Chapter 16

Setelah kejadian bom neith yang tidak disengaja oleh salah satu kelas angkatan baru yang membuat binatang magis menjadi panik. Banyak kelas yang merasa senang karena hari itu, semua pelajaran ditiadakan, karena beberapa pengajar harus membantu menenangkan para binatang magis. 

Parahnya ada satu binatang magis yang sangat besar dan memiliki sayap, dikatakan lepas dan keluar dari wilayah akademi sehingga master Arthur serta master lainnya harus mengejar binatang tersebut. Kasihan sekali.

Kini beberapa murid di angkatan lain membicarakan murid baru yang menjadi penyebab semua ini. Meskipun masih ada pro dan kontra alasan para binatang magis menjadi panik karena jika alasannya adalah suara ledakan orxium maka agak tidak meyakinkan, suara ledakan itu tidak terlalu keras terlebih tempat terjadinya ledakan orxium dengan kandang para binatang cukup jauh. 

Ada yang mengasumsikan jika karena gelombang neith yang tidak stabil membuat mereka panik. Namun, dibantah lagi karena ledakan neith entah dari mata pelajaran ramuan atau kelas mantra sering terjadi dan para binatang magis tidak panik. 

Lalu apa alasan pastinya? Ah yang terpenting adalah semuanya terkendali dan tidak ada yang menjadi korban dari amukan binatang magis, itulah yang dikatakan profesor Eugenius dengan senyuman khasnya. 

Maka kini, hidup Aalisha semakin tidak tenang karena perlahan tersebar akan dirinya yang menjadi murid pembebas kelas tempo hari. Sedangkan hinaan tetap terdengar karena Aalisha yang ternyata tak memiliki bakat sihir, tetapi berani menantang keluarga terpandang. Ya! Lanjutkan saja gosip dan hinaan itu, Aalisha sama sekali tidak peduli!

"Binatang magisnya sudah ditemukan?" tanya Frisca. 

"Sudah kemarin," sahut Anila dan kini mereka bersama-sama menuju kelas hari ini. 

"Syukurlah, kupikir binatang itu akan mengacaukan perkotaan."

"Bukankah lebih baik begitu? Jadi bisa saja kita libur karena masyarakat demo ke akademi ini," sahut Gilbert tanpa rasa malu. 

"Kau gila? Belum satu bulan di akademi ini dan kau minta libur?" ucap Anila. 

"Maaf, maaf aku hanya bercanda!" sahut Gilbert.

"Aku masih kesal dengan boneka kemarin," tutur Frisca. 

"Ya, harusnya boneka itu kupelintir lalu dibakar hingga menjadi abu." Mylo menyahut dengan penuh rasa kesalnya. "Bagaimana Aalisha, haruskah kulakukan untukmu?"

"Adanya kau yang akan dipelintir oleh boneka itu," sahut Aalisha merasa semakin tidak tenang karena mereka terus-menerus mengikuti dan mengoceh di dekat Aalisha. 

Gadis itu terlihat mengurai rambutnya yang hampir menyentuh pinggang. Kemudian sebagian rambut di sebelah kanan, dia kepang kecil lalu diberi hair wraps string berwarna biru muda. Meskipun dia begitu cuek dengan keadaan sekitar, tetapi Aalisha ternyata memperhatikan dan selalu menjaga penampilannya. 

"Aalisha, aku baru sadar, kau mengepang rambutmu!" ucap Frisca, "sungguh kau terlihat imut menggunakan itu terus kuperhatikan, seragammu sangat pas padahal aku saja masih agak kebesaran." Frisca menatap blazer milik Aalisha. 

"Hei dia benar juga, kau ternyata pandai berdandan," timpal Gilbert. 

"Seragam ini limited edition dan aku tak perlu pujian kalian," sahutnya acuh tak acuh. "Lagian apa kalian tak ada kerjaan selain mengikutiku?"

"Kan kita mau ke kelas bersama," sahut Anila. 

"Kau juga harus dijaga, takut hilang," timpal Gilbert dan mendapatkan tendangan di kaki hingga ia memekik sakit. "Gila, meski pendek, sakit juga kau tendang!"

Hari ini mereka menggunakan seragam desain kedua yang terdiri dari kemeja putih, blazer prussian blue, dan capelet cloak.

Kemeja memiliki desain kerah spread kemudian single-breasted. Warna dasar kemejanya adalah putih. Garis tepi sepanjang kemeja serta kancing berwarna hitam. Lengan kemeja panjang dengan desain french cuff untuk mansetnya.

Kalau desain pertama menggunakan rompi, pada desain kedua menggunakan Blazer yang memiliki desain kerah notch lapel dan double-breasted (kancing dua baris), tanpa kantung serta berlengan panjang. Mansetnya dengan desain 3 button angle cuff. Warna dasar blazer adalah Prussian blue dan warna dalam silver serta garis tepi jahitan berwarna emas. Celana dan rok sama seperti desain pertama, begitu juga sepatu yang diperbolehkan jenis apa pun asalkan warna hitam. 

Terakhir adalah jubah. Jika desain pertama jubahnya memiliki lengan, desain kedua menggunakan Capelet Cloak yang merupakan jubah tanpa lengan dan disampirkan atau dikaitkan di bahu atau leher, bagian depan biasanya tak tertutupi semua sedangkan bagian belakangnya tertutupi jubah dengan sempurna yang di mana panjang jubahnya setara lutut atau lebih sedikit di atas lutut. 

Lalu ada semacam aksesoris agar menjadi pengait jubah. Aksesoris ini memiliki warna yang sama semua yaitu emas. Warna luar capelet cloak adalah hitam sedangkan warna dalamnya menyesuaikan dengan warna masing-masing asrama. 

"Hei Aalisha," panggil Gilbert setelah mereka melewati gerombolan kakak tingkat yang tengah menatap pada mereka lalu mulai bergosip.

"Apa?" sahut gadis itu ketika mereka mulai menaiki satu per satu anak tangga. 

"Kau tidak apa jadi bahan pembicaraan—"

"Tak penting. Mereka kurang kerjaan untuk membicarakan manusia sepertiku, mengapa tak bicarakan saja para Majestic Families atau lainnya?"

Setelah jawaban itu, tidak ada lagi obrolan antara mereka dan kini segera memasuki ruangan kelas yang sangat besar. Sudah banyak murid yang berada di ruangan kelas gabungan ini. Ya, mata pelajaran hari ini adalah kelas gabungan.  Ruangan kelas ini agak berbeda karena tempat duduknya seperti tempat duduk di pertunjukan teater atau opera. 

Kursi dan meja yang bersatu kemudian memanjang serta meningkat ke atas dengan satu meja dan kursi besar di depan kelas khusus pengajar agar semua murid bisa melihat pengajar mereka. 

Segera Aalisha dan lainnya menuju kursi mereka dengan Aalisha kebetulan dapat duduk di pinggir. Ia bisa melihat beberapa murid dari kelas lain yang entah mengoceh apa. Ada juga sekelompok murid yang mengelilingi beberapa murid tertentu. 

"Kau lihat yang di sana," ujar Frisca menatap pada sekelompok murid yang mengelilingi satu orang dengan jubah asrama Honey Orange, Sylvester. "Keturunan cabang Majestic Families."

"Pantas jadi primadona kelasnya," sahut Anila kemudian, "itu berarti yang di sana juga?"

"Ya, aku kenal dia karena bertemu kemarin di kantin." Gilbert berujar, "keturunan cabang di angkatan kita cukup banyak, sayangnya tidak ada keturunan utama."

"Bukankah kalau dari keturunan utama akan lebih heboh lagi? Oh ayolah, manusia seperti Killian saja dikelilingi banyak orang apalagi keturunan utama Majestic Families!" timpal Mylo menatap sinis pada Killian yang menaruh kedua kakinya di atas meja. 

Anila mengangguk sembari mengeluarkan buku catatannya. "Itu benar, tak kubayangkan jika keturunan utama ada di angkatan kita meskipun lebih heboh angkatan sebelumnya karena tiga keturunan utama." 

"Kenapa kalian begitu heboh hanya karena Majestic Families?" ucap Aalisha melihat jelas bagaimana wajah-wajah manusia yang memasang topengnya ketika berada di hadapan mereka yang lebih tinggi kastanya. 

"Kenapa kau malah bertanya?" sahut Frisca karena ia termasuk pengagum para Majestic Families. "Sudah jelas, jika mereka adalah pelindung dunia ini, banyak yang mengagumi mereka meskipun terlepas dari sifat angkuh dan sarkas mereka sih."

"Jelas sih jawabanmu." Sesaat manik mata Aalisha tidak sengaja bertemu dengan gadis keturunan cabang Majestic Families lalu dia tersenyum pada Aalisha yang Aalisha langsung membuang wajahnya.  

Kini ia menopang dagunya, memikirkan siapa kira-kira pengajar yang begitu mulia hingga mampu mengatur satu kelas yang berisi hampir 400 murid ini? 

"Tidak mengherankan," gumam Aalisha ketika kelas yang awalnya ribut itu kini mulai tentang dan seorang yang sangat Aalisha kenal mulai memasuki kelas. 

Beberapa terdengar kehebohan dari kaum wanita yang memuji pria di depan kelas mereka. Begitu juga dengan Frisca yang kini menarik-narik lengan Aalisha saking ia senang sekali melihat pengajar pada hari ini. 

"Gila, dia benar-benar tampan!" ungkapnya, "sialan, apa dia manusia?"

"Maaf, tapi semua lelaki yang kau temui sejauh ini selalu kau sebut tampan," sahut Aalisha yang sama sekali tidak membuat Frisca sakit hati malah gadis itu mengangguk cepat. 

"Tapi Aalisha, seumur-umur aku hidup, sesering-seringnya aku hadir di pesta dansa para bangsawan, tak pernah kutemui pria setampan dia! Apakah ketika para Dewa menciptakannya, dia terlalu banyak diberi ketampanan dan karismatik!"

Meski pemilihan kata yang digunakan Frisca begitu alay dan berlebihan. Aalisha tidak menyangkalnya sama sekali. Berada di akademi ini, ia sudah melihat berbagai manusia dengan penampilan mereka. Namun, terkhusus master Arthur dan lelaki gila dari asrama Gwenaelle hari itu. Mereka berdua seolah berbeda dan tercipta spesial oleh para Dewa.  

Pria itu berdiri di depan dengan keheningan terdengar ketika ia mulai memperkenalkan dirinya. "Namaku Arthur Hugo Ellard, mulai hari ini hingga setahun ke depan. Aku akan menjadi master kalian dalam mata pelajaran Sihir dan Mantra Dasar." 

Seperti biasanya, pakaian bangsawan yang begitu detail dan indah serta mewah. Tidak hanya itu, Arthur juga menggunakan ear cuffing di kedua telinganya. 

"Itu bukan nama aslinya," bisik Gilbert, "maksudku nama belakangnya, bukan nama aslinya."

"Benarkah? Kenapa dia sembunyikan nama aslinya?" ujar Mylo. 

Gilbert kembali menjelaskan dengan suara yang pelan. "Angkatan sebelum kita mengatakan jika master Arthur menyembunyikan marga aslinya. Alasan dia melakukan hal itu, tidak ada yang tahu. Namun, ada rumor yang berkata jika dia berasal dari Majestic Families."

Master Arthur menatap ke arah kursi Aalisha, jadi gadis itu berujar pada yang lainnya. "Dia menatap ke—"

"Jika kalian ingin membicarakanku silakan lakukan setelah kelas ini berakhir karena aku merasa penasaran dengan apa yang kalian bicarakan," ujarnya meski dengan suara tidak seseram profesor Reagan, tetapi auranya lebih mengintimidasi. "Baiklah, kelas akan kita mulai."

"Siap Master!" sahut kaum wanita di barisan lainnya. 

Aalisha menghela napas. Meskipun mengerikan, tetap saja manusia seperti Arthur akan disukai karena wajahnya yang begitu tampan, lalu rambut hitamnya dengan manik mata indah. Ia juga sangat memperhatikan penampilannya. Siapa juga yang takkan jatuh cinta pada pria sepertinya? 

"Tak kusangka, kau juga punya rahasia," gumam Aalisha. 

Setelah semua murid tenang dan hening. Master Arthur mulai menjelaskan materi pada hari ini. "Materi hari ini aku akan menjelaskan tentang sihir. Sihir sendiri terbagi menjadi dua, yaitu sihir dasar dan sihir lanjutan. Sihir dasar terbagi menjadi empat mantra. Pertama adalah mantra pertarungan dan pertahanan. Kedua, mantra perubahan. Ketiga, mantra penyembuhan. Keempat, ada mantra penyegelan

"Sedangkan sihir lanjutan dibagi menjadi beberapa mantra, seperti mantra pemanggil atau summoning technique, mantra perintah, dan masih banyak lagi. 

"Untuk kalian, di semester ini, kalian harus memahami sihir dasar terlebih dahulu karena sihir dasar inilah yang menjadi kekuatan kalian dalam sebuah pertarungan. Tidak masalah jika kalian kurang mampu menggunakan sihir lanjutan, tetapi sihir dasar, kalian harus bisa meskipun tidak sepenuhnya."

Maka master Arthur mulai menjelaskan akan keempat mantra dalam sihir dasar. Beberapa murid terlihat antusias mencatat seperti yang dilakukan Anila. Lalu ada yang hanya memperhatikan juga entah memperhatikan penjelasan atau malah wajah master Arthur? 

Di sela-sela penjelasan materi. Sesekali master Arthur melayangkan pertanyaan dan di luar dugaan jika cukup banyak yang mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Seolah-olah master Arthur tengah memberikan kuis berhadiah yang membuat mereka begitu bersemangat. 

Aalisha, jangan ditanya, ia sejak tadi hanya diam memperhatikan dan tak ada niat juga untuk menjawab pertanyaan. Sebenarnya untuk mencatat, ia juga mencatat, tetapi kebanyakan penjelasan yang master Arthur berikan sudah ia pahami jadi sangat malas untuknya mencatat hingga detail. 

"Di antara keempat mantra dasar, kenapa mantra penyegelan termasuk kategori tersulit dan tidak semua mampu menguasainya. Ada yang tahu?" Master Arthur kembali memberikan pertanyaan dan Anila mengangkat tangannya. "Ya, Nona Andromeda."

"Master, mantra penyegelan juga dijadikan mantra tingkat tinggi bahkan sampai menjadi mantra lanjutan karena selain kesulitan dalam menggunakannya, mantra ini sangatlah kuat. Dalam pertarungan jika tidak bisa mengalahkan lawan, maka pilihan lainnya adalah menggunakan mantra penyegelan yang secara dasar sangatlah rumit terlebih memerlukan neith yang besar. 

"Jika tidak mahir, maka akan sulit membuat segel yang sempurna bahkan mudah dipatahkan jika lawannya sangat kuat karenanya tidak semua orang mampu menggunakan mantra ini. Itu jawaban dariku Master."

"Bagus sekali Andromeda. Apa yang dijelaskan olehnya, sudah benar karena mantra ini sulit, meskipun termasuk sihir dasar, tidak semua orang mampu. Apalagi mantra penyegelan bisa dikatakan cukup rumit, jika hanya menyegel makhluk hidup sejenis hewan biasa, maka akan mudah. Namun, jika lawannya adalah manusia, monster, binatang magis, terutama iblis, maka segel yang digunakan sangatlah kuat dan rumit. Jika pengguna tidak mampu membuat segel yang sempurna maka segel tersebut bisa lepas atau dipatahkan oleh lawan. 

"Selain itu perlu diketahui bahwa mantra penyegelan dibagi menjadi dua, pertama penyegelan terhadap lawan dan yang kedua adalah penyegelan terhadap diri sendiri. Penyegelan terhadap diri sendiri adalah berupa segel yang dipasang ke individu itu sendiri untuk mengekang kekuatannya agar tidak lepas kendali. Bahkan beberapa individu menggunakan mantra ini agar mampu mengatur dan menstabilkan kekuatannya sendiri."

Semua yang di sana hening sesaat. Lalu salah satu anak dari kelas lain mengangkat tangannya. "Apakah ada risiko pada tubuh seseorang yang dikekang mantra penyegelan?"

"Tergantung, tetapi selama yang kuketahui … ada. Bahkan risikonya tidak main-main. Jadi semisal, individu yang sudah dipasang segel, maka kekuatannya akan diberi batasan atau telah memiliki batasan. Contoh mudahnya, jika batasan yang diberikan pada individu tersebut adalah 50% dari total kekuatannya, lalu individu itu menggunakan kekuatannya melebihi 50% maka segelnya akan aktif dan secara otomatis segel itu akan meredam kekuatan individu tersebut. Di titik inilah, individu itu akan merasakan sakit. Selain itu, ketika segelnya aktif, neith individu itu juga dipaksa untuk diredam."

"Sakit seperti apa yang mereka rasakan? Lalu parahnya bagaimana?" tanya murid itu lagi. 

"Tidak bisa didefinisikan, karena hanya individu itu saja yang tahu, tetapi ada beberapa ciri jika segelnya aktif, seperti seluruh tubuh sakit, badan terasa panas, mimisan, muntah darah, darah keluar dari mata atau telinga, kepala terasa sakit. Lalu parahnya, individu itu bisa tidak sadarkan diri, beberapa juga mengalami kejang, atau kemungkinan terburuknya jika seorang individu memaksakan menggunakan kekuatannya padahal segelnya aktif maka kematian akan menemuinya."

Hening kembali terdengar, mereka tidak bisa membayangkan jika ada manusia yang dengan senang hati dipasang segel di dalam tubuhnya. 

"Master, untuk apa ada seseorang yang mau tubuhnya dipasang segel? Bukankah artinya menyakiti diri sendiri?" tanya murid dari asrama Sylvester.

"Pertanyaan yang bagus. Hal itu tentu saja kembali pada tujuan segel itu dipasang. Jika kita dalam pertarungan melawan musuh, menggunakan mantra penyegelan agar mengekang mereka. Kalau menanam segel dalam tubuh manusia, bisa pikirkan untuk apa?" Master Arthur mulai melangkah ke depan kelas. "Bisa jadi karena kekuatan pada manusia itu sulit dikendalikan jadi harus diberi segel. Mungkin juga kekuatan individu tersebut begitu dahsyat dan demi menjaga kestabilan maka harus dipasang segel dan masih banyak alasannya. 

"Jika kalian tahu, teknik segel ini sudah biasa dikalangan Majestic Families. Karenanya para keturunan mereka dianggap ahli dalam menggunakan mantra segel. Bahkan tidak akan mengherankan jika seorang Majestic Families memasang segel di dalam tubuhnya sendiri."

Master Arthur memperhatikan wajah para muridnya, ada yang memperlihatkan ekspresi seolah baru tahu akan risiko menanamkan segel, lalu ada juga yang sejak awal sudah tahu seluk-beluk mantra penyegelan seperti mereka yang berasal dari keluarga cabang Majestic Families serta ada yang sejak awal malah acuh tak acuh. 

"Itu adalah materi tentang mantra dasar. Sekarang aku akan bertanya untuk mengetahui pemahaman kalian. Sebutkan satu mantra terlarang atau masuk ke kategori sihir hitam dan jika menggunakannya bisa mendapatkan hukuman dari kekaisaran? Angkat tangan kalian jika ingin menjawab."

Langsung saja satu kelas mengangkat tangannya semua. Mereka sangat antusias jika membahas mantra terlarang karena biasanya hal-hal yang mengerikan atau dilarang malah membuat orang-orang menjadi lebih penasaran. Oh tidak, Arthur harus mengoreksi perkataannya sendiri karena tidak semua di kelas ini mengangkat tangannya. Lihatlah hanya satu orang yang tak mengangkat tangan bahkan merasa tak peduli dan lebih memilih menopang dagunya sembari menatap tak tentu arah, gadis itu melamun sepertinya. 

Senyuman Arthur terukir kecil. Sudah ditemukan targetnya hari ini. "Kupilih gadis di depan Nona Andromeda, tolong jawab pertanyaanku, Nona Aalisha."

Hal itu membuat Aalisha langsung memelototi Arthur sedangkan para murid menurunkan tangannya dan kini menatap ke arah Aalisha. Beberapa berbisik karena sepertinya itu gadis yang akhir-akhir ini dibicarakan serta dalang dari orxium yang meledak. 

"Maaf Master, kenapa harus aku?" ujar Aalisha. 

"Tentu saja karena aku memilihmu."

"Aku tak mengangkat tanganku dan aku enggan untuk menjawab, lagi pula satu kelas ini mengangkat tangannya semua. Kenapa tidak mereka saja?"

Semakin saja para murid saling berbisik pada teman-temannya karena Aalisha yang rumornya berani pada kasta tinggi kini juga berani menyahuti master mereka padahal baru beberapa hari di akademi ini. 

Beruntung, kata mereka karena master Arthur tidak marah malahan tersenyum. "Dikarenakan itu aku memilihmu, satu kelas—"

Aalisha menginterupsi dengan cepat. "Maaf Master, kauuu— Anda bertanya karena hendak mengetahui pemahaman murid Anda. Satu kelas mengangkat tangannya jadi mereka lebih paham, bertanyalah pada mereka yang benar-benar ingin menjawab pertanyaan Anda, bukan aku."

Arthur baru hendak berujar lagi, salah satu murid menyahut dengan tatapan tidak suka pada Aalisha. "Dia benar Master Arthur, lebih baik Anda bertanya pada yang lain, yang lebih memiliki pemahaman dibandingkan dengan gadis itu."

Killian ikutan menyahuti, "Master lebih baik bertanya padaku saja daripada gadis yang hanya bisa mengoceh tidak jelas."

"Master Arthur, kita akan membuang waktu hanya untuk bertanya pada gadis kasta bawah yang tak paham etiket dan pemahaman akan mantra. Bukankah aku benar?" Semuanya beralih pada gadis yang diyakini sebagai garis keturunan cabang Majestic Families. Lalu mereka sangat setuju dengan perkataannya bahwa gadis bernama Aalisha itu benar-benar kasta bawah yang tak sopan. 

Senyuman Master Arthur terukir, ia tidak menyangka jika angkatan baru ini memiliki persamaan yang sama dengan angkatan sebelumnya. Betapa cerdas dan angkuhnya mereka. Ya, lagi pula takkan pernah berubah sifat-sifat itu jadi ia kembali menatap pada Aalisha yang sudah pasti gadis itu melayangkan kutukan berkali-kali padanya meskipun hanya dalam hati. 

"Aku memilih nona Aalisha karena kita di sini sama-sama belajar. Satu kelas ini mengangkat tangannya dengan artian mereka memiliki pengetahuan untuk menjawab pertanyaanku. Sedangkan aku penasaran bagaimana pengetahuan yang dimiliki Nona Aalisha untuk menjawab pertanyaanku. Jika pun pengetahuan Nona Aalisha tidak seperti yang lain, bukankah masih ada pengetahuan paling dasar akan mantra terlarang? Oleh karena itu aku ingin mendengar pengetahuan Nona Aalisha."

Di Athinelon, baru kali ini ada yang membuat perkataan Aalisha terbantahkan. Selain itu, pria bernama Arthur ini sangatlah pandai merangkai kalimatnya. Entah dia sengaja mengerjai Aalisha atau dia benar-benar sengaja untuk membuat kepala Aalisha pecah? Benci sekali Aalisha mengetahui tatapan meremehkan satu kelas ini. Serta tatapan Arthur yang seolah sudah memenangkan permainan ini. Benar sekali, semua makhluk di kelas ini sama saja, sangat menjengkelkan.

"Apa pertanyaan Anda tadi?" ujar Aalisha yang mengalah saja jika tidak, ia yakin esoknya sudah tinggal nama karena satu angkatan mengincarnya ketika malam hari—dibunuh maksudnya.

"Sebutkan satu sihir atau mantra terlarang yang kau ketahui?"

"Zahraeh Giedensera," ujar Aalisha yang sukses membuat satu kelas hening lalu mereka saling berpandangan karena tidak tahu mantra atau sihir apa itu. 

Betapa bodohnya gadis itu, apakah ia mengarang nama sihir terlarang karena tak tahu hendak menjawab apa? Anak kecil saja pasti tahu nama sihir terlarang, sedangkan gadis itu mengarangnya. Sungguh bagaimana bisa dia masuk ke Eidothea. 

Hanya saja, ketika menatap pada Arthur yang mereka kira akan sama bingungnya dengan mereka, ternyata master Arthur tertawa lalu memuji berkali-kali. "Bagus sekali Aalisha, bagus sekali, aku tak menyangka jika kau akan menjawab sihir itu. Bagaimana? Melihat wajah bingung kalian, aku rasa tak semuanya tahu mantra jenis apa itu ataukah ada yang tahu? Ada yang bisa membantuku untuk menjelaskan?"

Anila perlahan mengangkat tangannya dan menatap Aalisha sedikit tidak percaya, ya, ia sangat bingung juga karena Aalisha tahu akan mantra kuno dan sangat tabu itu. Bahkan sudah sulit dicari penjelasan dalam teori maupun sejarah karena penjelasan mantra itu begitu terlarang. Bahkan beberapa dokumen akan mantra itu disimpan di perpustakaan khusus kekaisaran agar tak ada yang menyalahgunakannya.

"Ya Nona Andromeda, silakan bantu temanmu."

"Maaf sebelumnya Master, aku hanya menjelaskan sepemahamanku saja karena pernah membaca sekilas di perpustakaan tempat ayahku bekerja. Jadi seperti yang disebutkan oleh Aalisha, mantra Zahraeh Giedensera merupakan mantra yang sangat kuno dan benar-benar terlarang serta tabu, jika diketahui ada yang menggunakan mantra itu, yah meskipun mustahil. Maka penggunanya akan langsung dihukum mati bahkan mayatnya harus dibakar hingga menjadi abu. Begitu juga dengan seluruh keluarga dan garis keturunannya, meskipun mereka tidak bersalah. 

"Sebenarnya Zahraeh Giedensera, mustahil digunakan begitu saja bahkan oleh seorang penyihir terkuat sekalipun. Karena mantra ini merujuk pada pemanggilan. Zahraeh Giedensera semacam gerbang yang menghubungkan dua dunia, Athinelon dan underworld. Pengguna mantra ini harus menggunakan grimoire khusus sebagai syarat utamanya, lalu melakukan pemanggilan terhadap gerbang Zahraeh Giedensera

"Dijelaskan dalam sejarah yang kubaca, ketika gerbang itu terbuka, penggunanya dapat memanggil dan mengendalikan 88 iblis tingkat tinggi dan 108 monster langsung dari neraka. Karenanya ini menjadi sihir paling gelap dan dilarang. Hanya itu yang kuketahui, Master."

Hening, sekali lagi kelas itu menjadi hening tidak hanya karena penjelasan Anila, tetapi mereka semua bingung dan bertanya-tanya, bagaimana bisa gadis kasta bawah itu tahu akan sihir gelap dan tabu sang Gerbang Zahraeh Giedensera?

"Tepat sekali yang dijelaskan oleh nona Andromeda jika Zahraeh Giedensera adalah gerbang yang menghubungkan dua dunia. Syarat untuk menggunakan mantra ini adalah menggunakan grimoire khusus yang sejak ribuan tahun lalu,  grimoire itu dikatakan menghilang dan tak pernah ditemukan lagi hingga sekarang. Pertanyaan terakhir sebelum materi lagi. Ada yang tahu nama grimoire dan asal muasal sihir tabu ini?"

Tidak ada yang tahu jawabannya bahkan Anila sekalipun karena seperti yang ia jelaskan jika sudah tak banyak lagi buku-buku yang menjelaskan sihir itu seolah lebih baik tidak diketahui oleh khalayak umum. 

"Tidak ada? Sayang sekali, bagaimana kalau kembali bertanya pada Nona Aalisha, kau tahu?"

Aalisha memutar bola matanya malas. Ia tahu jika Arthur secara pelan-pelan hendak membuat Aalisha menambah musuhnya di tahun pertama Akademi. "Death of Ophilucus nama grimoire-nya lalu penggunanya adalah Demosthenes Ophilucus. Demosthenes itu dulunya seorang kesatria tingkat bawah yang tiba-tiba ingin menjadi raja karena dia sering melihat kehidupan menyedihkan orang-orang di sekitarnya sedangkan dia berpikir jika raja saat itu, tidak begitu adil dan mampu membawa kejayaan. Namun, karena sejak dulu, Demosthenes tak punya kasta atau bukan berasal dari keluarga bangsawan jadi mustahil baginya mendapatkan tahta kerajaan. 

"Awalnya dia mendekati putri raja agar jatuh cinta padanya dan dia bisa menjadi pewaris tahta, tetapi sang putri sudah jatuh hati pada orang lain, lalu sang putri tak lama kemudian memiliki adik laki-laki yang akan menjadi pewaris tahta. Dikarenakan segala rencananya tak berhasil, suatu hari dia bertemu orang misterius yang memberikannya grimoire. Tak diketahui siapa yang memberikan grimoire tersebut, tetapi Demosthenes tahu bahwa grimoire itu begitu kuat. Hingga akhirnya dia memutuskan menggunakan kekuatan terlarang grimoire tersebut yang ternyata dapat meminjam kekuatan bangsa iblis. Akibat hal ini, Demosthenes jatuh dalam kegelapan dan bukannya mencapai tujuan awalnya yaitu kemakmuran, dia malah menghancurkan dan membawa kehancuran kerajaannya.

"Akhirnya kerajaan lain bekerjasama dengan seorang Majestic Families untuk membunuh Demosthenes, sayangnya dikatakan selama 8 tahun percobaan pembunuhan, mereka selalu gagal. 

"Dikatakan kalau Demosthenes sudah berkali-kali ditusuk jantung bahkan otaknya, dibakar, ditenggelamkan, tetapi dia masih hidup dan mampu berjalan dengan tegap. Tubuhnya juga terus-menerus beregenerasi layaknya bukan manusia. Jadi akhirnya mereka yang bertugas membunuh Demosthenes menargetkan grimoire-nya lalu mereka ketahui jika jantung asli Demosthenes ada di salah satu monster yang ia perintahkan maka diincarlah monster itu. Satu bulan setelahnya Demosthenes ditemukan mati. Setelah kejadian itu, tidak diketahui ke mana grimoire milik Demosthenes. Bahkan Majestic Families yang terlibat tak mengetahuinya."

Suara-suara di kelas terdengar karena cerita menyeramkan yang Aalisha jelaskan. Tak mereka sangka jika ada manusia gila yang seperti itu. Pantas saja pengguna mantra ini serta seluruh keluarga atau keturunannya harus dihukum mati dan dibakar setelahnya. 

"Penjelasan yang bagus, jadi itulah salah satu pengetahuan yang kita dapatkan. Bukankah sejak awal sudah kukatakan jika kita harus mengetahui pengetahuan dari setiap murid di kelas ini?" Mereka hening tak berani menjawab karena beberapa saat lalu mereka berani menghina Aalisha tak punya pemahaman. 

"Nona Aalisha, aku penasaran, dari mana kau tahu akan mantra itu padahal nona Andromeda berkata jika mencari informasi akan mantra itu sangat sulit apalagi dalam buku-buku sudah tak dijelaskan lagi."

Aalisha menopang dagunya, lalu tersenyum sinis. "Hah! Kupikir mantra itu diketahui semua orang sebagai pemahaman dasar? Ternyata kalian semua tidak secerdas seperti yang kubayangkan, sayang sekali."

Master Arthur tidak menggubris dan malah tersenyum karena melihat tatapan permusuhan beberapa muridnya pada gadis itu. 

"Kau sengaja mencari musuh?" ujar Anila agak mencondongkan tubuhnya. 

"Mereka duluan yang memulai, apa aku salah?" sahutnya. 

"Bagus Aalisha, kau hebat," sahut Mylo lalu menyodorkan tangannya untuk melakukan tos maka Aalisha lakukan. 

"Terima kasih."

"Kalian ini!"

Aalisha tiba-tiba teringat sesuatu lalu mengangkat tangan. "Hampir saja aku lupa mengatakannya Master, pernah tercatat dalam sejarah kalau Demosthenes sempat memiliki anak dari wanita tak jelas asal usulnya dan ada kemungkinan jika keturunannya itu akan membalaskan dendam ayahnya. Namun, catatan ini sudah ribuan tahun lalu dan hingga sekarang tak ada tanda-tanda akan kepastian hal itu. Berharap saja jika gerbang itu takkan pernah terbuka lagi karena akan menjadi bencana bagi kita semua. Itulah yang ingin kusampaikan, Master Arthur."

Semua menatap pada Aalisha yang terlihat menopang dagu dengan tangan kanan, lalu tersenyum simpul. Banyak yang tak suka dengan cara bicara gadis kasta bawah itu. Sedangkan Anila, Mylo, Gilbert, dan Frisca hanya bisa menghela napas karena sikap Aalisha. 

Sungguh seberapa banyak gadis itu diberi keberanian dan sifat nekat oleh para Dewa?

Master Arthur menatap Aalisha yang kemudian pria itu tersenyum tipis sambil bergumam, "anak itu memang seperti yang profesor Eugenius katakan …."

◇─◇──◇─────◇──◇─◇

Hola, prins Llumière di sini^^

Suka dengan kelas Sihir dan Mantra dasar?

Sejauh ini sudah ada tiga kelas yaitu Sejarah dan Geografi, Neith dan Nereum, kemudian Sihir dan Mantra Dasar.

Oh ya, kalian bisa follow Twitter gue yaitu PrinsLlumiere. Terus follow juga Tik Tok prinsllumiere karena gue sering buat video tentang The Arcanum of Aalisha^^

Kamis, 28 Juli 2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top