternyata banyak sekali pihak kuil yang ternyata menyembah raja iblis Ezequiel. "Kurasa siapa pun bisa menjadi Phantomius, tidak peduli apakah dia adalah sosok alim, suci, termasyhur, atau dari keluarga atas sekali pun."

"Aku penasaran, apa yang membuat mereka jadi menyembah raja iblis, bukankah bangsa iblis yang membuat dunia ini menjadi zaman kegelapan dan setiap ras akhirnya menderita?" ujar Mylo.

"Kurasa pertanyaan itu senada dengan banyaknya pertanyaan di dunia ini," sahut Aalisha yang akhirnya membuka mulut dikarenakan sejak tadi dia hanya diam sambil mendengarkan yang lainnya mengoceh. "Salah satunya, kira-kira apa alasan manusia saling berperang padahal kita berasal dari ras yang sama. Kedua, mengapa masih banyak manusia yang menindas manusia lain bahkan berani membunuh hanya karena perbedaan kasta? Jadi semua alasan itu, tentu kembali pada jawaban setiap manusianya." 

Mereka terdiam sambil menatap pada gadis kecil itu yang menyeringai. "Perkataanmu benar-benar menusuk ya, tapi tidak ada salahnya apa yang kau katakan," ujar Noah. 

"Tentu saja, karenanya tidak mengherankan jika ada manusia yang menyembah kultus iblis itu. Setiap makhluk di dunia ini, mampu bersikap seperti iblis." Perkataan terakhir Aalisha menjadi penutup dari pembicaraan mereka karena profesor Eugenius akhirnya memasuki aula tersebut bersama dengan dua Orly di kanan-kirinya.

Profesor Eugenius mengenakan pakaian yang terbilang cukup memancarkan aura pria muda. Biasanya Eugenius akan mengenai pakaian terusan, tetapi kali ini dia mengenakan baju dalam dengan turtleneck berwarna abu-abu kemudian dilapisi pakaian mewah berwarna krem yang panjangnya mencapai pinggang, atasnya terdapat selendang hitam yang melingkar dari bahu kiri hingga bahu kanan ke belakang. Kemudian dia mengenakan celana dengan warna krem juga, sepatu boots hampir mencapai lutut. 

Di belakang profesor Eugenius, Aalisha melihat master Arthur yang datang berbarengan. Sudah tidak perlu dikomentari karena Arthur selalu dengan pakaian yang sangat mewah serta menarik perhatian siapa pun yang melihatnya. Di akademi ini yang bisa bersaing dengan master Arthur tentang desain pakaian adalah wanita yang berada di meja ujung, tepat di sebelah profesor Madeleine, wanita itu adalah profesor Rosemary. 

Wanita yang berhasil mengalahkan profesor Reagan dengan mudahnya dalam pertarungan pedang padahal profesor Rosemary mengenakan gaun dan high-heels. Aalisha tidak habis pikir, bagaimana bisa wanita itu dengan lincahnya bertarung tanpa terhambat gaun dan high-heels, jika Aalisha di posisi wanita itu sudah diyakini, dia akan kalah bukan karena musuhnya kuat, tapi high-heels yang dikenakan patah atau tersandung gaunnya sendiri.

"Apa sih senyum-senyum," gumam Aalisha karena hendak kembali menatap profesor Eugenius yang naik ke podium, tetapi manik matanya tidak sengaja bersinggungan dengan master Arthur yang kemudian tersenyum padanya.   

Semua murid kini hening ketika suara profesor Eugenius terdengar ke seluruh ruangan. "Aku ingin berterima kasih karena kalian sudah mau meluangkan waktu untuk berkumpul di sini. Ada beberapa hal yang akan kubahas terkait dengan kabar yang akhir-akhir ini terdengar di luar akademi."

Maka dimulailah dengan profesor Eugenius menjelaskan jika Phantome Vendettasius sudah kembali bergerak setelah beberapa bulan terakhir mereka atau pengikut mereka tidak melakukan pergerakan. Banyak sekali asumsi-asumsi yang membuat organisasi itu akhirnya kembali menjalankan misi-misi gila mereka. 

"Bagaimana dengan Majestic Families, apa mereka akan ikut andil akan serangan Phantomius?" ucap Gilbert. 

"Mustahil," sahut Anila, "bagi mereka penyerangan kecil yang terjadi saat ini, hanyalah masalah sepele yang bisa diselesaikan pihak kerajaan atau kekaisaran jadi untuk apa mereka turun tangan."

"Andromeda benar sekali, ingat kejadian dua tahun lalu ketika sebuah desa di utara kekaisaran terbakar dan masyarakat mati semua akibat serangan Phantomius? Para Majestic Families bahkan tidak menaruh simpati sedikit pun," sambung Noah. 

Easton ikutan berujar, "kemungkinannya seorang Majestic Families akan turun tangan kalau yang mengacau adalah salah satu Apos'teleous. Itu pun kalau mereka membuat dunia hampir diambang kehancuran."

"Jadi bagaimana kita nanti, apakah kita akan dipulangkan sampai keadaan di luar sana tenang?" ujar Gilbert.

"Libur terus ya pikiranmu," sahut Anila.

Mereka kembali memperhatikan profesor Eugenius. "Meskipun banyak serangkaian penyerang terjadi di luar sana. Kalian akan baik-baik saja di akademi ini karena harus kalian tahu bahwa Akademi Eidothea menjadi tempat teraman di seluruh Athinelon." 

Perlahan Aalisha menopang kepalanya dengan tangan kanan sambil menyeringai. "Baiklah mari lihat ke depannya bagaimana."

◇─◇──◇─────◇──◇─◇

Hola, hola^^ Akhirnya kita bertemu dengan Villain Utama dalam cerita ini, yaitu Phantome Vendettasius.

Selain itu mari berteori karena ada salah satu pembaca yang komen cukup menarik di chapter sebelumnya^^

Kamus Istilah:

- Lè Ephraim: Surat kabar di Kekaisaran Ekreadel

- Phantome Vendettasius: Organisasi penyembah Raja Iblis

- Apos'teleous: Sepuluh Tangan Kanan Raja Iblis atau Pengikut Raja Iblis Tertinggi

- Phantomius: Pengikut Raja Iblis

Prins Llumière

Minggu, 20 November 2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top