Chapter 12

Perlukah Aalisha memuji? Kini ia menatap pantulan cermin yang memperlihatkan dirinya terbalut seragam Eidothea versi Arevalous Dormitory. Subuh tadi, seragam sudah dikirimkan ke kamar masing-masing murid jadi para murid diwajibkan menggunakan seragam terkecuali di hari libur. Di Eidothea memiliki enam hari belajar dan satu hari libur di setiap Minggu. 

Seragam Akademi Eidothea sendiri terbagi menjadi empat jenis seragam: Normal Uniform, Training Uniform, Winter Uniform, dan Formal Uniform. Seragam-seragam ini sudah ada aturan kapan harus dikenakan. Lalu setiap  asrama memiliki model seragam yang sama, bedanya hanya pada ciri khas warna dari setiap asrama. 

Normal uniform yang menjadi seragam utama serta digunakan dalam pembelajaran sehari-hari. Normal uniform dibagi menjadi dua desain. Desain pertama digunakan pada hari senin—rabu sedangkan desain kedua digunakan pada hari kamis—sabtu.

Hari ini bertepatan dengan hari Rabu sehingga semua murid wajib menggunakan seragam normal (normal uniform) desain pertama. Desain ini terdiri dari kemeja putih, vest prussian blue, celana atau rok hitam, dan jubah dengan warna sesuai asrama

Kemeja memiliki desain dengan kerah spread kemudian single-breasted. Warna dasar kemejanya adalah putih. Garis tepi sepanjang kemeja serta kancing berwarna hitam. Kemudian lengan kemeja panjang dengan desain french cuff untuk mansetnya. 

Lalu vest atau rompi memiliki desain three buttons asymmetric dengan dua kantung dan tidak memiliki lengan. Warna dasar rompi adalah prussian blue dengan tambahan di sepanjang garis jahitan berwarna emas. 

Kemudian Celana dan rok. Bagi murid laki-laki, mereka akan menggunakan celana kain mencapai lutut dengan dua kantong celana. Lalu Celana mereka berwarna hitam. Sedangkan bagi perempuan akan diberikan celana yang sama seperti murid laki-laki dan rok bertipe knife pleated. Dikarenakan rok termasuk pendek maka murid perempuan wajib menggunakan kaos kaki panjang atau stoking. 

"Aku tak butuh rok," ujar Aalisha karena kini ia mengenakan celana serta berniat membakar roknya.

Sepatu atau boots. Para murid bisa menggunakan sepatu dengan jenis apa saja yang terpenting warna hitam, cokelat, atau warna gelap. Kebanyakan para murid menggunakan boots karena mudah ketika dalam pertarungan. 

Terakhir adalah Jubah yang panjang dan rata-rata melebihi lutut. Kemudian desainnya Shawl collar (kerah selendang) dan berlengan panjang lalu manset bertipe 2 button square cuff. Setiap jubah, warna luarnya adalah hitam dengan di sebelahnya kanan terdapat lambang masing-masing asrama. Sedangkan warna dalam jubah menyesuaikan asrama. 

Asrama Arevalous berwarna Raisin Purple, Faelyn berwarna Red Devil, Gwenaelle berwarna Silver Sand, Sylvester berwarna Honey Orange, dan Drystan berwarna Dark Spring Green

"Aneh, warna dari asrama Arevalous, warna favoritku? Apa Owen sengaja memasukkanku ke asrama ini, lalu master Arthur kenalan Owen dan dia ternyata kepala asrama. Bajingan kau Owen dengan semua rencana anehmu."

Maka Aalisha pun segera keluar dari kamarnya. Melalui cyubes-nya, ada pesan Damien kepada seluruh murid baru Arevalous untuk berkumpul di luar asrama karena ada tur singkat perkenalan akademi Eidothea. 

"Hey, Aalisha!" teriak Anila bangkit dari tempat duduknya begitu juga dengan Mylo. "Tunggu kami!"

"Kau bicara padaku?" sahut Aalisha dan langsung saja Mylo menepuk keras pundak gadis itu. 

"Dasar kau, kami menunggumu dari tadi dan itu jawabanmu!" 

Aalisha memutar bola matanya malas. "Terserah kalian."

"Omong-omong, aku tak melihat paket seragammu tadi pagi ketika kuambil paketku." Anila bangun cukup pagi, ketika ia membuka pintu ada paket yang berisi seragamnya. Ia melihat di depan pintu-pintu lain juga sama terkecuali pintu kamar Aalisha. 

"Sudah kuambil tepat ketika paket itu sedetik muncul di depan pintuku," sahut Aalisha enteng padahal itu kebohongan belaka. 

Kini ia harus berhati-hati pada Anila karena gadis itu cukup peka dan memperhatikan sekelilingnya dengan jeli. Sangat mencerminkan seorang keturunan Andromeda. 

"Ah begitu."

Semua murid baru sudah berkumpul di barisan, beberapa pasang mata tengah menatap ke arah Aalisha begitu juga beberapa kakak tingkat yang melewati Aalisha. Mungkinkah karena Aalisha menggunakan celana? Apa itu sangat dipermasalahkan atau ada hal lain? Bodo amat, Aalisha tak perlu memikirkan hal tidak berguna seperti itu. 

"Dia kecil sekali, sangat imut seperti keponakanku."

"Jarang sekali, angkatan baru  perempuan menggunakan celana karena rata-rata kepikiran pakai rok."

"Itu hak dia, tutup mulutmu."

"Maafkan pemikiranku ini, tapi kalau pertarungan bersama terus dia mendapat lawan kakak tingkat, apa tidak kasihan karena bisa saja dia terluka atau lebih parahnya patah tulang?"

"Hei, ingat gosip dari Orly yang berkata ada gadis pendek yang angkuh? Apa itu dia?"

"Dia berasal dari keluarga apa?"

Baiklah, Aalisha jadi kesal karena rata-rata membicarakan fisiknya. Oh ayolah! Apakah mendapat hukuman jika semisal Aalisha memenggal kepala mereka satu per satu? 

"Bisakah kalian pergi! Suara kalian bahkan mengalahkan suaraku!" teriak Damien yang membuat mereka bergegas pergi. 

****

Akademi Eidothea memiliki banyak fasilitas serta sangat lengkap. Dimulai dari ruangan belajar, laboratorium, gudang persenjataan, tempat berlatih yang dibagi-bagi lagi menjadi tempat latih pedang, latih fisik, lapangan panah, pelatihan menunggangi kuda, dan masih banyak lagi. Selain itu ada juga menara biologi, menara astronomi, perpustakaan yang sangat besar serta lainnya yang cukup membuat pusing jika harus mengingatnya secepat ini. 

Akademi ini juga memiliki dua kantin dan ruang makan bersama dengan seluruh murid serta para pengajar maupun staf. Kantin pertama sangat dekat dengan ruang makan bersama yang letaknya di kastil akademi. Sedangkan kantin kedua berada di rumah pohon yang letaknya di luar kastil akademi atau tepatnya di bagian sebelah barat kastil. Di bawah kantin rumah pohon ini berjajar meja dan kursi untuk tempat makan. Biasanya kantin kedua menjadi tempat favorit para murid untuk menongkrong.

Akademi ini memiliki jam makan sebanyak tiga kali dalam sehari. Jam makan pagi sekitar pukul tujuh, jam makan siang pukul satu, dan jam makan malam sekitar pukul enam atau tujuh. Para murid bisa makan bersama di ruang makan atau jika malas, bisa makan dari asrama masing-masing. Makan di asrama, para murid bisa meminta bantuan pada Orly yang bertugas untuk mengantar makanan mereka ke asrama walaupun cara ini agak lambat karena lebih didahulukan mereka yang makan langsung di ruang makan bersama. Selain itu, para murid bisa memasak makanan atau minuman mereka sendiri di dapur asrama. 

"Kantin kedua sering menjadi tempat berkumpul kakak tingkat populer, jadi angkatan baru setiap tahunnya jarang ke sana, yaaa mereka pastinya agak risi." Seorang gadis berujar pada Aalisha, Anila, dan Mylo. Lalu gadis itu memperkenalkan dirinya, "namaku Frisca Viviana Devorez, salam kenal."

"Aku Anila Andromeda, dia Mylo Cressida, dan Aalisha," sahut Anila kemudian. 

"Ah, haloo." Ia melambaikan tangannya singkat pada Aalisha yang tak menyahut dan hanya memutar bola matanya malas.

"Jangan ambil hati, dia memang suka begitu," sahut Mylo, "jadi kita tak bisa ke kantin kedua?"

"BISALAH! TAPI YA HARUS SIAP-SIAP JADI SOROTAN KAKAK TINGKAT!" sahut Gilbert yang entah datang dari mana. 

"Haruskah kau berteriak? Telingaku budek jadinya!"

Gilbert tak mempedulikan, ia malah mendekati Aalisha lalu disapanya dengan berbunga-bunga. "Halo Aalisha, tidurmu nyenyak, aku kurang tidur karena sangat antusias untuk hari ini. Hmmm, harus bagaimana aku biar nyenyak tidur nanti malam."

Aalisha tersenyum singkat. "Kau bunuh dirimu, maka kau akan tidur dengan sangat nyenyak."

Damien mulai menjelaskan tentang sistem pembelajaran di akademi ini. Sudah diketahui jika dalam seminggu ada enam hari pembelajaran dan satu hari libur. Dalam satu kelas biasanya terdiri dari 25 hingga 30 murid, lalu satu kelas itu akan dicampur berbagai murid dari kelima asrama yang ada. Satu angkatan biasanya memiliki delapan kelas atau paling banyak mencapai sepuluh kelas. Hal ini menunjukkan betapa banyaknya murid dalam satu angkatan. 

Ruangan kelas yang digunakan oleh para murid akan berpindah-pindah sesuai dengan mata pelajaran mereka, jadi setelah menggunakan ruangan kelas maka mereka harus segera keluar karena ruangan itu akan digunakan murid kelas lain. Kemudian ada ruangan-ruangan  bertipe khusus, sehingga para murid harus mendapat izin menggunakan ruangan tersebut dari pengajar atau profesor yang memegang kendali atas ruangan itu. 

“Jika semisal, pengajar atau profesor yang bersangkutan tak kunjung kalian temui, kalian bisa menemui Kepala Asrama kalian untuk meminta surat izin, jika tidak juga maka terakhir harus menemuiku sebagai Wakil Kepala Asrama,” jelas Damien. 

“Bagaimana kalau kita tidak sengaja menghancurkan barang di dalam kelas itu? Apa mendapat hukuman?” Anila bertanya. Ia sangatlah rajin karena mencatat setiap poin penting yang Damien jelaskan sedangkan Mylo dan Aalisha enggan melakukannya, ah bisa saja mereka meminta catatan Anila. 

“Tergantung dari pengajar yang memegang kebijakan ruangan tersebut. Kalian bisa diminta untuk ganti rugi atau mendapat hukuman.”

“Apa ada batasan dalam menggunakan ruangan-ruangan itu?” Kini seorang lelaki berkacamata terlihat bertanya juga. 

“Ada yang iya dan ada yang tidak. Beberapa ruangan diberi batasan sampai jam berapa boleh digunakan, lalu ada ruangan yang selama 24 jam boleh digunakan. Salah satu ruangan yang 24 jam boleh digunakan itu, ruang latihan III, karena biasanya ada yang suka berlatih di sana bahkan ketika malam hari.”

"Apakah ada penjaganya ketika kita menggunakan ruangan tersebut?" Akhirnya Aalisha mengeluarkan suaranya yang membuat beberapa murid menatap padanya. Gadis itu cukup kecil atau sarkasnya dia sangat pendek jadi beberapa murid harus membukakan jalan agar Damien bisa melihat siapa yang bertanya padanya.

"Penjaga?" Damien berpikir sejenak. "Oh paham, ada ruangan tertentu yang dijaga oleh para Orly meskipun mereka tidak memperlihatkan wujud mereka ketika ada yang menggunakan ruangan tersebut. Untung saja kau bertanya, hampir lupa kuberitahu. Jadi setiap jam malam, terutama pukul sebelas ke atas, di dalam kastil hingga sekitaran kastil utama akan ada Orly yang berkeliling jadi tolong jangan berkeliaran tidak jelas jika tak ada kepentingan. Karena kalau ketahuan berkeliaran maka akan dimarahi atau parahnya diberikan hukuman."

Penjelasan selanjutnya adalah tentang sistem pembelajaran, ada yang disebut kelas biasa dan kelas gabungan. 

Beberapa mata pelajaran menggunakan sistem kelas gabungan, di mana semua kelas atau satu angkatan akan digabung di dalam ruangan yang sama untuk belajar dan ada satu pengajar di dalamnya. Hal ini dikarenakan ada tipe pengajar yang ingin langsung mengajar secara keseluruhan. Dalam satu Minggu, bisa satu ada dua kali kelas gabungan. 

“Bukankah itu malah akan mengundang keributan?” Anila kembali bertanya yang membuat Mylo serta Aalisha merasa bosan karena gadis itu yang begitu cerdas. Kapan tur ini akan selesai? Aalisha sudah merasa lelah apalagi sejak tadi, ada saja murid lain yang menatap padanya.

Yaps, tentu saja karena pastinya akan terjadi perdebatan di kelas gabungan itu. Jika satu kelas saja bisa sekitar 25 murid, apalagi kelas gabungan yang bisa sekitar 300 murid, kalau dipikir-pikir pasti akan kewalahan. Apalagi angkatan di atas kalian, angkatan itu termasuk paling heboh kata beberapa profesor karena di angkatan itu rata-rata dari keluarga ternama bahkan keturunan utama Majestic Families ada di sana.” Semua murid mengangguk, mereka paham apa yang Damien maksudkan. 

“Namun, biasanya pengajar yang menggunakan kelas gabungan, sangatlah seram karenanya mampu mengajar satu angkatan dan profesor ini tipe yang sering sibuk jadi tak punya waktu banyak kalau harus mengajar satu per satu, makanya dia lebih memilih kelas gabungan. Contohnya saja, profesor di angkatanku, profesor Florence Tennyson Rosemary.

“Bagaimana orangnya?” tanya Mylo.

“Kau coba buat dia kesal, maka kepalamu akan lepas.” Damien tersenyum kemudian, “aku bercanda, tak ada yang benar-benar kehilangan kepalanya, tapi sebisa mungkin jangan buat dia kesal.”

“Apa setiap pengajar seram?” cicit seorang lelaki berkacamata.

“Tidak juga, mereka punya kepribadian masing-masing. Oh, lalu setiap pengajar memiliki aturan mereka sendiri dalam kelas, kalian harus memperhatikan aturan-aturan itu kalau ingin lulus di mata pelajaran yang bersangkutan.”

Setiap pengajar atau profesor memiliki peraturannya masing-masing dalam kelas yang mereka ajar. Biasanya di awal pertemuan akan mereka bahas, jika tidak dibahas, mereka akan membagikan semacam aturan-aturan kelas ke cyubes masing-masing murid. Aturan itu biasanya seperti: Waktu maksimal keterlambatan, lalu para pengajar atau profesor menetapkan ketidakhadiran atau absensi sebanyak empat kali, ada juga yang hanya tiga. Jadi jika lebih dari itu akan mendapat hukuman. Selain itu aturan akan waktu pengumpulan tugas, penilaian tugas, dan lainnya. Biasanya mereka akan memberikan poin kepada masing-masing individu murid, jika poin mereka sangat rendah maka bisa tidak ikut ujian.

“Dengarkan aku, ini yang terpenting! Ada dua poin penilaian di akademi ini, pertama poin nilai masing-masing individu yang sudah kujelaskan tadi, lalu poin asrama. Poin asrama ini dihitung atau dinilai berdasarkan keseluruhan murid di asrama. Jadi jika kalian berbuat hal buruk atas nama asrama, maka poin akan dikurangi untuk nama asrama juga. Para pengajar juga sering memberikan poin asrama kepada murid asrama yang aktif dalam kelasnya. Biasanya di akhir semester akan diumumkan asrama terbaik. Sehingga aku mohon kerjasamanya untuk kalian semua agar menjaga nama baik asrama kita.”

“Damien!” Gilbert kembali berujar, “itu artinya, benar dong kalau persaingan antar asrama sering terjadi?”

“Sebenarnya profesor Eugenius berkata jika persaingan itu tak baik karena kita sama-sama murid Eidothea, tetapi tetap saja, hal ini tak bisa berubah bahkan hingga 100 tahun ke depan. Apalagi banyak kaum bangsawan di akademi ini yang kita tahu, mereka suka memandang berdasarkan kasta. Jadi tinggal bagaimana kita cerdasnya untuk bersaing sehat dengan asrama lain.

“Gunanya dibuat asrama agar mempermudah mengorganisir para murid, apalagi di sini muridnya bisa mencapai ribuan. Penempatan para murid juga setara, tidak memandang asal maupun nama keluarga. Jika kalian tidak akrab dengan anak asrama lain, minimal tahu keberadaan anak asrama kalian sendiri.”

Akademi ini terlalu luas sehingga tidak jarang, beberapa murid bisa saling tak mengenal terkecuali murid tersebut sangat aktif, berasal dari keluarga terpandang atau asalnya dari Majestic Families. Sebenarnya tidak ada aturan yang melarang para murid dari asrama berbeda untuk berbaur karena akademi menganggap semua asrama setara. Namun, tetap saja, kasta seolah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan. Para murid sering membeda-bedakan dan menganggap asrama mereka masing-masing lebih unggul dari yang lain. 

Mereka tidak selalu bersahabat bahkan persaingan sengit juga tak bisa dihindari. Selain persaingan antar individu, persaingan antar asrama juga sangat panas. Terlebih lagi, jika dari asrama mereka, ada salah satu Keluarga Terpandang atau Keturunan Majestic Families. Makin saja mereka besar kepala dan merasa paling tinggi dibandingkan asrama lainnya.

“Adakah pertanyaan?” ujar Damien.

Mylo mengangkat tangannya lalu berujar, “adakah profesor yang paling baik di sini, atau semuanya seram?”

Suara tawa terdengar kemudian. Terlihat seperti pertanyaan konyol, tetapi mereka semua sebenarnya ingin tahu juga jawaban pertanyaan itu. 

“Ada,” sahut Damien, “profesor paling baik dan disayang oleh sekolah ini adalah profesor Eugenius. Kalian akan tahu segera, alasan mengapa ia menjadi kepala akademi terbaik, sepanjang akademi ini berdiri.”

Benarkah? Aalisha tidak mempercayai hal itu. Mana ada di dunia ini makhluk ciptaan Para Dewa yang begitu baik, bahkan malaikat saja, ada yang berkhianat pada Pencipta-Nya. Lalu mengharapkan manusia di Athinelon yang sangat hina ini? Sungguh lelucon.

“Satu pesan dariku. Aku tahu jika sulit bagi kalian untuk berbaur apalagi kalian dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang berbeda-beda, tetapi setidaknya, kalian harus mengenal satu atau dua orang di asrama ini atau akademi ini. Ada kasus beberapa tahun lalu, seorang murid mati tragis dan tak ada satu pun anak di angkatannya mengenal murid itu. Bukankah itu menyedihkan? Jadi carilah teman yang bisa kalian percaya dan mereka percaya pada kalian juga. Baiklah, kalian boleh bubar dan lakukan kegiatan yang kalian mau sebelum besok mulai belajar. Terima kasih.”

Menyedihkan? Aalisha hendak tertawa lepas. Ia rasa Damien kurang melihat bagaimana busuknya dunia ini. Ya, beberapa manusia pasti berpikir jika setidaknya harus ada satu atau dua manusia yang mengenalnya. Sehingga jika suatu hari dirinya mati, maka akan ada yang menangis untuknya. 

Aalisha takkan menyangkal perasaan itu karena siapa yang tidak mau ditangisi oleh orang lain yang artinya keberadaannya diketahui dan dianggap berharga? Namun, ada beberapa titik membuat seorang Makhluk Hidup berpikir jika lebih baik keberadaannya tidak pernah dikenal dan diketahui atau sekalian saja— tak pernah lahir ke dunia ini. 

Yoshaaa!! Akhirnya selesai juga!” teriak Mylo. 

“Lepaskan,” sahut Aalisha risi karena Mylo merangkulnya. 

“Oh ayolah kau ini kenapa? Mari kita ke kantin bersama, kau tak takut apa kalau mati tanpa ada yang tahu?”

“Harusnya aku yang bertanya begitu … eh, eh Anila!” ujar Aalisha karena ditarik oleh Anila. 

“Mari tinggalkan si cerewet itu,” ujarnya mengabaikan Mylo yang terus-menerus mengoceh. 

Dari kejauhan, mereka tak sadar jika seorang pria tengah memperhatikan mereka sembari meminum secangkir teh dengan aroma yang begitu wangi. Di dekatnya ada buku cerita berjudul The Antagonist Queen yang baru saja ia selesaikan beberapa saat lalu. “Sepertinya angkatan ini akan sama bersinarnya dengan angkatan sebelumnya.” 

“Apa Anda ingin tambah tehnya lagi?” ujar seorang Orly bernama Tamerlaine.

“Tentu, tentu saja, aku sangat suka tehnya,” sahut profesor Eugenius.

“Apa yang membuat Anda bahagia hari ini?”

Profesor Eugenius terkekeh kecil, “ya, harus kuakui bahwa pandai sekali dia bermain di atas panggungnya,” ujarnya menatap pada buku cerita tersebut.

◇─◇──◇─────◇──◇─◇

Hola, ketemu lagi dengan gue^^

Bagaimana dengan chapter ini? Aalisha akan mulai menjalani kehidupannya di Akademi Eidothea! Apakah dia bakal bertahan?

Akademi Eidothea adalah satu-satunya bangunan yang berdiri di tanah Elysian dengan artian di wilayah ini, tidak ada bangunan atau rumah masyarakat. Sehingga wilayah ini memang didedikasikan untuk Akademi. Bisa bayangkan sebesar apa Akademi ini?

Akademi ini juga punya beberapa desain seragam, hal ini karena para pendiri akademi yang dikenal juga sangat memperhatikan fashion. Menarik ya!

Tidak sabar untuk bertemu kelas-kelas di akademi ini. Bagaimana pembelajaran mereka nanti?

Oh ya, ada height comparison para tokoh yang sudah muncul nih~

Alasan kenapa Aalisha diejek pendek^^ Awas loh kepala kalian dipenggal karena ngatain Aalisha juga.

Terus ada satu kalimat dari Profesor Eugenius untuk para pembaca, "scientia ipsa potentia est."

Prins Llumière

Kamis, 21 Juli 2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top