Bonus - 2

(18+)

Rezky (˘_˘")

"Oke urus club dengan teliti. Saya nggak mau ada keributan lagi seperti minggu kemarin!!!" ucapku keras kepada staf keamanan RezkyBar milikku. Entah kenapa di malam minggu ini aku malas pergi ke club.

Oke perkenalkan namaku Rezky Abdi Negara.

Kagak kenal? Hahaha nggak gaul.

Aku hadir jadi pemeran pembantu di cerita menye-menye ala sahabatku si Kim, terus nyelip bentaran juga di cerita Jodohku Ruwet. Untung cuma sebentar di cerita itu, jiwaku masih sedikit normal untuk tidak ikut keruwetan ala mereka.

Tadinya aku mau protes kenapa orang setampan diriku kagak dibuatin cerita sama si cantik Mounalizza, tetapi berhubung sekarang dibuatin kagak jadi deh protes. Kasihan si cantik yang satu itu, kudoakan semoga banyak yang suka sama cerita ini. Mudah-mudahan pasanganku di sini memenuhi syarat. Secara citraku dari awal sudah dibuat sedikit negatif sama si cantik Mounalizza.

Tadinya nih, sekedar bocoran yah  si cantik Mounalizza mau masukin aku untuk sequel Mark dan Dalilah. Tapi dengan tegas aku menolak. Enak aja masa gue mau dibuat karakter tukang selingkuh gangguin Dalilah. Wah bisa-bisa ceritaku kagak ada yang baca, belum lagi hujatan dari para markonah lovers. Lagipula aku bukan tukang gangguin bini orang. Sekalipun dia adalah kasih tak sampai diriku. Semoga kamu bahagia dengan Mark Princess Dalilah. Aku sudah ikhlas ditinggal Dalillah dan berharap di cerita ini hadir Princess terbaru.

Makanya dengan tegas aku minta dicariin karakter baru. Wanita cantik, memenuhi syarat pilihan seorang Rezky gitu. Masa kagak bisa. Pasti bisalah si cantik Mounalizza ini. Kepinginnnya sih dia yang jadi pasanganku, bisa-bisa ditendang sama lakinya juga. Hahaha oke lanjut lagi.

Malam minggu ini aku lagi malas kemana-mana. Berdiam diri di apartement mungkin solusi bagus. Nggak tau kenapa lagi jenuh dengan kebisingan club. Banyak wanita sih di sana, tapi entah kenapa lagi mau menikmati kesunyian. Yaa sambil ditemani satu hawa boleh juga sih.

Ngomong-ngomong kemana nih hawa-ku belum hadir.

Rezky : mana bonusnya?
Kim : sabar aku sih udah kabarin. Tunggu aja. Kamu tumben maunya di apartement? Biasanya hotel?
Rezky : aku malas jalan. Bosan.
Kim : makanya berubah. Dasar pria brengsek!!!!

Senyum bahagia seperti biasanya selalu hadir di wajahku. Kimberly sahabatku ini selalu saja kesal jika aku meminta bonus, anehnya ia selalu mencarikan aku bonus.

Kalian tahu tidak maksud kata bonus? Itu hanya istilah untuk para wanita yang selalu menemaniku. Menemani dan menjamuku dengan keahliannya. Ku rasa kalian sudah cukup mengerti arah pembicaraanku. Mereka tidak selalu harus dibayar. Terkadang kami memang melakukannya atas dasar saling membutuhkan.

Namanya juga kebutuhan.

Sekilas tentang diriku. Aku pria lajang berumur 28 tahun. Status single tapi tetap dikelilingi wanita. Banyak bilang aku seorang pemain, entahlah manusia suka sekali memberi judul itu kepada sifatku. Sebenarnya aku hanya senang bermain dengan wanita dalam konteks keduanya sama-sama diuntungkan. Tapi yah terserah orang menilai seperti apa.

Membuat pembenaran hanya seperti mencari muka bagiku. Aku sudah punya muka tampan so tidak perlu mencari muka.

Aku anak ke tiga dari tiga bersaudara. Ke dua kakakku adalah perempuan, mereka berprofesi dokter sama seperti papaku. Mereka berdua sudah menikah dan keduanya menetap di dua kota besar Indonesia. Sementara aku lebih menyukai menyendiri. Tinggal dengan papaku yang juga seorang dokter membuat aku juga sama kesepiannya di sana. Papaku jarang pulang karena seminar dan segala macam jadwal operasi yang selalu menjadi prioritas utamanya. Tetapi bukan berarti aku tidak dekat dengannya.

Aku hanya sedang berusaha mandiri dan mencari kenyamanan dengan hidup sendiri.

Sepertinya aku berbicara terlalu banyak. Untuk kali ini aku sedang malas membicarakan keluarga. Nanti saja lah.

Saat ini aku sedang merebahkan diri di sofa besar apartement. Menikmati tontonan berita televisi. Aku baru saja membersihkan diri dan sekarang sedang menunggu teman bonus ku. Biasanya Kimberly memilih Laura untuk menemaniku. Dia tahu hanya Laura yang selalu membuatku puas. Laura satu paket lengkap istimewa. Aku merasa aman dan tidak masalah jika kali ini memang Laura. Karena itulah aku memberanikan diri mengundangnya ke sini.

Ke ranah pribadiku.

Ting tong.

Panjang umur Laura sedang dibicarakan dan dia sudah datang. Aku segera berjalan penuh semangat ke arah pintu masuk.

Ceklek.

"Permisi."

Siapa dia? Seorang wanita manis dan terbilang cantik sedang berdiri dengan senyuman ke arahku.

"Permisi, hello selamat malam dan selamat menikmati malam minggunya mas."

Oke sepertinya dia salah menekan bel. Tapi apa iya tetangga di samping? Jelas-jelas mereka sepasang suami istri yang sedang mengalami konflik. Dipastikan tidak akan mengundang seorang tamu.

Tetangga di depan atau samping lainnya tidak mungkin. Mereka anti menerima tamu. Kenapa aku jadi memikirkan tetangga? Pikirkan Rezky siapa wanita ini?

"Permisi. Ampun baru kali ini hendak bertamu tetapi cuma dianggurin. Wah apakah aku semenarik itu? Apa ini konflik tok tok salah alamat? Atau memang konflik kekaguman yang terselubung."

Ini wanita kenapa? Apa yang sedang ia bicarakan?

Aku melirik keadaan lorong. Sepi dan tidak ada siapapun. Siapa dia dan sedang apa dia di depan pintu? Kubiarkan ia menatapku.

"Permisi kamu yang namanya Rezky Abdi Negara bukan sih?" tanyanya lagi.

Dari mana dia tahu namaku? Dilihat dari tampilannya dia bukan pengantar makanan atau penagih hutang.

Eits.., kapan aku punya hutang. Seorang Rezky gitu looh.

Oke mari kita cari tahu siapa dia. Penampilannya sangat santai. Mengenakan celana jeans panjang dan kemeja berwarna putih. Wajahnya sangat manis dan kuakui dia cantik alami. Tanpa foundation atau cream magic senjata para wanita.

Apa dia pengelola apartement?

Tapi ada urusan apa datang di hari sabtu ini? Ah memangnya aku ada masalah dengan pihak apartement?

"Yailah lama amat loading-nya. Ya ampun sebegini berdampak apa yah kedatanganku? Wah sungguh anugerah. Seenggaknya wajahku nggak sial-sial amat. Sepertinya kutukan pada wajahku mulai surut. Nggak sia-sia mandi kembang tujuh rupa dari tujuh mata air di tujuh kecamatan kujalani. Nggak sia-sia nasihat Bu Sita."

Oke sepertinya dia terlalu berisik untuk sekedar berdiri di depan pintu apartement. Pembicaraannya sangat meracau.

"Kamu Rezky bukan? Yah ampun cakep-cakep ko planga-plongo aja sih? Ini boleh masuk kagak? Ah sungguh kejadian ini harus diabadikan. Princess Maimunah dikacangin, hoi aku boleh masuk kagak?" aku mengangguk bingung. Entahlah aku terlalu tersihir oleh ucapan demi ucapan yang ia lontarkan.

"Iya aku Rezky." jawabku pelan.

"Oke aku Muna. Aku yang akan menggantikan Laura. Selama malam ini aku akan membersihkan wilayahmu." setelah itu ia mendahuluiku masuk ke dalam.

Wilayahku? Apa ini lebih spesial dari Laura? Kenapa Laura tidak memberi kabar? Bahkan Kim tidak memberi tahu bonus terbarunya?

"Oke tuan dari mana aku harus mulai?" tanyanya santai sambil meneliti ruangan tempat aku bersantai sendiri. Matanya terus mengitari seisi ruangan.

"Tuan Rezky dari mana aku harus memulainya? Oh ini sungguh malam minggu terunik yang pernah aku alami." sepertinya dia sangat suka berbicara.

"Muna, boleh aku panggil seperti itu?" dia mengangguk dengan senyum ceria.

"Aku biasa dipanggil itu. Tapi kalau kamu mau memanggil aku dengan Maimunah tidak masalah. Keduanya mempunyai makna yang mewakili diriku. Pernah sih ada yang salah panggil aku Nabila Syakieb tapi segera aku klarisifikasi demi kelancaran jalan hidupku dan dampak negatifnya bagi kelangsungan kehidupan di muka bumi." aku mengangguk pelan.

Mengangguk?

Rezky ada apa dengan dirimu?

Kenapa kamu mengangguk. Apa pita suaramu telah dicuri oleh wanita ini? Entahlah aku hanya tidak siap menghadapi wanita dengan kekuatan mulut ala batere alkaline ini berbicara.

Tidak Rezky,kamu harus bisa menguasai medan. Ini ranah kekuasaanmu. Tunjukan jamuan spesialis ala Rezky.

"Kamu sudah mandi?" tanyaku to the point. Penjelasan dia sebelumnya sangat basa-basi, kalahkan dirinya Rez.

"Sudahlah. Aku mandi sehari bisa empat kali." apa itu penting ia jelaskan?

Baiklah mungkin ia ingin mempertegas jika ia wanita bersih. Tidak begitu buruk. Aku suka keharuman alami seorang wanita bukan modal victoria secret semata. Selama ini aroma seperti itu hanya sesaat. Aku kurang menyukainya. Tapi ya mau bagaiamana lagi.

"Kamu sudah mandi? Jika sudah seluruh wilayahmu akan aku bersihkan."

Apa? Dia mau memandikan aku? Sekalipun itu Laura aku tidak akan pernah mau berbagi kamar mandi. Hei aku memang senang bermain di atas ranjang tapi tidak akan biarkan berbagi gemericik air. Itu hanya untuk istriku.

Kenapa aku jadi memikirkan istri? Ke arah sana saja belum terlintas.

"Hmm kalau dilihat dari penampilan tampaknya kamu sudah bersih kinclong. Duh ampe kaya pake rapika. Tidak ada cela lecak disekitar tubuhmu, bahkan niat kesana saja kamu belum pantas dibilang lecak." tanpa malu dia mendekatiku dan meneliti pakaianku. Bahkan menepuk-nepuk seolah debu menempel di pakaianku.

Menarik.

"Oke baiklah dimana saya bisa mendapatkan sapu?"

"Hah?" jawabku bingung.

"Mau ngapain?" tanyaku menegaskan.

"Yah mau ngapain lagi selain beraksi. Apa kamu tidak suka aku memakai sapu? Atau alat yang lain? Apakah terjamin?"

Sapu? Darimana asal pemikiran wanita ini? Merayu pria menggunakan sapu? Apa dia mau memerankan cerita Inem Pelayan Sexy?

Oke cukup kreatif. Laura tidak punya banyak inisiatif dalam berfantasi. Ini menarik.

"Hei Tuan Rezky dimana sapu dan alat pembersih lainnya?" dia berkacak pinggang. Kuamati terus postur tubuhnya. Pinggulnya cukup kenyal untuk aku pukul dan ku rumas.

Kenapa aku jadi gerah yah?

"Muna?" jawabku serak.

"Kita langsung saja yah? Aku sedang malas berfantasi." jawabku sambil menahan nafas. Aku mendekatinya menarik pinggang mungilnya. Postur tubuhnya tidak terlalu tinggi, tetapi cukup bisa kujangkau.

"Baiklah kalau kamu mau langsung. Aku bisa bermain cepat, tenang saja higienis dan kebersihan tetap terjaga. Aku kira kamu tidak akan membantu. Jarang-jarang aku dapat costumer berbaik hati seperti kamu. Biasanya mereka memerintah dengan sangat galak. Bahkan yang terakhir kemarin aku sempat dilempar sapu sama dia. Udah gitu bonusnya hanya sebuah parcel buah dengan berat yang sangat menyusahkan, tapi tenang saja Muna ini manusia ikhlas dengan segala rezeki yang diberikan. Aku akan terima dengan lapang dada apa yang kamu berikan. Muna kamu sungguh baik."

Dia bicara apa sih? Apa dia biasa menjawab dengan penjelasan tak penting. Kuhitung waktu diatas dua menit setiap dia menjawab.

"Kamu tidak suka memang jika kita bermain bersama?" aku merapikan anak rambut di sekitar wajahnya. Dia menepis dan mundur dua langkah.

"Maaf di mana sapunya? Haduh susah amat menahan godaan. Gini-gini biar kata sering berdekatan dengan pria aku suka tergoda. Hahaha Muna tahan." dia berjalan sendiri ke arah dapur sambil berkicau.

"Kamu serius mencari sapu?"

Fantasi macam apa ini?

"Apa kamu mau aku memakai alat yang lebih modern. Aku menyukai yang tradisional. Lebih nendang dan kepuasan sangat terasa. Efeknya bisa berhari-hari, untuk hal seperti ini aku terbiasa konservatif. Memang sih jaman sekarang banyak diantara kita yang menyukai keprakstisan, tapi tidak menjamin kepuasan. Hanya ilusi sesaat. Muna bahaso lo."

What..? Oke ini lebih dari menarik. Ini unik.

"Kamu tidak masalah jika aku memakai sapu? Bahkan aku bisa menjangkau tempat tersulit jika memakai sapu?"

Apa-apa? Tempat tersulit? Dengan sapu? Dikira gue kucing kampung maling ikan?

Oke ini sedikit tidak wajar. Mendengarnya saja kenapa aku terasa ngilu. Fantasi macam apa yang sedang ia perankan?

"Loh kenapa duduk? Tadi katanya sudah tidak sabar." tanpa sadar aku menutup bagian pahaku dengan bantal kecil. Entahlah aku takut membayangkan sapu ada diantara permainan kami.

Posisi apa ini Rezky? Kenapa kamu seperti perjaka ting-ting lugu. Sialan nih cewek.

"Aku tidak suka dengan fantasi menggunakan sapu? Kemarilah Muna." pintaku tegas, sabar Rezky kamu bukankah ahlinya menguasai kaum hawa.

Sapu sialan!!!

"Ya sudah kita mulai dengan yang lain saja. Apa piring di dapur dan perlengkapan lainnya sudah beres?"

Hah? Apa lagi ini?

Piring?

"Oh tanganku sudah tak sabar menggunakan keampuhan sabun pembersih. Kamu tidak masalah jika aku memakai sabun racikan buatanku? Ini standar kebersihan tidak hanya diakui dibadan kesehatan negara tapi sudah dapat tanda tangan dari dunia kebersihan seorang Maimunah? Ya memang tidak penting sih tapu sangat dianjurkan kamu mempercayainya karena dijamin setelah malam ini niscaya malam-malam berikutnya kamu akan merindukan racikan sabun ala Muna."

Apa?

Dia bicara apa?

Sabun racikan?

"Aku jamin semua yang ada di sini akan kembali cerah bersinar mempersona tiada tara." ucapnya sekali lagi. Aku merebahkan diri sambil memijat pelipisku.

Mendadak otakku malas berfikir.

Fantasinya terlalu berlebihan.

"Di mana kamar mandinya? Aku mau ganti kostum?"

Oke dia cepat tanggap. Baiklah tidak terlalu buruk.

"Di sana." tunjukku ke arah kamar mandi di samping pantry.

"Apa kamu akan berdiam diri di sini saja? Ini malam minggu tuan. Untuk pria setampan dirimu mustahil tidak mempunyai pacar."

Apa ini bentuk dari cara ia merayu? atau bagian dari sekenario permainannya? Oke Rezky kenapa kamu hampir mirip dengannya?

"Kan ada kamu." kataku pelan sambil tersenyum manis. Kuharap ia bisa luluh.

"Ah ngimpi apa aku ada seorang pria tampan yang bersedia menemani Princess Muna. Sungguh anugerah. Mandi kembang mata air tujuh kecamatan. Bu Sita sungguh bisa membuka auraku." jelasnya riang.

Cantik. Mataku kenapa tersihir melihat bibir cerewetnya? Bahkan kosakatanya sudah memasuki level alay nan lebay. Tetapi bibir itu seperti memanggilku.

"Baiklah aku ganti kostum dulu yah." secepat kilat aku berdiri dan menarik tangannya. Tubuh kami saling bertubrukan. Tanpa ragu aku menarik pinggangnya dan memeluk posesif.

Kuakui feromon miliknya berbeda dari semua wanita yang pernah dekat berada denganku. Aroma parfume-nya sangat unik. Aku suka. Tanpa sadar aku mengendus di sekitar atas rambutnya.

"Tidak perlu berganti kostum aku suka seperti ini. Rambutmu sangat harum." aku suka wanginya. Parfume apa ini?

Jangan-jangan iya memakai pelet atau semacamnya.

"Ini racikan alami ala dunia Maimunah. Kamu tahu bahan-bahan alami aku olah secara tradisional dan memang menghasilkan wangi berbeda. Tahan lama dan tidak membuat iritasi kulit. Makanya biarpun aku mengeluarkan energi berlimpah rasa harum tubuhku tetap berbeda."

Oke cukup ocehan darinya.

Cup.

Saatnya Rezky bertindak. Aku mulai melumat bibir ramainya. Bibirnya terasa lembut dan menghanyutkan. Aku menyukainya. Terlebih rasa manis permen secara tidak langsung ia bagi denganku.

Plak.

What? Dia menamparku. Oh bukan hanya menampar tapi mendorongku.

Catat, mendorong!

"Kenapa kamu menciumku? Oh apakah ini efek dari suara indahku? Tapi maaf aku tidak bisa diperlakukan semudah itu. Wah ternyata aku bisa berkata bijak."

Terlalu banyak omong.

"Muna?" tanyaku tanpa ragu kembali memeluknya erat. Kupaksa wajahnya menatapku.

"Bukankah malam ini memang tugas kamu menemaniku?" mataku menatap lekat matanya.

"Cukup bermainnya Princess aku sedang tidak berminat basa-basi." ku gigit daun telinganya. Dia berusaha berontak tapi dapat kuatasi. Tubuhnya justru semakin menempel denganku.

"Aku mau sekarang Muna." bisikku parau. Aku menginginkannya.

Matanya tiba-tiba menatapku bingung. Aku tahu ia merasakan bagian bawahku yang sudah bereaksi. Entahlah aroma tubuhnya membuat gairahku bangkit begitu saja.

"Kamu kok?" tanyanya penasaran, perlahan matanya turun ke arah bawahku. Dasar bodoh. Kenapa ia bertingkah lugu?

Kring.. Kring..

Suara kencang menggelegar itu mengagetkan diriku. Dering yang sangat menyebalkan. Siapa yang memasang dering ponsel sekencang itu?

"Maaf itu ponselku." dia mendorongku dan bergegas membuka tas yang ia bawa. Tarik nafas Rezky. Ini hanya iklan sesaat sebentar lagi kita bisa bermain. Sekalipun bermain menjadi penjaga pintu tol akan kuturuti. Aromanya sungguh membuatku suka.

"Iya Laura aku sudah berada di sini. Hmm.. Hmm.." ia sedikit menjauhi ku. Bahkan ia semakin berjalan ke arah pantry. Matanya sesekali melirik diriku. Entahlah tatapan matanya sangat menyelidik.

"APA?" teriakannya membuat ku penasaran. Apa yang sedang Laura bicarakan?

"Jadi maksud lo tugas gue harus itu?" tanyanya panik. Ia menatapku dengan mata lebar menandakan ia terkejut. Oh lihat mata itu tanpa malu turun ke arah celanaku. Kenapa aku jadi dibuat bingung oleh dirinya?

Kimberly sialan!!! Siapa dia?

TBC.
Sabtu, 26 Desember 2015
-mounalizza-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top