Kisah 1 :: Tentangnya
Pagi-pagi sekali rumah Abidzar sudah ramai. Seluruh anggota keluarganya berkumpul pada pagi hari ini. Suatu momen yang langka karena mereka biasanya menghabiskan waktu sesuai dengan jadwalnya masing-masing. Namun, khusus pada tanggal ini, tanggal 5 di setiap bulannya, keluarga Abidzar akan berkumpul bersama. Kalau Abi menyebutnya sih, Raga. Rapat keluarga. Tidak ada sebutan khusus dari mereka, hanya Abidzar saja yang iseng memberikan julukan pada keluarganya itu.
Ah, sepertinya Abidzar perlu menjelaskan sesuatu, tentu mengenai keluarganya. Bisa dibilang, keluarganya mempunyai kemampuan khusus. Tidak semuanya, hanya keturunan dari keluarga ibunya. Mereka memang sudah diwarisi turun-temurun sejak ratusan tahun yang lalu. Kemampuan khusus yang mereka miliki pun berbeda-beda. Abidzar hanya ingin menyebutkan keluarga intinya saja.
Sang ibu, memiliki kemampuan bisa melihat masa depan melalui mimpi. Di dunia mereka saat ini, orang seperti ibunya sangatlah banyak dan tersebar di seluruh belahan dunia, ibunya saja memiliki komunitas khusus dengan kemampuan yang sama. Tugas mereka sangatlah rumit, mereka yang bertugas menjaga keseimbangan dunia melalui mimpi masa depan mereka, termasuk mengatasi segala macam kekacauan yang ada khususnya di daerah mereka. Jangan tanya ke mana ayah Abi, beliau sudah wafat beberapa tahun silam dan beliau merupakan manusia biasa yang kebetulan berjodoh dengan ibunya. Dan kini, kepala keluarga dipegang oleh ibunya.
Abi tiga bersaudara dan ia merupakan anak bungsu. Kakak pertamanya laki-laki, kemampuannya bisa melihat makhluk yang tidak bisa dilihat, kalau orang lain menyebutnya mungkin indigo. Tugas Kakak pertamanya adalah menolong dan mengarahkan arwah yang tersesat. Kakak keduanya perempuan, kekuatannya ada di tangan. Bukan untuk memukul tapi memasak. Cita rasa yang dihasilkan oleh tangan kakaknya selalu berhasil menghipnotis manusia biasa. Makanya sekarang kakaknya sangat sukses dengan membuka rumah makan sederhana. Dua kakaknya itu tidak pernah punya misi khusus. Hanya dia dan ibunya di keluarga ini yang memiliki misi khusus.
Terutama Abidzar. Abi jelaskan sedikit, ia memiliki kemampuan membaca hati manusia. Dengan kemampuannya ini, Abi bisa melihat mana manusia yang benar-benar tulus dan mana manusia yang tidak. Jadi, semua isi hati manusia bisa ia dengan hanya dengan menatap matanya, tapi tenang. Tidak ada yang tahu kemampuan khususnya ini. Mereka memang disembunyikan dan tertutup, tidak boleh ada manusia yang tahu kemampuan mereka, kecuali jodohnya. Ya, seperti sang ibu dan sang ayah. Mereka harus membaur dengan manusia biasa. Oleh karenanya, setiap kemampuan dari mereka tidak boleh ada manusia biasa yang tahu.
Omong-omong tentang rapat keluarga alias raga, mereka berempat sudah berkumpul di meja makan, tepat di jam 8 pagi setelah sarapan. Semuanya terduduk diam, meski dua kakaknya tidak memiliki misi khusus, tapi mereka tetap diamanahi untuk melakukan tugasnya dengan baik. Makanya Abi seringkali merasa kalau rapat keluarga di setiap tanggal 5 adalah hal yang paling mengerikan, karena pasti ada misi yang akan ia kerjakan entah dalam waktu berapa lama. Seperti yang pernah Abi lakukan, ia disuruh menjadi murid SMK untuk menangkap bandar narkoba yang ternyata adalah salah seorang guru di sana. Sampai-sampai murid-murid di SMK itu mengira kalau Abi adalah seorang agent mata-mata. Walaupun sebenarnya memang ia bekerja sama dengan mereka.
"Sudah siap?" Suara tegas ibunya tidak pernah berubah. Setiap bulan, di tanggal 5 ibunya selalu memulai rapat dengan dua kata tadi.
Tidak pernah ada jawaban dari anak-anaknya. Hanya berupa anggukan mantap. Karena setelahnya, sang ibu akan menjelaskan berbagai macam, mulai dari review kerja mereka dan pokoknya macam-macamlah. Sampai Abi merasa kalau sebenarnya ia bukanlah remaja berusia 18 tahun biasa, melainkan budak corporat. Bedanya, ia tidak digaji tapi mendapatkan uang saku.
Setelah selesai mendengarkan petuah ibunya serta cerita dari kakak-kakaknya, tinggallah Abi sendiri. Biasanya ia tidak bercerita, melainkan langsung diberi misi oleh ibunya walaupun beberapa bulan belakangan misinya kecil-kecil saja sih, bahkan bulan kemarin, ia bisa bersantai. Tidak ada misi khusus untuknya. Namun, melihat raut wajah sang ibu saat ini, Abi tidak yakin kalau kali ini pun ia tidak mendapatkan misi apa-apa.
Dan benar saja, ibunya langsung menatap matanya dengan tatapan tegas. Sangat berbeda dari ibu yang biasanya.
"Abi ... mulai Minggu depan kamu pindah sekolah." Abi diam saja, tapi dalam hati, ia sudah jengan. Entah berapa kali dalam setahun ini ia sudah pindah sekolah. Tergantung misi yang akan ia jalankan.
"Sampai lulus nanti, kamu tetap di sekolah itu. Bunda berjanji, setelah ini kamu nggak akan pindah-pindah sekolah lagi. Kali ini misi kamu panjang dan berat. Awalnya Bunda nggak mau menerima misi ini, tapi dari pimpinan hanya kamu satu-satunya dari keluarga kita yang bisa menjalankannya." Sang ibu menjelaskan.
Tipikal ibunya yang selalu menjelaskan di awal sampai ia mengerti.
"Kamu sudah tahu sendiri, sekarang ini angka kelahiran dan pernikahan turun drastis. Indonesia yang awalnya berada di garis normal semakin menyamai negara-negara lain seperti Korea dan Jepang. Dari pimpinan memaksa untuk remaja seperti kamu mulai mengenal apa itu cinta sejak dini. Tidak peduli dengan larangan yang ada, misi kamu selanjutnya adalah membuat teman-temanmu jatuh cinta. Hanya sampai jatuh cinta. Karena sekali mereka jatuh cinta, semesta akan menghendaki mereka akan merasakan hal yang sama berkali-kali."
Misi yang sama sekali tidak terduga. Abidzar pikir misinya tetap berhubungan dengan tindak kriminal di mana ia bisa membantu para aparat untuk melihat kejujuran mereka sang tersangka. Siapa sangka Abi malah mendapatkan misi seperti ini. Bagaimana caranya membuat remaja sepertinya jatuh cinta? Apakah ia bisa melaksanakannya? Sial sekali, keluarga ini tidak pernah menolak misi yang pimpinan berikan. Memang sungguh sialan.
"Abi ... Gimana?"
"Ini susah, tapi Abi coba lakukan. Abi ngerti kalau misi seperti ini nggak bisa kita tolak." Abi jelas menjawabnya dengan lesu.
Tidak ada hukuman apabila ia tidak menyelesaikan misinya, hanya saja pamor keluarganya mungkin akan jatuh ke dasar jurang, karena selama ini keluarga besarnya selalu sukses melaksanakan apa pun misi yang pimpinan berikan.
Mendengar Abi yang terlihat lesu, kedua kakaknya mengusap bahu Abidzar. Mencoba untuk menghibur. Terkadang mungkin mereka merasa bersalah karena selalu Abi dan ibunya yang memiliki misi khusus yang besar. Sedangkan mereka hanya perlu menjalankan tugasnya masing-masing saja. Namun, mereka bisa apa? Bukan mereka yang menakdirkan hal seperti ini terjadi. Semuanya sudah kehendak Tuhan lalu Abidzar hanya bisa menjalankannya sekuat tenaga.
Semoga saja ia bisa.
"Rapat bulan ini, hanya sampai di sini. Bunda tunggu hasil kalian di bulan depan."
Semua bubar. Kecuali Abi dan ibunya. Ibunya yang melihat Abi lesu seperti itu hanya bisa menguatkan. Bukan maksudnya juga membuat Abi seperti ini. Ia hanya menerima perintah dan sebagai bawahan yang baik serta bertanggung jawab ia lakukan semua ini meskipun harus mengorbankan sang anak.
"Maafin Bunda, ya. Kalau kamu harus ngelakuin ini semua. Bukan mau Bunda seperti ini. Dan kita juga nggak bisa apa-apa, semua penghasilan Bunda dari apa yang Bunda lakukan sekarang."
Ah, iya. Abidzar baru ingat. Bahwa keluarga mereka sangat tergantung dengan misi dan tugas yang ia jalani. Termasuk bunda yang saat ini bekerja di pemerintahan khusus. Apalagi sejak tiadanya sang kepala keluarga. Abidzar hidup berkecukupan seperti sekarang adalah berkat mereka semua. Meskipun pada akhirnya ia harus menerima kalau semuanya juga akan menjadi tanggungjawabnya.
3 Sep 2024
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top